Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.
Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.
Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.
Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.
Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.
Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?
Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 25
Tania melongo ketika Chiko memaksa dirinya masuk kesebuah butik mahal. Sepasang matanya membulat, ketika seorang pria setengah jadi-jadian berlari gemulai menyambut kedatangan mereka sambil melambai.
"Aih..., Si ganteng. Udah lama nggak kesini. Eike jadi kangen. Mana makin ganteng, bikin eike nyut-nyut. Hati eike, getar-getar. Ihh..., gemes deh eike," jerit pria yang berpenampilan kayak perempuan itu membelai wajah Chiko, hampir nyubit dan bergayut mesra di lengannya.
"Sana jauh! Gue alergi tauk!" Satu telunjuk Chiko mendorong jidat pria itu dengan kuat. Kelihatan sekali Chiko geli dengan sikap genit dan manja dari pria setengah jadi itu.
"Ugh... Chiko kasar deh. Tapi biarlah, eike rela, demi dirimu yang unyu-unyu." Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Chiko, membuat Tania sulit menahan tawanya.
"Jangan ketawa! Aku malu tau!" dengus Chiko jadi kesal diketawain Tania, tapi Tania nggak peduli, dia tetap tertawa geli.
"Eh Doli! Gue kesini butuh gaun sama jas mahal buat kencan. Lu punya nggak? Yang cocok buat gue sama cewek gue?" hardik Chiko gemas bercampur geram.
Tawa Tania langsung sirna mendengar ucapan Chiko. Awalnya dia merasa aneh karena di ajak Chiko masuk butik. Ternyata tujuan Chiko, di luar prediksi.
"Apa-apaan sih Chik? Aku nggak punya uang buat...," kalimat Tania belum selesai saat jemari Chiko membungkam mulutnya dengan rapat.
"Ini tanggung jawab babang. Oke!?" Chiko mengedipkan matanya pada Tania yang spontan bengong, kehabisan kata.
"Don't worry baby, eike bakal kasih gaun paling cantik dan mahal. Sekalian satu set jas lengkap yang cucok buat couple. Tunggu bentar ya," Pria setengah jadi yang di panggil Doli itu bergegas pergi mengacak-acak etalase baju yang ada di butiknya.
"Namanya lucu, Do-li." Eja Tania geli menatap Doli yang sibuk sendiri.
"Mau tau Doli itu singkatan dari apa?" bisik Chiko ikut tersenyum penuh arti.
"Apa?" bisik Tania kepo.
"Do-li, Domba Liar!" eja Chiko terkekeh geli.
"Apaan sih, nggak lucu!" Tania ikut tersenyum geli seraya mencubit lengan Chiko gemas.
"Aww... sakit Tania. Kebiasaan, ntar aku cubit balik baru tau rasa." Gertak Chiko jadi gregetan sendiri.
"Coba aja, aku balas gigit." Tania nggak mau kalah.
"Gigit aja, aku demen." Bisik Chiko makin gemas.
Tania jadi panas karena merasa di tantang oleh Chiko. Jemarinya terulur hendak mencubit Chiko lagi. Namun si Doli keburu datang sambil menjerit.
"Au..., romantisnya kalian ini, bikin eike gerah. Nih, gaunnya sekalian jas, kemeja, celana komplit sama dasi." Doli menaruh pakaian yang di minta Chiko ke atas sebuah sofa yang ada di dekat mereka berdua.
Tania terpukau memandang gaun yang di pilihkan Doli untuknya. Gaun itu sangat cantik dan sangat cocok warnanya dengan kulit Tania yang putih. Begitu juga dengan kemeja dan jas serta dasi yang dipilihkan Doli untuk Chiko, Tania sudah kebayang, gimana penampilan Chiko saat memakai jas itu.
"Kita kayak mau pergi pesta." Celetuk Tania saat gaun itu selesai ia ganti di kamar ganti. Matanya sempat melirik Chiko yang juga sudah berganti pakaian dengan kemeja dan jas mahal yang warnanya serasi dengan gaun Tania. Chiko terlihat sangat tampan dan berkharisma. Bikin Tania terpana.
Chiko tak menjawab. Dia justru terpukau melihat penampilan Tania yang makin cantik dan mempesona. Hatinya makin kebat kebit tak karuan saat Tania tersenyum manis padanya. Wajah jutek Tania sirna sudah, di telan kecantikannya yang sulit di cari bandingannya, menurut Chiko yang sudah buta karena cinta.
"Chiko, helloo...!" Doli mengibaskan selembar kertas kecil di wajah Chiko yang bengong hingga tersadar.
"Ini bill nya. Kamu bisa bayar di kasir, okey sayangku, cintaku yang bermuara di samudra pelabuhan ratu." Ujar Doli genit, menyerahkan lembaran kertas kecil itu ke tangan Chiko.
Chiko melirik harga yang tertera di kertas kecil itu sejenak. Tanpa protes, ia bergegas menuju kasir, diikuti Tania yang kepo dengan harga pakaian komplit dengan asesoris yang mereka kenakan saat ini serta satu tas jinjing dan dua pasang sepatu.
"Sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus, sembilan puluh sembilan ribu rupiah. Apa anda mau bayar cash atau...?" Kasir langsung terdiam saat Chiko mengeluarkan selembar kartu berwarna hitam.
