NovelToon NovelToon
Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta pada Pandangan Pertama / Fantasi Wanita / Reinkarnasi
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yun Sia, gadis yatim piatu di kota modern, hidup mandiri sebagai juru masak sekaligus penyanyi di sebuah kafe. Hidupnya keras, tapi ia selalu ceria, ceplas-ceplos, dan sedikit barbar. Namun suatu malam, kehidupannya berakhir konyol: ia terpeleset oleh kulit pisang di belakang dapur.
Alih-alih menuju akhirat, ia justru terbangun di dunia fantasi kuno—di tubuh seorang gadis muda yang bernama Yun Sia juga. Gadis itu adalah putri kedua Kekaisaran Long yang dibuang sejak bayi dan dianggap telah meninggal. Identitas agung itu tidak ia ketahui; ia hanya merasa dirinya rakyat biasa yang hidup sebatang kara.
Dalam perjalanan mencari makan, Yun Sia tanpa sengaja menolong seorang pemuda yang ternyata adalah Kaisar Muda dari Kekaisaran Wang, terkenal dingin, tak berperasaan, dan membenci sentuhan. Namun sikap barbar, jujur, dan polos Yun Sia justru membuat sang Kaisar jatuh cinta dan bertekad mengejar gadis yang bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Pagi menyapa istana Lang dengan sinar yang jujur. Tiada kesibukan berlebihan, tiada wajah pucat yang berteriak. Selir Xu tidak muncul di jamuan sarapan; kabarnya ‘kurang enak badan’. Tak ada penyelidikan, tak ada gelombang. Hanya satu kursi kosong yang terasa ane lebih sunyi dari sebelumnya.

Yun Sia duduk di antara Kaisar dan Permaisuri, menyantap bubur hangat sambil menggerakkan rusa kayunya di atas meja seperti ia tengah mengajaknya berjalan. A-yang duduk beberapa bangku dari mereka, memperhatikan dari jauh dengan mata yang hanya tampak santai. Mochen berada dekat pilar, juga tampak santai. Liyan menata jadwal, juga tampak santai.

Yun Sia menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya, lalu mengangkat mata pada A-yang dan tersenyum kecil. Senyum itu tidak berkata apa-apa, tetapi A-yang menghela napas lega seperti seseorang yang baru saja memeriksa luka yang tak jadi ada.

Setelah sarapan, Permaisuri mengajak Yun Sia berjalan di taman dalam. Mereka menyusuri kolam ikan koi, membicarakan hal-hal kecil tentang warna favorit, tentang bunga yang dulu sering dipetik, tentang keramik yang pecah dan ditempel ulang. Yun Sia mendengarkan dengan mata penuh, menyelipkan pertanyaan-pertanyaan kecil seperti menanam biji di tanah baru.

Di sudut taman, seorang pelayan muda menjatuhkan nampan. Piring beradu, pecah. Ia menangis, ketakutan oleh bayang-bayang hukuman. Yun Sia berjongkok, memungut pecahan keramik, dan tersenyum pada pelayan itu. “Tidak apa-apa. Lain kali pegangi lebih dekat ke dada. Benda yang jatuh karena jauh dari jantung biasanya lebih mudah pecah.”

Pelayan itu terkesiap, mengangguk, dan pergi dengan mata berkilat.

Sore hari, A-yang mengajak Yun Sia menunggang kuda kecil di halaman belakang—bukan resmi, bukan upacara. Hanya angin, rumput, dan langit yang terlalu luas. Yun Sia tertawa setiap kali kudanya melompat kecil, dan A-yang menahan tali kekang dengan tangan yang sudah terbiasa memegang nasib banyak orang, kini memegang sesuatu yang jauh lebih rapuh dan berharga.

“Jangan terlalu kencang,” kata A-yang.

“Kenapa?” tanya Yun Sia

“Karena jatuh sakit rasanya lebih buruk dari jatuh cinta,” jawabnya kering.

Yun Sia tertawa, dan kudanya menurut perlahan, seolah mengerti lelucon manusia.

"Ayang!"

"Hm?"

