NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 24

" Ini Tuan, " Zean menyerahkan map berwarna coklat. Didalamnya berisi hasil Kerja salah satu anak buahnya yang saat ini berdiri di depan nya dan Zean.

" Terakhir dia ada dimana? " Tanya Kafindra, disaat tangannya sibuk membuka map tersebut. Mengeluarkan satu persatu isi didalamnya.

" Di negara x dengan seorang pria yang ada difoto tersebut. Selama saya mengikuti wanita itu, dia hanya berhubungan dengan satu pria itu. Selebihnya hanya komunikasi kerja saja. " Jelas Boby, anggota Black eagle yang mendapat tugas langsung dari sang pimpinan untuk mengikuti seorang wanita .

Kafindra mengangguk, ditangannya sudah ada puluhan lembar foto dengan latar di berbagai tempat di negara x tempat wanitanya berada. Tatapan mata saat melihat foto itu, seolah ingin menghancur leburkan sosok yang tercetak didalamnya.

Sebuah pengkhianatan yang sangat dibenci olehnya secuil apapun itu, ia hidup di dunia bisnis yang tak bisa mentolerir kebohongan dalam bentuk apapun.

" Zean berikan bonus untuknya, Terima kasih sudah bekerja dengan baik , " Kafindra menatap anak buahnya itu dengan pandangan bangga seorang pemimpin kepada anak buahnya.

" Terimakasih Tuan, " Boby membungkuk dengan hormat, tak ada manusia sebaik Tuannya yang loyal terhadap bawahannya. Hanya jangan melakukan pengkhianatan saja, semua akan aman.

Seperginya Boby dan Zean, pria berperawakan tinggi dan gagah itu meluruhkan tubuhnya diatas sofa yang ada di ruangannya.

" Apa yang ada dipikiranmu sampai mengkhianati ku seperti ini Briel? " gumamnya dengan sebelah lengannya menutupi mata.

Semua perkataan dan janji manis wanita itu berputar dengan sendirinya dikepala Kafindra, janji tak mengkhianati, janji hidup semati bersama, dan hanya dirinya pria yang dia inginkan didunia ini.

Nyatanya semua itu hanya karangan yang sengaja dibuat indah untuk membuatnya ikut memainkan peran dengan baik. Kafindra tertipu dengan kerangka cerita yang menampilkan awal bahagia, dipertemukan dengan wanita cantik serta mencintainya tanpa tau konsekuensi memiliki itu semua.

Karena pusing kembali menyerang kepalanya, Kafindra meminta Zean untuk mengantarnya pulang kerumah Oma Winda. Rumah yang menurut nya penuh kehangatan walaupun Oma Winda cerewet. Karena cerewetnya itulah kafindra merasa lebih diperhatikan dan lebih dekat dengan omanya ketimbang ibunya sendiri.

Saat ia sudah duduk didalam mobil, ia sengaja menelepon Omanya dulu untuk mengabari jika ia akan datang malam ini. Tapi sudah tiga kali panggilan tak dijawabnya, pilihan terakhir yaitu menghubungi mbak Rina.

*****

" Oma, den Kafindra menelepon menanyakan Oma? " Mbak Rina berjalan mendekat , menyerahkan ponselnya yang sudah terhubung dengan Kafindra.

Oma Winda tampak mencuci tangannya terlebih dahulu, menghilangkan noda tepung yang masih bercecer ditangannya. Di ambilnya ponsel itu dari tangan mbak Rina, setelah itu ia berjalan dengan langkah pelan menuju meja makan untuk duduk.

" Kenapa? " Oma Winda langsung to the point, tidak mungkin cucu kandungnya itu menghubungi kalau bukan ada hal penting.

" Sedang apa Oma? Kenapa tidak pernah menghubungiku sekarang? " tanya Kafindra.

" Bukannya kamu senang kalau wanita tua ini tak lagi merecoki hidupmu? Kau sama saja seperti ibumu, "

Kafindra menghela napasnya berat, " Bukan seperti itu Oma, aku hanya____"

Oma Winda memotong ucapan cucunya, " shutttt____Tidak perlu beralasan lagi, katakan apa tujuanmu menelepon Oma? "

" Sejak kapan hoby baru membuat kue Oma lakukan? Biasanya Oma langsung datang ke toko kan? " tanya Kafindra.

Ia sengaja membuka toko kue, karena omanya sangat suka dengan kue. Apapun jenis kue Oma suka dan sekarang toko itu malah berkembang lebih besar.

