NovelToon NovelToon
Langit Yang Kedua

Langit Yang Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa pedesaan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

Hagia terkejut bukan main karena dirinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pria yang jauh lebih muda dari usianya. Sebagai seorang janda beranak satu yang baru di ceraikan oleh suaminya, Hagia tidak menyangka jika tetangganya sendiri, Biru, akan datang padanya dengan proposal pernikahan.

"Jika kamu menolakku hanya karena usiaku lebih muda darimu, aku tidak akan mundur." ucap Biru yakin. "Aku datang kesini karena aku ingin memperistri kamu, dan aku sadar dengan perbedaan usia kita." sambungnya.

Hagia menatap Biru dengan lembut, mencoba mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. "Biru, pernikahan itu bukan tentang kamu dan aku." kata Hagia. "Tapi tentang keluarga juga, apa kamu yakin jika orang tuamu setuju jika kamu menikahi ku?" ucap Hagia lembut.

Di usianya yang sudah matang, seharusnya Hagia sudah hidup tenang menjadi seorang istri dan ibu. Namun statusnya sebagai seorang janda, membuatnya dihadapkan oleh lamaran pria muda yang dulu sering di asuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Heru terdiam cukup lama, mencerna kalimat Hagia yang sepenuhnya adalah benar. Dulu, saat Hagia masih menjadi istrinya, ia tidak begitu peduli dengan keberadaan wanita itu. Tapi sekarang, entah kenapa ada perasaan tidak rela jika Hagia menjadi istri pria lain. Terlebih Hasya akan memanggil pria itu Abi.

Memikirkan ada pria lain yang posisinya setara dengannya dalam hidup Hasya, perasaan tidak rela dan tidak terima dalam hati Heru semakin besar. Ia tidak ingin posisinya digantikan oleh siapapun, walau bagaimanapun, Hasya adalah putrinya, Hasya lah yang memberikan gelar sebagai ayah untuk pertama kali.

BRAKKKK.....

Heru menggebrak meja dengan kasar, membuat beberapa pengunjung melihat kearahnya, Hagia mendesis pelan melihat tingkah Heru yang menurutnya tidak tepat.

"Kamu tidak bisa menikah dengan pria lain, Gi!" suaranya terdengar tegas dan lantang.

"Bagaimana bisa kamu menikah setelah masa Iddah kamu baru selesai? Apa kamu sudah merencanakan pernikahan ini sejak lama? Itu sebabnya kamu setuju bercerai denganku?" tuduhnya, seolah-olah ia adalah korban.

Hagia menatap tidak percaya Heru bisa mengatakan hal itu. "Mas! Kamu yang menceraikan ku! Kamu yang meninggalkan ku dan Hasya!" emosinya mulai tersulut, selama ini Hagia diam agar tidak memperkeruh keadaan, namun Heru kembali menekan, bahkan menyudutkan nya, seolah-olah ia yang bersalah atas kandasnya pernikahan mereka.

"Dan kamu setuju untuk bercerai!" balas Heru tidak ingin kalah.

Hagia menarik napas dalam-dalam sebelum membalas perkataan mantan suaminya. "Aku memohon dan bersujud di kakimu agar kamu tidak menceraikan ku, Mas! Aku merendahkan harga diriku serendah-rendahnya agar kamu mencabut gugatan cerai itu! Aku mengingatmu jika perceraian akan membuat Hasya sebagai korban! Aku melakukan segala cara untuk tetap mempertahankan rumah tangga kita! Tapi kamu yang ingin mengakhirinya!" kali ini Hagia tidak kalah berapi-api nya, tidak ada air mata atau keraguan.

Saat itu Hagia memang melakukan segala cara untuk membatalkan gugatan cerai dari Heru, namun pria itu sama sekali tidak bergeming dan tetap pada keputusannya untuk berpisah. Wajar jika sekarang Hagia marah dan tidak terima disalahkan, diam nya bukan berarti tidak berani, tapi untuk menjaga situasi tetap kondusif dan baik-baik saja. Namun dalam diamnya Hagia, Heru membangkitkan sisi keras, tegas, dan beraninya.

Heru terkesiap melihat sikap Hagia yang sekarang. "Kamu... Kamu tidak seperti ini sebelumnya." ujarnya dengan nada sedikit terguncang.