"Aku tidak mau di tinggal pergi, jika kau pergi aku ikut ya" ujar Yun Sia

"Apa kau tidak suka disini?" tanya A-yang

"Suka jika ada ayang, tapi jika tidak ada. Aku tidak suka" jawab Yun Sia

"A-yang terdiam lalu tersenyum kecil, "Baiklah tuan putri kau akan ikut kemanapun aku pergi"

"Ayang kamu mulai nakal, jika kamu kekamar mandi aku juga harus ikut?" goda Yun Sia dengan wajah polosnya dan itu membuat A-yang memerah malu.

---

Malam kembali turun. Lentera kembali menyala. Dan di sudut yang sama, Selir Xu duduk menatap cermin, pucat yang tak bisa disembunyikan bedak. Ia mengingat kata-kata yang tak seharusnya terdengar semalam, dan untuk pertama kalinya, ia merasa ditatap oleh sesuatu yang lebih tua dari permusuhan.

Ia tidak tahu bahwa rasa pahit di lidahnya telah berpindah tempat. Ia tidak tahu bahwa keheningan di istana adalah tangan yang lebih kuat dari jerat. Ia hanya tahu satu hal, siapa pun gadis itu, ia bukan mangsa.

Di kamar kecilnya, Yun Sia meletakkan rusa kayu di meja, menepuk kepalanya seolah berterima kasih. Ia mengganti pakaian, duduk di tepi ranjang, dan untuk sesaat, membiarkan bahunya jatuh lelah yang jujur.

A-yang mengetuk pintu dan masuk dengan segelas teh hangat. “Minum.”

Yun Sia menerima dan menyesap. “Manis.”

“Karena malam tidak perlu pahit,” jawab A-yang ringan.

Yun Sia tersenyum. Ia menaruh cangkir, berdiri, dan tanpa kata, menyusup memeluk lengan A-yang dengan cara yang sangat kekanak-kanakan.

“Capek?” tanyanya lembut.

Yun Sia mengangguk, pipinya menyentuh kain jubah. Lalu ia mendongak, mata bening bening yang menyimpan langit, petir, dan hujan dalam satu lingkar.

“Aku baik-baik saja,” katanya.

A-yang menepuk punggung tangannya. “Aku tahu.”

Di luar jendela, angin bergerak seperti bisik-bisik. Di dalam kamar, dunia mengecil dengan cara yang indah dua manusia dan sebuah rusa kayu yang menjadi saksi bahwa kekuatan tidak selalu berbunyi, dan kemenangan tidak selalu meninggalkan bekas.

Malam merayap, tetapi tidak mencakar. Ia hanya menutup, seperti selimut tipis.

Dan untuk saat itu hanya untuk saat itu Yun Sia membiarkan dirinya menjadi gadis kecil yang pulang, bukan putri yang harus berdiri.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
detik detik menuju MP
Iyus Iyus
bagussssssss
Ilfa Yarni
Yun dia walaupun hidup di hutan dia pintar dan cerdas
Ilfa Yarni
ternyata kaisar romantisnya dgn kata yg tepat
Ilfa Yarni
hmmm puitis skali semoga mereka langgeng ya
Wulan Sari
ceritanya semakin kesini semakin menarik lho semoga semua di akhir cerita ini bahagia happy end semangat 💪 Thor salam sukses selalu ya ❤️👍🙂🙏
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
gak ada yg sadar kah, Mochen bilang suka Wang Jia 🤭🤭
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
lempar ke laut aja ayah kaisar 🤣🤣
Cindy
lanjut kak
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, acaranya belum selesai, tapi udah dilamar aja🤭
Ilfa Yarni
akhirnya yunsia diangkat jd putri mahkota
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
sabar ya Mochen🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/ kasian amat Liyan🤣🤣
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
ternyata Yun sia putri yg hebat dia menuntaskan pengkhianat kerajaan dan dibantu ayang dan kaki tgnnya
kaylla salsabella
wah rusa kecil seperti nya ada penghuninya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduh🤣/Facepalm/ merah lagi dah tuh pipi ayang/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!