" Aku membuatnya spesial untuk cucuku, " dari nada bicaranya, Oma Winda tampak bahagia.

Mendengar kata cucu, pria diseberang sana tersenyum lebar, " Oh ya ? Oma baik sekali , " pujinya dengan senyum tak kalah lebar.

Sedangkan Oma Winda tampak menjauhkan ponsel itu dari telinganya, menatap ponsel itu penuh ejek. Dia berpikir pasti kue ini kubuat untuknya, batin Oma Winda.

" Bukan untukmu ya bocah nakal, ini untuk cucuku yang lain, " Oma Winda tersenyum menatap kue buatannya, membayangkan akan sesenang apa Jenna jika diberi kue buatannya.

kafindra kesal dengan candaan Omanya, " Cucu mu hanya satu nenek tua, " ucap Kafindra.

Oma Winda memutar matanya malas , " Kenapa memangnya? Banyak diluar sana yang ingin menjadi cucu ku. Apalagi aku kaya raya dan baik hati. Hanya kau saja Kaf yang tidak bersyukur memiliki Oma sepertiku, " sudah berulang kali wanita tua itu mengatakan hal yang sama pada cucunya, tapi tak satupun pernah didengar.

Kafindra berdecak kesal, " Aku ingin tau siapa cucu barumu itu? Berani sekali merebut posisi ku? " geram Kafindra .

" Awas kalau sampai kau berani macam-macam dengan cucuku, " Ucap Oma Winda.

" Tergantung _____"

" Kau saja yang ku gantung bocah nakal, " seru Oma Winda , rasanya darah tinggi yang tadinya normal akan naik begitu berbicara dengan bocah nakal itu.

Kafindra diam tak menyahut, kemarahan wanita tua itu bukanlah hal pertama baginya.

" Asal kau tau, dia wanita yang cantik, lemah lembut dan sangat penurut. Kalau dibandingkan dengan mu itu sangat jauh, " Setelah mengatakan itu, Oma Winda langsung menutup teleponnya.

" Aku lebih segalanya, tampan, banyak uang dan tidak memalukan untuk dibawa kedepan publik bahwa aku cucu mu, " Kafindra tak kalah menyombongkan diri.

" Masih ada, minus tidak pernah menuruti ku saja. " lanjut Oma, berniat melengkapi ucapan Sang cucu yang tengah membanggakan diri.

" Menuruti apa sih Oma? " Kafindra terserang frustasi acap kali Sang Oma menuntutnya untuk menurut.

Ayolah dirinya bukan anak SD sekarang.

" Terserah, bukannya tadi aku sudah bilang kalau aku sudah punya cucu baru. Secara tidak langsung aku sudah tidak butuh cucu kandung lagi, " Lagi-lagi wanita tua ini dengan gampangnya berucap yang berpotensi menyakiti sang cucu.

" Aku benar-benar akan mencari siapa yang Oma maksud cucu baru itu? " ketus Kafindra dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Ponsel ia lempar dengan kasar di kursi penumpang sebelahnya. Zean yang duduk didepan dibalik kursi kemudi pun sampai menoleh melalui kaca spion.

" Kenapa Tuan? " tanya Zean, matanya tetap fokus melihat jalanan kota . Dilihatnya sekilas, bosnya itu tampak kesal padahal baru menghubungi Oma yang notabenenya obat dari segala kesal dan lelah Tuannya.

" Kau percaya nenek tua itu punya cucu baru? " adu Kafindra , ia tersenyum sinis membayangkan kenyataan itu benar terjadi adanya.

Zean mengangkat kedua alisnya dengan pandangan mengernyit heran, " Iya kah? Apa alasan Oma sampai punya cucu baru ? " tanya Zean, tak mau menghakimi sebelah pihak sebelum tau alasan nya.

Kafindra tampak menatap malas asistennya itu, alasannya memang sepele baginya. mau mengatakan alasanya pun ia malas, kerap kali sang asisten membela Oma nya disetiap perdebatan anatar dirinya dan sang Oma.

" Ditanya malah diam saja, " gumam Zean , setelah tak melihat suara lagi di kursi belakang.

" Suara mu kurang keras, Zean, " ucap Kafindra yang mengetahui jika asistennya itu menggumam sesuatu tentang dirinya.

🦋🦋🦋🦋🦋

Udah dulu ya 💋 besok lagi oke 😊

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nona Butterfly: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!