NovelToon NovelToon
Fall In Love At The First Night

Fall In Love At The First Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Romansa / Konflik etika
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irish_kookie

Anaya White memaksa seorang pria asing untuk tidur dengannya hanya untuk memenangkan sebuah permainan. Sialnya, malam itu Anaya malah jatuh cinta kepada si pria asing.
Anaya pun mencari keberadaan pria itu hingga akhirnya suatu hari mereka bertemu kembali di sebuah pesta. Namun, siapa sangka, pria itu justru memberikan kejutan kepada Anaya. Kejutan apa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irish_kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Restu

Ruangan itu hening, sampai detik jam dinding terdengar seperti palu yang memukul lantai.

Robert masih menatap Josh, kedua alisnya terangkat tinggi, campuran antara syok dan takut dengan jawabannya sendiri.

“Apa seseorang itu putriku, Grebel? Apa itu Anaya?” Robert bertanya ulang.

Pertanyaan itu menggantung, menggema, dan menekan udara di ruangan.

Josh mengembuskan napas pelan. Lalu, untuk pertama kalinya sejak masuk ke ruangan itu, dia menegakkan punggungnya tanpa ragu.

Sorot matanya jujur. Tidak ada keraguan, tidak ada ketakutan. "Ya, seseorang itu adalah Anaya White, putri Anda."

Robert membatu. Detik berikutnya, kursi kerja mahal itu seperti tak cukup menopang tubuhnya.

Dia terduduk sepenuhnya, kedua tangannya mengepal di atas meja, dan matanya menutup beberapa detik seolah mencoba mencerna kenyataan yang baru saja dijatuhkan ke pangkuannya.

“K-kau ... Menjalin hubungan dengan Putriku?” suaranya patah, lebih keras dari yang dia rencanakan.

Josh tidak mundur. Dia kembali mengangguk dengan yakin. "Saya jatuh cinta pada putri Anda, Tuan. Saat ini, cinta saya tidak bertepuk sebelah tangan dan saya akan bertanggung jawab atas perasaan itu.”

Ruangan terasa lebih panas. Robert berdiri, berjalan dua langkah, lalu berhenti dan memijat pelipisnya. “Kenapa ... Kenapa kau tidak bilang sejak awal?”

Kini suaranya bergetar, bukan marah, lebih seperti seorang ayah yang takut kehilangan anaknya.

Josh menelan ludah. “Karena saya masih suami orang, Tuan. Dan saya tidak ingin melukai Anaya dengan hubungan yang kotor.”

Robert menoleh cepat. “Jadi hubungan itu—”

“Tidak.” Josh memotongnya. “Tidak ada yang terjadi di antara kami sebelum saya jujur soal perceraian saya dengan istri saya. Saya menjaga batas sebaik yang mungkin.”

Robert mengembuskan napas panjang, menahan diri agar tidak meledak. “Josh, kau sangat mengetahui kalau Anaya itu hidupku. Segalanya bagiku.”

“Iya, Tuan,” jawab Josh lembut. “Dan saya tidak akan menyentuh hidupnya kalau saya tidak berniat sungguh-sungguh.”

Keheningan kembali memenuhi ruangan.

Setelah hampir satu menit, Robert duduk kembali. Sorot matanya tidak setajam tadi. Sekarang lebih bingung, terluka, tetapi di saat yang sama, pria itu mencari solusi.

Namun, Robert kembali terhenyak. "Lalu, bagaimana dengan statusmu? Kau bilang kau sudah menjalani hubungan dengan putriku."

"Aku tidak mau, Anayaku dituduh sebagai perebut suami orang!" Robert menuding Josh dengan suaranya yang tegas tetapi pelan.

Josh mengangguk paham. Dia paham betul apa yang menjadi ketakutan pria yang duduk lemas di depannya itu.

Akan tetapi, tiba-tiba saja Josh menyadari sesuatu. Hatinya seolah seringan kapas dan tanpa bisa dia tahan, senyumnya terkembang. "Tuan, sebelumnya saya minta maaf, tapi apakah ini berarti Anda merestui hubungan kami?"

Tenggorokan Robert tiba-tiba saja gatal dan dia terbatuk-batuk. "Uhuk! Uhuk! Ka-kau! Urus saja dulu perceraianmu, Grebel! Uhuk! Uhuk!"

Cepat-cepat Josh membawakan air untuk Robert dan setelah pria tua itu tenang, Josh kembali duduk.

"Maaf, Tuan. Untuk urusan perceraian, sudah saya limpahkan kepada pengacara saya. Tapi, dari pihak Celline masih belum ada jawaban," kata Josh jujur.

