NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 ~ Danau

 Zira baru masuk mobil namun ia sudah mendapatkan tatapan dingin dari Gaffi yang membuat ia merinding.

Zira sudah duduk di kursi mobil dan pintu mobil pun langsung dikunci oleh Gaffi .

" Glek " , Zira menelan air liurnya .

" Kenapa lagi sih ni orang ? , serem banget " , batin Zira seraya memalingkan wajahnya ke luar jendela .

Zira menunggu Gaffi melajukan mobilnya namun Gaffi malah terus memperhatikan nya .

" Ayo berangkat nunggu apa lagi ? " ajak Zira seraya menatap Gaffi sekilas dan tatapan Gaffi masih sama ia terlihat dingin sedingin kulkas 2 pintu .

" Kenapa tadi gak angkat telpon Abang ? " , tanya Gaffi yang terus menatap Zira .

" Oh jadi karena itu " , batin Zira yang baru mengerti.

" Itu tadi hp nya di silent jadi Zira ga tau kalau ada yang nelpon " , jawab Zira gugup .

" Jangan bohong kamu dek , Abang tahu kalau kamu lagi bohong " , balas Gaffi tegas.

" Aduh ketauan bohongnya lagi " , batin Zira lagi .

" Itu tadi beneran ga kedengeran soal nya kan suasana di luar cukup ramai bang " , ucap Zira berbohong.

" Mau berbohong lagi kamu dek ? " , tanya Gaffi yang terus menatap Zira .

" Ah ya udah deh iya Zira sengaja gak angkat telpon nya " , putus asa Zira ia kesal karena Gaffi selalu tahu jika Zira berbohong .

" Kenapa hem ? " , tanya Gaffi seraya mendekat ke arah Zira .

" Abang bisa gak jangan kaya gitu ? , kenapa sih bikin takut aja ? " , kesal Zira seraya memejamkan kedua matanya.

" Kenapa gak angkat telpon nya Abang tanya ? " , tanya Gaffi lagi .

" Ya lagian Abang kenapa sih nelpon mulu ?, Zira kan jadi gak enak sama temen-temen dikit-dikit ditelpon, dikit-dikit ditelpon " , tanya Zira panjang lebar.

" Ya itu karena Abang khawatir sama kamu dek " , jawab Gaffi seraya mencubit gemas hidung Zira .

" Auw sakit tahu " , kesal Zira seraya memegangi hidung nya .

" Kalau mau kemana-mana tuh izin dulu , bilang dulu sama suami dek ! " , ucap Gaffi mengingatkan.

" Hemm iya deh iya, tapi lain kali bisa kan kirim chat dulu jangan langsung telpon " , balas Zira seraya menunduk .

" Oke " , jawab Gaffi setuju .

Gaffi mulai menyalakan mesin mobilnya , dan tak lama mobil pun melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

" Abang kenapa kaya gini bawa mobilnya ? , bahaya tahu ? " , kesal Zira seraya memegang seatbelt ia sedikit ketakutan.

" Sepertinya kita ada yang ngikutin deh , kamu pegangan yang kuat yah " , jawab Gaffi seraya fokus ke jalanan .

" Hah yang ngikutin ? , siapa ? " , tanya Zira yang kaget .

Zira langsung berbalik badan untuk mengecek keadaan dibelakang takut nya itu semua cuman akal-akalan Gaffi .

" Lho bukannya itu mobil yang menjemput Venti ? " , seingat Zira .

" Kamu kenal dek ? " , tanya Gaffi melirik Zira sekilas.

" Iya itu mobil yang jemput temen aku tadi bang , Venti " , jawab Zira yakin .

" Mau apa temen kamu ngikutin kita ? " , tanya Gaffi bingung.

Zira terdiam sejenak .

" Oh kayanya dia curiga deh sama aku , ayo bang lebih cepet lagi jangan sampe ketauan kalau yang jemput aku bukan bang Ziddan atau pun Ayah " tutur Zira panjang lebar .

Gaffi langsung menambah kecepatan mobilnya setelah mendapatkan instruksi dari Zira .

" Aaah " , Zira langsung memeluk satu tangan Gaffi , ia menyembunyikan wajahnya ditangan kekar Gaffi , takut sekali rasa nya beradu dengan mobil yang lain .

" Oke kita sudah aman dek " , ujar Gaffi seraya mengurangi kecepatan mobilnya .

" Hah serius bang ? " , Zira langsung melepaskan kedua tangannya dan ia mengecek sendiri ke arah belakang dan benar sudah tidak ada yang mengikuti mereka.