Tanpa bertanya lagi, kasir itu menerima kartu Chiko dengan sopan dan menyelesaikan transaksi pembayaran dengan cepat, lalu mengembalikan kartu milik Chiko seraya melemparkan senyum menawan.
"Terimakasih, semoga anda tetap berlangganan dengan kami." Ucapnya sangat sopan.
Tania tercengang. Bibirnya nyaris kemasukan lalat, saking terbuka lebar semenjak kasir menyebut angka yang sangat fantastic untuk Tania yang biasa beli baju seratus ribuan.
"Dapet duit banyak dari mana tuh bocah? Jangan-jangan dia simpanan tante-tante kesepian?" Otak Tania mulai dirasuki hawa negatif.
Berbagai prasangka buruk tentang Chiko bergerilya dalam pikirannya.
"Ayo..., oh iya, tunggu bentar." Ajak Chiko tapi nggak jadi karena teringat sesuatu.
Chiko mendadak mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Udah nyampe mana? Oh, baguslah. Tunggu gue diluar!" Kata Chiko seraya menutup ponselnya cepat dan bergegas menarik tangan Tania yang udah cantik banget kayak putri Cinderella.
"Buruan, kita udah di tungguin." Ujar Chiko mengejutkan Tania.
Entah kejutan apa lagi yang akan diberikan pemuda tampan yang makin lama membuat Tania jadi penasaran siapa dirinya sebenarnya. Tania terpaksa patuh mengikutinya karena mulai linglung setelah mengetahui harga pakaiannya yang mahal.
"Nah, itu mobilnya!" tunjuk Chiko pada sebuah mobil Ferrari warna dark brown yang sudah parkir di depan butik si Doli.
"Ayo naik!" ajak Chiko bergegas membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Tania.
"Ka-kamu serius kita naik mobil ini?" tanya Tania takjub.
"Kan udah dibukain pintu? Masa nanya lagi?" ucap Chiko gemas.
"Ini mobil siapa sih?" Tania masih kebingungan belum mau masuk mobil, saking kedernya naik mobil mewah.
"Mobil temanku yang kemarin punya hotel bintang lima." Bisik Chiko agar tak terdengar oleh pak sopir yang terlihat santai, duduk didepan menunggu Tania dan Chiko masuk mobil.
"Ooo, pantes mobilnya bagus banget." Tania jadi girang, karena punya kesempatan naik mobil Ferrari yang selama ini cuma ada dalam mimpinya.
Tanpa disuruh lagi, Tania langsung masuk dan duduk di jok belakang, diikuti Chiko yang ikut duduk disampingnya.
"Jalan Pak! Ke restoran si Mail!" ucap Chiko memerintah pak sopir seenaknya.
"Oke Mas, siaap!" Sahut pak sopir yang terdengar bicara seperti sudah kenal lama dengan Chiko.
Mobil mewah itu pun meluncur, meninggalkan butik Doli yang menyisakan kenangan fantastic dibenak Tania.
"Kenapa kita ke restoran si Mail? Bukannya kita mau ke restoran mewah yang kamu tunjukin tadi?" di tengah perjalanan Tania protes teringat kata-kata Chiko pada pak sopir sebelum berangkat.
"Oh, kebetulan temanku Mail berkerja di restoran itu." Jawab Chiko enteng.
Tania mengangguk, malas banyak bertanya. Dia mulai mencurigai Chiko. Punya kenalan banyak, punya duit banyak, padahal cuma karyawan. Apa dia pewaris yang sedang menyamar? Tania mulai dibebani pikiran tentang Chiko yang terasa misterius saat ini.
"Anggap kita ngedate hari ini oke!?" bisik Chiko ketika menggandeng tangan Tania mesra memasuki pelataran restoran yang sangat mewah dengan lantai marmer yang mengkilat.
Tania tercenung sesaat. Dari kemarin mau ngedate sama Zyan, nggak pernah jadi. Kenapa dia malah ngedate sama Chiko? pemuda bengal yang pantas di panggil brondong. Apakah ini memang sudah takdir dari Tuhan? Tania tak habis pikir dengan kenyataan yang kini ada di hadapan matanya.
"Maaf tuan, nona, apakah anda sudah reservasi dulu? Kebetulan sebentar lagi restoran kami sudah mau tutup." Sambut seorang pelayan memakai dasi kupu-kupu menghadang langkah kaki mereka berdua untuk masuk kedalam restoran.
"...??????" Tania dan Chiko spontan kaget dan tertegun di ambang pintu masuk restoran.
.
.
.
BERSAMBUNG
Apakah Tania dan Chiko akhirnya bisa masuk ke dalam restoran mewah tersebut?
Cussss.... Lanjutkan bacanya y...
UPDATE TIAP HARI PUKUL 7 MALAM...!!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak mu dengan KOMEN terbaikmu. Like, vote, gift dan ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka ya guys...
Makasih banyak.... Lope lope sekebon ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
terimakasih Oma untuk karya terbaiknya 🥰
titip 3 mawar buat pak Rudi ditunggu panggilan sayangnya hehe
sampai bertemu lagii 💝