Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadia?
Beberapa hari tak bersua, kangen nih sama para readers ku tersayang..🤗
Alhamdulillah di berikan kesehatan lagi dan bisa terusin nulis cerita Kendra dan Dania..🥰
Kita lanjutkan cerita mereka yaaa..
Happy reading...😘😘😘
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mas , tolong lepas!" Dania berusaha melepaskan diri dari pelukan Kendra. " Maaf, aku cuma takut kalau kita melakukan hal yang terlampau jauh, aku harap kamu mengerti." ucapan Dania terdengar santai tapi, langsung mengena di hati Kendra.
Kendra perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh Dania. "Maaf, aku buat kamu nggak nyaman. Aku ke kamar mandi dulu.." Kendra melangkah ke arah kamar mandi begitu saja.
Hal itu membuat Dania sedikit tak enak hati karena takut ucapannya membuat Kendra tersinggung.
"Ya Allah, aku nggak salah kan kalau aku ngomong kayak tadi, tapi..dari suaranya dia terdengar biasa, cuma kelakuannya kayak orang marah. Ah...bod*h amat deh, kalau dia memang benar-benar cinta dan sayang sama aku, dia pasti paham dengan apa yang aku maksud.
Sedangkan Kendra di dalam kamar mandi dia lebih merasa bersalah pada Dania. Beruntung Dania segara menegur nya sebelum Kendra lebih jauh melakukan hal yang aneh-aneh. Kerena bagi Kendra di dekat Dania selalu membuat dirinya lupa diri.
"Astaghfirullah...ahhh...CK.. sial!! Aku nggak bisa begini, yang ada Dania akan takut jika dekat sama aku. Nggak mungkin kan aku bilang sama papa juga mama kalau aku mau nikah sama Dania, yang ada mama syok lagi." Kendra benar-benar merasa frustasi.
Di lain sisi dia merasa tak bisa menyembunyikan ketertarikan nya pada Dania bahkan dia begitu mendambakan Dania. Tapi, dia tak mungkin buru-buru mengajak Dania menikah. Dari segi Dania yang belum sepenuhnya percaya akan niatannya, dia harus juga harus membuktikan tentang ketakutan Dania dengan statusnya yang hanya seorang pembantu dan juga tentang restu orang tuanya.
Kendra yang lumayan lama di kamar mandi, setelah sekitar tiga puluh menit di dalam kamar mandi, dia keluar dan menatap ke arah tempat tidur.
Disana terlihat Dania terbaring dengan baju ganti untuk Kendra yang tergeletak di samping nya.
Kendra mendekat dan menatap wajah Dania yang terlihat polos dalam keadaan tidur lelapnya.
Kendra segera mengganti kaos polos nya dan juga celana training. Dengan pelan-pelan, Kendra membenarkan posisi tidur Dania. Kemudian dia membaringkan tubuhnya di samping gadis itu.
Dia menatap dengan puas wajah yang selalu membuat dirinya lupa diri. Kendra menarik tubuh Dania ke dalam pelukannya. Sampai dia ikut terlelap dalam mimpi nya.
Di tengah malam, Dania membuka matanya perlahan. Dia merasa tubuhnya ada yang memeluk. Dia pun perlahan mendongakkan kepalanya dan melihat sosok yang kini tertidur lelap dengan memeluk tubuh nya. Ingin rasanya Dania menjerit karena posisi mereka yang begitu dekat. Bahkan hembusan nafas Kendra pun terdengar di telinga Dania.
Tangan Dania perlahan terangkat dan kemudian menyapu pipi Kendra sampai di bagian rahang tegasnya.
"Tuan bener-benar tampan. Aku yakin banyak perempuan di luar sana yang ingin menjadi pendamping hidup tuan muda." Dania bergumam pelan sampai tangannya menyentuh leher Kendra.
Terlihat Dania mengernyitkan keningnya saat hawa panas di bagian leher Kendra. Dania pun ingin memastikan apakah yang ada di pikirannya itu benar adanya. Dia meletakkan punggung tangannya di kening Kendra.
"Astaghfirullah.. kamu demam mas," Dania tiba-tiba di buat panik saat melihat ternyata Kendra demam.
