Berakhir Di Aku

"Hal apa yang serius Pi?'' tanya Rayan pada Hanan.

"Ternyata soal hasil visum kamu itu, hanyalah rekayasa. Dan adegan video awal yang di ambil memang kamu dengan seseorang yang di jebak oleh pelaku agar ia melakukannya ke kamu. Beruntungnya, orang itu tidak mau melakukannya. Dan di video selanjutnya, dua orang yang di duga mirip kalian sedang melakukan hubungan menjijikan itu.''

Rayan bergidik ngeri! Sejelek-jeleknya dirinya, ia masih berpikir waras untuk menyukai seorang perempuan.

"Syukurlah, Pi! Akhirnya papi tahu kalau aku masih normal!'' kata Rayan.

"Tapi masih tetap ada yang mengganjal Yan. Pelaku dan korban yang di jadikan tumbal itu, sekarang sedang di penjara. Papi masih menyuruh orang untuk mencari tahu orang itu.''

"Siapa Pi? Barangkali aku tahu?''

"Namanya Mahendra Kuswara, itu yang papi dengar saat Boy mengobrol dengan temannya. Dia juga membahas perawat kamu yang papa tebak itu adalah Falya. Dan...papi rasa...pria yang di penjara itu, orang tua Falya. Tapi Papi belum bisa memastikan sebelum bukti-bukti itu ada di tangan papi.''

"Boy?'' tanya Rayan  membeo. Hanan yakin sang putra tak percaya jika sahabatanya sekaligus asistennya itu berkata demikian. Bagaimana kalau Arrayan tak sejalan jika dirinya mencurigai Boy?

"Yan, papi mencurigai Boy dengan banyak alasan.'' Arrayan hanya mengangguk pelan.

"Sejak awal kamu kecelakaan, papi  memintanya untuk menyelidiki kasus yang menimpamu. Juga dengan video yang tiba-tiba saja muncul ke publik. Beruntung ahli IT kita bisa meredamnya.''

"Aku percayakan sama papi. Setelah aku keluar dari sini, aku akan usahakan semuanya agar secepatnya terungkap.'' Hanan mengangguk setuju. Kondisi Rayan belum sepenuhnya pulih. Bisa saja ia bergerak dengan menyuruh orang-orangnya. Tapi saat ini, Rayan maupun Hanan tak tahu anak buahnya masih berpihak padanya atau musuhnya.

"Jadi, mulai saat ini papi harap kamu bisa jaga jarak dengan Boy. Entah urusan pribadi maupun pekerjaan. Kalau ada apa-apa, kamu bilang ke papi saja. Biar orang-orang kepercayaan Papi yang akan melakukannya untuk mu.''

"Iya Pi!'' sahut Rayan. Hanan meninggalkan Rayan di ruangannya lagi. Pemuda itu mencari tahu sosok Mahendra Kuswara, namun sepertinya sosok itu bukanlah kaum menengah ke atas yang mudah di dapatkan informasinya.

Falya pernah cerita kalau papanya di penjara karena menghamili kakak angkatanya. Apa jangan-jangan....?

Otak Rayan tiba-tiba saja mengaitkannya pada keluarga Falya.

Tapi papi tadi kan bilang gadis yang merawat ku anakanya lelaki yang di tumbalkan, jadi benarkah papanya Falya korban dari kebiadaban orang itu??Monolog Arrayan.

Arrayan mencoba menghubungi Falya lagi, namun gadis yang ia hubungi sedang sibuk di dapurnya untuk mempersiapkan makan malam.

"Kak, ada bed cover yang baru ngga?'' tanya Gio pada kakaknya yang ada di dapur. Falya menoleh pada adiknya.

"Memang bed cover mu kenapa?Kakak sudah laundry semua, ada di kamar setrika'' jawab Falya.

"Kak, Gio cuma...''

"Apa? Nyiapin buat malam pertama? Dih...perutnya Celin sudah ada isinya tuh!'' sindir Falya. Ia meletakkan sodet nya di samping wajan. Setelah itu ia mematikan kompornya.

Gio menatap sang kakak yang pergi meninggalkan dapur dengan wajah murung. Entah kenapa ada perasaan bersalah yang Gio rasakan. Padahal hanya pertanyaan sederhana, bed cover baru! Seingatnya, almarhumah mamanya pernah membeli beberapa set sebelum beliau berpulang.

Falya masuk ke kamarnya dan bersandar di belakang pintu. Ia berusaha untuk menenangkan hatinya yang seharusnya tak perlu marah apalagi mengucapkan kalimat sindiran sekasar itu pada adiknya.

"Sabar Falya...sabar!!'' kata Falya mengelus dadanya. Ia mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia memejamkan matanya sambil terus mengatur nafasnya.

"Mama beli beginian banyak amat sih? Mau jualan?'' tanya Falya kala itu.

"Eh...jangan salah Ya. Barang sepele begini, kalau ngga ada bingung lho! Apalagi kamu udah dewasa Ya, bentar lagi nikah. Barang remeh begini, ada fungsinya juga!'' jawab sang mama.

"Nikah?? Pacar aja ngga punya, gimana mau rencana menikah'' kata Falya.

"Kamu yang ngga mau di pacari, padahal banyak cowok yang suka sama kamu.''

"Udah ngga jaman pacar-pacaran Ma. Banyak mudhorot nya. Mending pacaran habis nikah heheheh'' sahut Falya. Mamanya hanya tersenyum tipis mendengar prinsip putrinya yang tak mau pacaran. Padahal sejak masih di bangku sekolah, banyak yang menyatakan perasaan pada Falya.

"Mama doain semoga kamu segera dapat jodoh yang tepat Ya!'' kata mamanya sambil membereskan barang-barang itu.

Falya menghapus air matanya saat selesai mengingat obrolannya dengan almarhumah mamanya dulu. Gadis itu melangkah keluar dari kamarnya menuju ke kamar mamanya. Ia membuka kamar orang tuanya itu lal menutupnya lagi.

Matanya langsung  tertuju pada atas lemari di mana beberapa bed cover dan koper ada di atas sana. Falya mengambil bangku dan di seret ke depan lemari. Ia berjinjit agar dapat menjangkau bed cover yang nyaris berdebu itu.

Sekali tarik, bed cover itu pun terjatuh. Falya turun dari bangku lalu membersihkan plastik pembungkusnya. Falya membuang nafas sesaat.

"Ma, bukan aku yang pertama kali memakainya. Tapi Gio dan istrinya!'' monolog Falya.

Sebagai seorang kakak perempuan, tentu tak mudah di jika 'di langkahi' adik lelakinya. Terlebih, adiknya masih sangat belia. Dan pernikahan itu terjadi karena 'kecelakaan'. Siapa yang tak sedih sekaligus sakit????

************

Terimakasih