Hagia tersenyum getir, meskipun mereka pernah berumah tangga selama lima tahun, tapi Heru tidak pernah benar-benar tahu bagaimana sifatnya. "Aku tidak seperti ini sebelumnya karena aku menekan diriku sendiri untuk menjadi istri yang baik dan patuh! Tapi kamu tidak pernah menghargai itu, kamu hanya memikirkan dirimu sendiri dan meninggalkan kami!"

Heru menelan ludahnya dengan susah payah, Hagia hanya mengatakan secuil kebenaran tentang dirinya. Namun hal itu mampu membuat hatinya dipenuhi rasa penyesalan, apalagi jika Hagia mengatakan semua kesalahan dan sikap egois nya?.

"Baiklah, aku minta maaf. Aku akui jika aku bersalah, tapi... Aku tetap tidak setuju kamu menikah dengan pria lain. Aku masih mencintaimu, Gi." kata-kata Heru membuat Hagia tertawa sumbang.

Cinta? Bukankah saat ini sudah sangat teramat terlambat untuk mengatakan cinta? Dan cinta seperti apa yang dimaksud oleh Heru? Dia yang pergi, dia yang meninggalkan, mencampakkan, lalu setelah Hagia menata hidupnya, Heru kembali dan mengatakan cinta?.

"Hentikan, Mas!" kata Hagia tegas namun ia berusaha tetap tenang. "Kamu tidak berhak melarangku menikah dengan siapa pun! Aku wanita single, dan jika kamu lupa. Kamu yang meninggalkan aku, bukan aku yang meninggalkan mu!"

Heru masih tidak terima dengan kenyataan itu. "Apakah semudah itu kamu melupakan ku? Lima tahu kita berumah tangga, dan belum genap setahun bercerai kamu mau menikah lagi. Gi, apa dulu kamu benar-benar mencintaiku?" Heru menatap wajah cantik Hagia yang menurutnya semakin cantik. Entahlah, dulu saat masih menjadi istrinya, ia sangat jarang memandang wajah itu.

Hagia membalas tatapan Heru tanpa berkedip. "Bagaimana dengan mu? Selama kita berumah tangga, apakah kamu pernah mencintaiku? Apa kamu tahu makanan favorit atau warna favorit ku?" bungkam, Hagia berhasil membungkam Heru dengan telak.

Hagia membuang pandangannya kearah lain, ia benar-benar muak dengan mantan suaminya. "Mas, aku tidak menyesal pernah mengenalmu dan menjadi istrimu. Karena mu aku memiliki Hasya, aku berterima kasih untuk itu. Tapi sekarang kita sudah punya kehidupan masing-masing, kamu yang lebih dulu memilih melanjutkan hidupmu tanpa aku dan Hasya. Dan sekarang, aku juga ingin melanjutkan hidup ku, bersama pria pilihan ku. Pria yang akan meneruskan tugas mu, Biru pria yang baik, aku yakin dia bisa menjadi sosok Abi yang baik untuk Hasya. Aku juga tidak melarangmu bertemu Hasya, bukankah ini sudah cukup?"

Lagi-lagi Heru terdiam, sejak awal memang dirinya yang salah. "Satu lagi," kata Hagia, Heru mengangkat wajahnya. "Jika kamu ingin bertemu Hasya, datanglah sendiri. Jangan membawa siapa pun termasuk putramu."

"Radhin adiknya Hasya, Gi. Mereka harus saling mengenal!" protesnya.

Hagia yang tadinya sudah lunak kini menatap tajam Heru. "Kamu jangan egois, Mas! Hasya itu belum tahu apa-apa, jangan kamu paksa dia untuk menerima orang asing meskipun mereka saudara! Dia akan merasa jika ayahnya tidak menyayangi nya!" geram Hagia dengan pemikiran Heru.

"Tapi...."

"Kamu bisa menemuinya seorang diri, atau tidak sama sekali!" pungkasnya.

Hagia berdiri dan meninggalkan Heru seorang diri duduk di kafe, bahkan Hagia tidak mengucapkan salam. Ia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan Heru, tugasnya untuk taat dan patuh pada Heru sudah selesai sejak pria itu memilih untuk meninggalkannya.