" Syukurlah " , ucap Zira lega .

" Kok kamu bisa sih dek punya teman kaya gitu ? " , tanya Gaffi yang merasa sedikit kurang suka .

" Dia itu orang nya memang kepo tapi aslinya baik sih " , jawab Zira jujur .

" Tapi sebenarnya apa sih yang ingin dia ketahui dek ? " , penasaran Gaffi .

" Dia tadi sempat curiga kalau yang jemput aku bukan bang Ziddan , dan Zira juga menyembunyikan status Zira kalau Zira sudah menikah , ga ada satu orang pun yang tahu kalau kita sudah menikah " , jawab Zira panjang lebar.

" Oh " , Gaffi hanya ber Oh ria dan mengangguk.

" Kenapa ? , malu ya punya suami kaya Abang ? " , tanya Gaffi tiba-tiba .

" Ngga bukan gitu tapi ya belum waktunya aja mereka tahu " , jawab Zira seraya menampilkan barisan giginya , rasanya ia menjadi tidak enak pada Gaffi .

Gaffi membawa Zira ke suatu tempat dimana tempat itu dulu sering ia datangi jika merasa sedang mumet atau kesal karena sesuatu .

" Eh sebenarnya kita mau kemana ini bang ? " , tanya Zira yang baru sadar .

" Nanti juga kamu tahu " , jawab Gaffi santai .

Zira memajukan bibirnya karena kesal Gaffi tidak memberitahu langsung.

Tak lama mobil Gaffi berhenti , Zira celingukan ke arah luar sepertinya tempat ini belum pernah Zira datangi.

" Ayo turun ! " , ajak Gaffi .

Zira mengangguk dan ia langsung mengikuti Gaffi untuk keluar dari mobil .

" Ayo duduk disini , bisakan atau perlu Abang gendong ? " , ajak Gaffi lagi yang menyuruh Zira untuk duduk diatas mobil .

" Mmm bisa kok " , jawab Zira dan langsung melompat untuk duduk di atas mobil.

" Tempat nya lumayan indah " , ucap Zira memperhatikan sekeliling.

" Ya tempat ini memang indah , dulu Abang sering banget datang kesini " , balas Gaffi seraya memperhatikan air danau .

" Kenapa ? " , tanya Zira menatap Gaffi .

" Tempat ini bisa buat Abang tenang bahkan jika ada masalah atau Abang sedang kesal Abang pasti datang kesini buat nenangin diri " , jawab Gaffi menjelaskan.

" Cuman lihat danau aja ? " , tanya Zira lagi dan Gaffi langsung mengangguk .

Gaffi dan Zira sama-sama terdiam, kedua nya memperhatikan air danau .

" Iya ya kok aku baru tahu kalau melihat air bisa buat kita tenang " , ucap Zira tanpa memalingkan pandangannya.

" Eh gimana kamu sudah yakin buat kuliah dikampus Xxx itu ? " , tanya Gaffi .

" Insyaallah " , jawab Zira.

" Abang denger pendaftaran nya udah dibuka loh " , balas Gaffi lagi .

" Oh ya kok Abang tahu sih ? " , tanya Zira aneh dan ia langsung membuka ponselnya mencari tahu sendiri .

" Apa sih yang Abang ga tahu ? " , timpal Gaffi terkekeh.

Gaffi turun dari atas mobil dan ia membuka pintu mobil dan membawa sesuatu lalu tak lama kembali kepada Zira .

" Ayo Abang bantu buat daftarin " , ajak Gaffi seraya memangku laptop nya .

" Wah beneran ni ? , makasih banyak Abang " , senang Zira .

Tak hanya membawa laptop Gaffi pun membawa cemilan untuk menemani mereka .

Seraya mendaftarkan Zira di kampus Xxx , Gaffi terus bercanda dan menggoda Zira yang membuat suasana menjadi rame , keduanya tertawa dan sesekali memakan cemilan yang dibawa Gaffi.

Tiba-tiba saja Gaffi melamun , biasanya ia datang ke tempat ini pasti terasa sepi namun bisa membuat ia tenang tapi berbeda dengan kali ini Gaffi tidak kesepian lagi karena ia bersama dengan Zira , istri bocilnya yang kadang tingkahnya membuat Gaffi gemas sendiri.

" Dih kok ngelamun ? " , tanya Zira seraya menyenggol tangan Gaffi pelan .

" Iya lagi ngelamunin kamu dek " , jawab Gaffi tersenyum.

" Dih gombal deh " ,balas Zira dengan kedua pipi memerah .

Dan keduanya langsung terkekeh.

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!