NovelToon NovelToon
Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Petualangan / Cintamanis / Tamat
Popularitas:125.9k
Nilai: 5
Nama Author: Black_queen

Sekuel dari Supir untuk Sang Nyonya.
Ervino Prayoga, anak dari Malik dan Elisa yang mulai beranjak dewasa. Tanpa sengaja Ervin bertemu dengan Clara Adeline disebuah tempat wisata. Seorang gadis cantik nan manis itu membuat Ervin jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia mulai mencari tahu identitas lengkap gadis yang telah mencuri hatinya.

Nasib baik berpihak padanya. Ia mengirimkan lamaran kerja pada keluarga Clara untuk menjadi supir pribadi Clara. Dan akhirnya dengan cara curang ia menyuap orang yang menerima surat lamaran kerja dari orang lain sehingga hanya dialah satu-satunya yang mengirimkan berkas itu. Setelah mulai bekerja, ia sangat tak menyangka bahwa kepribadian dan watak Clara tak seperti yang ia kira.
Clara sangat jutek, keras kepala, pemarah dan tak segan mengutuknya. Masihkah Ervin menggapai cintanya dan menerima kepribadian Clara dengan lapang dada ataukah ia akan mencari cinta yang lain??

Simak terus kisah anak-anak dari novel pertama yang berjudul Supir untuk Sang Nyonya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black_queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 Mencari Ide

"Dia itu sebenarnya ada gila-gilanya Tuan," pria itu berucap yakin.

"Kamu sok tahu amat tentang orang yang tidak kamu kenal," Ervin menutup laptopnya dan kepalanya menengadah menatap wajah karyawannya tadi.

"Semua supir pribadinya mengundurkan diri karena sikapnya Tuan," jelas pria itu.

"Aku tidak percaya, mungkin saja mereka dapat pekerjaan yang lebih baik daripada supir," Ervin masih berargumen.

"Sekarang di rumah itu sudah tidak ada lagi supir pribadi, mereka sedang mencari supir khusus untuk Nona muda tadi," pria itu menjelaskan.

"Benarkah? kamu tidak berbohong kan? kenapa kamu bisa tahu kondisi mereka?" Ervin mengernyit.

"Saya sudah bilang kalau saya dekat sekali dengan pak sekuriti di sana, dia itu tetangga saya Tuan," jelas karyawannya.

"Kasih aku nomer telpon sekuriti di sana! aku ingin menanyakan sesuatu hal yang penting padanya," Ervin memaksa.

"Tunggu sebentar ya Tuan, aku akan mengirimkan dia pesan," pria itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan smartphone miliknya.

Tak berapa lama, Ervin sudah mendapatkan nomor itu. Kini dia harus berpikir keras bagaimana caranya untuk mendekati wanita muda yang bernama Clara Adeline.

Setelah urusan keduanya beres, karyawannya pergi secepat mungkin untuk kembali bekerja.

Ervin harus bertemu dengan salah satu sahabatnya, dan berdiskusi dengannya mengenai masalah ini.

Dia meninggalkan Apotek dan menyerahkan pekerjaan pada salah satu senior yang dipercaya.

Setengah jam berlalu, pria itu sudah sampai di depan sebuah rumah klasik minimalis yang sangat luas. Sigit adalah anak dari pemilik rumah itu.

Sigit tidak tahu bahwa sahabatnya akan datang, dia memicingkan mata ketika ada sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya.

"Kenapa tuh orang kemari?" Sigit berkacak pinggang setelah tahu bahwa yang datang adalah Ervin.

Dirinya merasa heran karena tidak biasanya Ervin kemari mendadak. Sigit duduk di kursi teras dan menyambut kedatangan sahabatnya.

"Ngapain kemari?" Sigit menelisik wajah sahabatnya.

"Ada perlu sama kamu lah ogeb," Ervin cuek dan duduk di sebelah kursi Sigit.

"Gak biasanya kamu kemari, biasanya kalau gak ke rumah Rafael pasti ke rumah Edo," matanya menatap tajam.