Sekarang, Hagia sudah melangkah maju, menatap hidupnya, menyongsong masa depan yang lebih baik. Ia tidak akan pernah kembali ke masa lalu, apa lagi menjadikan Heru sebagai tumpuan hidupnya, tidak, Hagia tidak akan melakukan kesalahan itu.

Benar kata pepatah, jika akan akan pelangi setelah hujan, akan ada kemudahan setelah kesulitan. Dulu Hagia merasa hidupnya hancur dan tidak berarti setelah resmi menyandang status janda, namun jika dipikir-pikir lagi, ia bersyukur bisa terlepas dari pria seperti Heru. Meskipun ada Hasya yang menjadi korban dari perpisahan itu.

Tapi Hagia yakin, jika Biru adalah sosok yang tepat untuk menggantikan figur ayah dalam hidup Hasya. Meskipun masih ada Heru sebagai ayah kandungnya, pria itu tidak pernah melakukan perannya sebagai seorang ayah. Ya, Heru bukan hanya mengabaikan Hagia sebagai istrinya, tapi juga mengabaikan Hasya.

"Kamu membuatku semakin yakin, jika keputusan ku menikah dengan Biru adalah keputusan yang tepat." gumam Hagia mulai mengemudikan mobilnya, meninggalkan pelataran kafe.

*

*

*

*

*

TBC

Happy reading 🤗 🤗 🤗 🤗 🤗

Gimana menurut kalian sampai Bab ini? Cerita dan alur nya memang harus begini yaaaa, soalnya kalau gak gini, novel nya gak akan jadi, author gak bisa mulus cerita dong☺️

Tapi author janji kalau alurnya gak akan muter-muter atau bertele-tele, karakter utama wanitanya juga gak akan lemah, lembut, lesu, dan menderita kek pilem di tipi ikan terbang. Dan perlu kalian ingat, jika ide cerita ini murni karangan dari otak halu author yang selalu bising.....

Author tahu, kalau readers itu orang yang paling sabarrrrr banget, soalnya setia membaca dari bab satu sampai bab terakhir. Iya kannnn?????

Sehat selalu semuanyaaaa, panjang umur, murah rezeki, dan punya banyak uang 💰 💰 💰 💰

Sarangeeee sekebon jagung tetangga 🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻

1
Susapril Deping
Antukkan sekali kepala hilya biar sadar😁gemeees dech... liat hilya padahal paham agama
Starry💫: Reminder ya Kk, bahkan yang paham agama saja bisa salah dan di kalahkan dengan ego🤗
total 1 replies
Bahri Ali
cinta pertama biru berarti
Vanni Sr
ngeri² syedeep jgn smpe yg ahli agama bgitu jd perusaak, tkutnyaa jd pro dn kotra , krn si hilya psti ny pakai hijab pnjang.
Starry💫: Dari sini author ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paham agama pun bisa melakukan kesalahan. Author sebelumnya juga udah konsultasi sebelum menulis cerita ini, pada yang lebih paham. Dan makasih kk udah mampir dan meninggalkan komen disini 🤗🤗🤗
total 1 replies
Susapril Deping
Alhamdulillah Di Lancarkan. Tapi Kok Aku Jadi Deg,.,,deg ..aaan yaaaa...Badai besar datang. Kasian Hagia berasa di bohongi 2x. apapun alasannya tetep saja sedih
Bahri Ali
yang sabar ya hagiaa
November
lanjut
Vanni Sr
sblm hagia tau mslah biru dn hilyah hrus sudah slsai kk
November
lanjut
Chelsea Aulia
Biru bodoh ,,,jangan menikahinya insting seorang wanita itu kuat biru
Vanni Sr
hrusnya yg tau biru nikah siri sm rubah betina , org tua ny dulu. biar mereka jd tameng untk bela hagia
Vanni Sr
tp jujur aja yg tidak d bnerakn sifat dn sikah si halya dn umi ny apa lg. dlingkungn pesantren gtu, pasti hlya.bkal ngelakuin hal nekat lgi dn umk ny mendukung. 1lg bu salma hrus tau gmn gila ny hilya
Vanni Sr
masa iya hagia d buat sakit 2x?? bkn kwjibn biru jg unk peduli sm hagia kalau tindkn ny buat wanita lain sakit hati.
Aryati Ningsih
semangat Thor ..lanjut terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!