Robert terdiam. Dia teringat betapa Celline begitu merindukan kehadiran Josh dan berharap mereka berbaikan kembali.

"Apa kau tidak dapat memaafkan istrimu, Josh? Aku tidak ingin ikut campur, tapi sebagai orang tua aku ingin memberikan saran untukmu." Robert memandang Josh dengan prihatin.

Mata Josh sangat berbeda dengan Celline. Sudah tidak ada cinta yang tersirat di mata pemuda itu.

Benar saja, Josh menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Aku tidak bisa memaafkan dia, tapi bukan karena putri Anda, Tuan."

"Ini lebih kepada harga diriku yang sudah sangat terluka," lanjut Josh lagi.

Perpisahan membuat sebuah luka dalam kehidupan berpasangan, terlebih bagi mereka yang sudah menikah.

Namun, tidak berlaku untuk Josh. Justru dia terlihat bebas dan lebih berbahagia saat ini.

Robert pun tak mengerti luka apa yang sudah ditorehkan Celline ke hati Josh.

"Ehem! Bagaimana pun juga, kau tetap menjadi orang kepercayaanku, Josh. Aku memercayakan segalanya kepadamu. Mulai dari usahaku, sahamku, berapa banyak kekayaanku, sampai urusan pribadiku," kata Robert.

Suara Robert lebih terdengar tegar, jelas, dan ada penekanan dalam setiap kalimatnya. "Saat ini yang bisa aku lakukan adalah memercayakan kalau kau akan segera mengurus perceraianmu dan membersihkan nama baik putriku."

Ruangan itu kembali hening dan tenang. Lalu, Robert mengembuskan napasnya dalam-dalam. "Setelah kau melepaskan statusmu, aku akan memercayakan putriku kepadamu, Josh."

"Dengan syarat, kau tidak boleh menyakitinya apalagi membuatnya menangis! Setetes saja air mata keluar dari matanya, maka kau tidak akan bisa mendengar suara burung berkicau esok pagi. Kau paham?" kata Robert lagi.

Gelombang kelegaan menerpa hati Josh. Dia mengangguk cepat. "Saya berjanji, Tuan! Saya akan menyelesaikan segalanya dan akan menjaga Anaya dengan seluruh nyawa saya."

Robert mengangguk-angguk puas. "Sekarang, release konferensi pers dan katakan sejujurnya kepada media tentang apa yang terjadi dan minta media untuk menutup berita tentang hubunganmu dengan putriku!."

"Sampai perceraianmu selesai, kau dilarang untuk bertemu dengan putriku!" kata Robert lagi Dengan tegas. "Kau boleh pergi!"

Josh mengangguk. "Baik, Tuan White. Terima kasih untuk segalanya."

Josh sudah hendak berdiri ketika Robert tiba-tiba memanggilnya lagi dengan pelan. Berbeda dari nada tegasnya sejak tadi. “Josh,”

Langkah Josh terhenti di tempat. Dia menoleh perlahan.

Robert menatapnya lama, seolah sedang mencari sesuatu di wajah pemuda itu.

Kejujuran, niat baik, atau sekadar kepastian bahwa putrinya tidak akan hancur lagi.

Suara Robert terdengar lebih berat, tetapi jujur. “Aku ini ayah yang keras, mungkin egois. Tapi Anaya adalah segalanya untukku. Kalau kau benar-benar bisa membuat dia tersenyum, aku bisa menitipkan dia kepadamu dengan tenang.”

Kata-kata itu membuat napas Josh tertahan. Ada sesuatu yang tersentuh dalam dirinya, sedikit rasa terharu, sedikit rasa diterima, dan sedikit tekanan yang nikmat karena akhirnya dia tahu apa yang harus dia perjuangkan.

Dia menundukkan kepala hormat, namun sorot matanya tegas.

“Saya akan membuatnya tersenyum, Tuan,” jawab Josh pelan tapi mantap. “Saya berjanji.”

Robert mengangguk sekali, kecil, tapi penuh kepercayaan.

“Pergilah,” katanya akhirnya, suaranya kembali datar namun tidak keras. “Dan lakukan apa yang harus kau lakukan.”

Josh menghela napas panjang, seolah beban ribuan kilo baru saja lepas dari pundaknya. Lalu membuka pintu dan melangkah keluar.

Di ruangan itu, Robert hanya menatap punggung pemuda tersebut sejenak, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan ke foto Anaya di mejanya.

Bibirnya melengkung tipis, campuran lega dan cemas, seperti seorang ayah yang baru saja menyerahkan setengah nyawanya pada orang lain.

"Kau benar-benar anak nakal, Nay. Hehehe," kata Robert sambil mengusap wajah Anaya di foto tersebut.

***

1
Sophia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!