"Eeehhhh.."terdengar lenguhan dari Kendra. "Jangan tinggalin aku, kenapa kamu tega..sakit...sakit.."
Kendra tiba-tiba mengigau entah apa yang terjadi di alam bawah sadarnya.
"Ssssttt...aku nggak kemana-mana, aku ada disini mas, aku ambil kompres dulu sebentar.."
"Nadia...kamu tega sekali.." Hati Dania langsung berdenyut saat satu nama yang di sebut dalam tidur Kendra.
" Nadia, siapa dia..apa dia mantan tunangan mas Kendra yang bi Suti ceritakan? Ah sudahlah, aku harus cari akun buat kompres dulu.." Dania beranjak dari tempat tidur dan mencari tempat untuk wadah air dan juga kain handuk kecil yang kebetulan dia temukan di lemari pakaian Kendra.
Dania dengan telaten mengompres Kendra hampir semalaman. Sampai-sampai dia tertidur dengan posisi duduk di kursi dekat tempat tidur Kendra.
Pagi pun menyapa. Sinar mentari pagi mulai menerobos masuk ke dalam kamar yang ada di apartemen Kendra. Perlahan pula mata Kendra terbuka.
Kendra yang merasa ada sesuatu di keningnya, tangannya pun meraba ke atas keningnya dan ternyata kain kompres semalam yang di berikan Dania. Kendra menoleh ke arah samping dan mendapatkan pemandangan yang membuat dirinya bersyukur masih bisa menatap wajah cantik kekasihnya itu. Tapi, dia juga merasa bersalah saat dirinya tahu lagi-lagi dia mengalami demam.
Perlahan Kendra beranjak dari tempat tidur dan mendekati Dania yang masih menutup matanya dalam keadaan duduk.
"Aku pasti semalam sudah membuat kamu repot, maaf ya sayang.." Kendra perlahan mengangkat tubuh Dania dari bangku dan memindahkan nya ke atas tempat tidur nya. "Istirahatlah," Kendra mengusap lembut pipi Dania tanpa membangunkan gadis itu. Kendra merapihkan helaian rambut Dania yang terlihat menutupi kening dan matanya. Tak lupa Kendra mendaratkan sebuah kecupan di kening Dania.
Setelah itu, Kendra pun melangkah kekamar mandi guna membersihkan diri. Beruntung pagi ini keadaannya sudah membaik. Saat keluar dari kamar mandi terlihat Dania masih tertidur lelap. Sembari menunggu Dania bangun, Kendra keluar meninggalkan kamar nya.
Kendra menuju ke arah dapur dan minum segelas air putih dan kemudian dia memesan beberapa menu untuk sarapan dia dan Dania.
Setelah Kendra selesai memesan, dia mengecek ponselnya. Dia memeriksa beberapa email yang masuk ke dalam ponselnya. Walaupun weekend masih ada saja pekerjaan yang dia kerjakan.
Sementara Kendra larut dalam pekerjaan nya, di kamar Dania mulai membuka matanya perlahan. Dia menatap atap yang terlihat asing. Lalu dia menatap kanan kiri dan sekeliling ruangan. Dia baru teringat jika semalam dia menginap di apartemen Kendra.
Ingat Kendra, dia ingat semalam Kendra demam dan dia pun langsung menoleh ternyata dia baru sadar kalau dia sudah ada di atas tempat tidur Kendra.
"Astaghfirullah, mas Kendra kemana?" Dania buru-buru masuk kemar mandi dan membasuh mukanya dan menggosok gigi. Lalu dia keluar kamar mandi dan kemudian memutuskan keluar kamar.
Saat dia keluar kamar bertepatan Kendra yang baru mengambil pesanan nya dan ingin ke dapur.
" Sayang, kamu sudah bangun?" Kendra yang melihat Dania keluar dari kamarnya langsung menegur Dania.
"Mas, mas sudah nggak demam lagi. Coba sini.." Dania langsung mendekati Kendra dan ingin mengecek kondisi sang kekasih.
Tapi, saat tangan Dania terangkat ingin menyentuh kening Kendra, tangan Dania lebih dulu Kendra genggam. "Aku baik-baik saja, maaf semalam aku pasti menyusahkan kamu ya.." Kendra menarik pelan tangan Dania dan menggandeng nya ke arah dapur.
Bersambung