"Aku butuh ide segar dari kamu," sahut Ervin menoleh ke arah sahabatnya.

"Ide? maksud kamu apa? ide tentang apa?" Sigit bingung.

Ervin menghela nafas panjang dan berat. Entah apa yang ada di pikirannya karena dia sudah salah langkah dengan menemui sahabatnya yang lemot itu.

Dengan berat hati Ervin mengutarakan keinginannya.

"Kamu tahu gadis muda waktu kita liburan ke Singapura?" tanyanya.

"Gadis muda? gadis muda siapa?" Sigit menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ekspresi wajahnya terlihat kebingungan.

"Ck, mulai pikoon ternyata," Ervin menepuk jidatnya.

"Gadis muda yang bertiga yang pernah aku tabrak karena kamu mendorongku waktu di Universal Studio," Ervin mengingatkan kembali.

Sigit mencerna dan menerawang mengingat kembali.

"Ah aku ingat sekarang, satu orang cantik bermata bulat, yang satunya lagi manis ada lesung pipinya dan yang satu lagi rambut gelombang coklat," Sigit tersenyum lebar.

"Kamu ingat mereka semua? ah aku hanya ingat satu orang saja," ucapnya.

"Iya, aku ingat mereka semuanya dan yang paling aku ingat waktu aku di kejar si mata bulat," Sigit terkekeh.

"Lho, kok bisa?" herannya.

"Aku mengambil fotonya secara diam-diam, tapi sialnya aku ketahuan dan aku mengirim foto itu ke Edo. Eh, aku malah di kejar gadis itu. Untung saja aku berhasil menghapus fotonya sebelum bajuku di cengkram olehnya," kenang Sigit.

"Owh begitu, jadi Edo mendapatkan foto gadis itu dari kamu?!" Ervin mengangguk beberapa kali.

'Sekarang apa yang sebenarnya ingin kamu tanyakan? sebentar lagi aku akan pergi blind date ( kencan buta )" seru Sigit tak sabaran.

"Wow, sejak kapan kamu yang semok ini dapat temen kencan, hahaha," Ervin mengejek sahabatnya.

"Sialan kamu Vin, bisanya cuma ngatain doang. Buruan apa yang bisa aku jawab!" Sigit tak sabar dengan sikap Ervin yang mengulur waktu.

"Aku sudah menemukan identitas gadis yang aku sukai, dia anak orang kaya raya di kota tetangga, tapi aku tidak tahu akan mendekatinya dengan cara apa, jujur aku bingung," Ervin menggosok kedua tangannya.

"Kamu suka sama gadis bermata bulat? dia cantik banget lho Vin, aku kuatir kalau kamu itu bukan tipe kesukaannya, hehehe," Sigit terkekeh.

"Makanya aku ingin membuatnya jatuh cinta padaku secara alami dan tidak terkesan dibuat-buat," Ervin berucap mantap.

"Percaya diri sekali kamu," Sigit mencibir.

"Ada ide gak? aku harus menemui dia dengan cara apa? yang aku tahu sih kalau gadis itu butuh supir pribadi, tapi informasi itu belum aku check kebenarannya," jelasnya.

"Hmm, boleh juga tuh Vin kalau kamu mau mencoba menjadi supir Nona kaya raya itu," Sigit bersuara kembali.

"Aku? jadi supir? tentu saja tidak!" kesalnya.

"Kamu rahasiakan saja dulu identitas aslimu! kamu harus bisa menjadi supir Nona itu dan buat dia jatuh cinta selama kamu di dekatnya," muncul ide dari Sigit.

"Tapi aku harus mengurus Apotek yang Papa kasih ke aku, gimana caranya aku harus menjadi supir secara bersamaan?" Ervin frustasi.

"Gampang Vin, kalau kamu ada waktu luang kamu sempatkan datang ke Apotek, dan kamu juga harus bisa menaruh orang kepercayaanmu di sana untuk mengurus semuanya ketika kamu gak ada di Apotek," jelas Sigit mantap.

'Cuma ngomong doang gampang, ngelakuinnya yang ribet," Ervin masih protes dengan cara Sigit.

'Kalau gak mau ya sudah, terserah kamu saja kalau begitu, aku harus bersiap-siap dulu, kamu pergi saja sana!" usir Sigit.

"Ah nggak asyik banget jadi sobat kamu tuh," Ervin mencibir.

"Aku sudah kasih usul, mau atau nggak kamu melakukannya itu terserah kamu," Sigit beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Ervin seorang diri di kursi teras.

Ervin menghela nafasnya dengan berat. Dirinya memikirkan ide dari sahabatnya dan mencoba mencari ide lain.

"Apa aku harus menjadi karyawan di perusahaan ayahnya? tapi aku tidak tahu tentang perusahaan. Aku hanya bisa mendata obat-obatan saja beserta jenisnya," gumamnya seorang diri.

"Ah..." Ervin stres, tangannya menjambak rambutnya beberapa kali.

Tiba-tiba saja dirinya bangkit dan tangannya mengepal.

"Aku harus menjadi supir pribadi Clara, aku akan mencari cara singkat agar diterima bekerja di sana," Ervin mengangguk mantap.

Dia meninggalkan rumah Sigit, di dalam mobil dirinya menghubungi nomor telepon yang di berikan oleh karyawannya tadi.

"Siapa ya?" suara di seberang telepon.

"Aku bosnya Rendy, eh bukan temannya Rendy maksudnya," sahutnya.

Keceplosan kan

"Ada perlu apa?"

"Aku sedang mencari pekerjaan, apakah kamu bisa membantuku untuk mendapatkan informasi pekerjaan itu?" Ervin.

"Pekerjaan?" nadanya meremehkan.

"Iya, aku akan memberikan kamu tips kalau aku sudah bisa diterima untuk bekerja di manapun itu," Ervin.

Lama, tak ada sahutan.

"Halo?!" Ervin.

"Eh iya, kalau begitu kamu bisa ke alamat ini dan meninggalkan berkas lamaran pekerjaan, di sini ada pekerjaan supir untukmu."

"Benarkah? terimakasih banyak, secepatnya aku akan menghubungi kamu lagi," Ervin.

"Aku tidak bisa berbicara banyak, aku harus kembali bekerja," sahut suara itu.

"Terimakasih banyak Pak atas semuanya," Ervin tersenyum lebar dan memutuskan panggilan.

Mobilnya kini sudah berada di jalanan, dia sudah bisa bernafas lega. Dan satu lagi yang ada di pikirannya.

"Owh tidak, aku harus menyembunyikan sesuatu darinya...

*

*

*Bersambung

1
Sulaiman Efendy
GAK ADA ROMANTIS ROMANTISNYA, INTRIK SEMUA JLN CERITANYA..
Sulaiman Efendy
INI AHKLAK& ATITUDE ERVIN KOQ GK BAIK BANGET,, KYK GK DI DIDIK AGAMA,, DGN ORTU SUKA NGELAWAN...
ⓛⓤⓟⓐ ⓝⓐⓜⓐ 🤯☄️
Ervin sama Clara itu karakternya 11 12 sih. Udah kayak cermin dan pantulannya lho
Your 𝓑𝓪𝓼𝓽𝓪𝓻𝓭
🥶🥶
Pa'tam
menarik
zamal78901
😎😎😎😎😎😎😎
👍 so cool! 👍
💋😏😏😏😏😏💋
👌🚀🚀🚀🚀🚀👌
🚗📷📷📷📷📷🚗
😈😈😈😈😈😈😈
zamal78901
kereeen
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
dasar iblis tua yg tak tau berterima kasih... 😄😁
zamal78901
😊👍✨😊👍✨😊👍✨
zamal78901
mantabs
zamal78901
🦾🦾🦾🦾💪💪💪💪
zamal78901
tetap semangat
zamal78901
berikutnya
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
lanjuuuuuts lagi
zamal78901
nah lho ??
zamal78901
next
zamal78901
lanjuuuuuts
zamal78901
teruuusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!