Di tahun 2036, dua agen elit Harzenia Intelligent Association (HIA), Victor dan Sania, mendapatkan tugas khusus yang tak biasa: mudik ke kampung halaman Victor. Awalnya terdengar seperti liburan biasa, namun perjalanan ini penuh kejutan, ketegangan emosional, dan dinamika hubungan yang rumit
Sejak Kekaisaran jatuh hanya mereka God's Knight yang tersisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emperor Zufra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20:Cinta dan pengorbanan melahirkan Masa depan
Angin musim gugur bertiup lembut di lorong batuan tua distrik Kelastra, bagian dari Kota Vichy yang masih belum dimodernisasi. Di salah satu sudutnya, berdiri seorang wanita berjaket hitam, mengangkat wajah ke arah sinar matahari yang menembus celah gedung Wanita itu akhirnya kembali sekian lama Sania, Dia baru tiba beberapa jam lalu, usai menyelesaikan misi panjang di utara. Tubuhnya tampak lebih kurus, tapi matanya jauh lebih tenang.
Langkahnya membawa ia ke taman kecil dekat pusat kota. Dan di sana, seperti memori yang hidup, berdiri Victor—duduk di bangku yang sama seperti saat mereka pamit dulu, membaca buku usang tentang sejarah Harzenia.
Sania tidak langsung bicara. Dia berdiri di depan Victor, Victor menoleh, matanya membulat sedikit. Tapi alih-alih terkejut, dia hanya tersenyum.
"Kamu pulang Rambut lumutan ^_^," ucapnya.
Sania duduk di sebelahnya, menarik napas pelan. "Aku rindu tempat ini... dan kamu Akagami."
Victor menutup bukunya.
"Kalau gitu jangan pergi lagi," katanya sambil menatap Sania.
Sania menoleh. Kali ini, tidak ada yang ditahan lagi.
"Aku... suka sama kamu. Dari dulu. Tapi aku takut. Takut kamu akan menjauh saat tahu aku bukan orang yang bisa kamu bawa ke masjid tiap minggu. Takut karena kita terlalu beda."
Victor menatapnya lama, lalu menjawab pelan, tapi tegas. "Sania, selama kamu jujur, aku akan selalu ada."
Sania terdiam. Matanya berkaca-kaca.
"Jadi... ini bukan cuma tentang keyakinan?" tanyanya pelan.
"Ini tentang kamu," jawab Victor. "Dan bagaimana aku tidak bisa lagi membayangkan hidup tanpamu di sisiku."
Angin berhembus pelan, mengangkat daun-daun kering. Mereka berdua duduk diam, tapi hati mereka kini berbicara lebih banyak dari kata-kata
Satu bulan kemudian.
Langit Harzenia cerah. Bunga-bunga liar bermekaran di sepanjang jalan menuju aula utama HIA—yang hari ini tidak dipakai untuk rapat perang atau misi rahasia, melainkan…
…pernikahan.
Victor dan Sania berdiri berdampingan di bawah langit terbuka, di antara teman-teman lama dan kolega mereka. Jennah dan Nari berdiri di sisi mereka, mengenakan seragam God's Knight
(baju biasa mereka sih sebenernya).
Jendral Cassian dikenang dalam doa pembuka. sebagai bagian dari mereka yang telah gugur namun berjasa dalam Pertempuran Orson
Victor mengenakan setelan hitam dengan lencana kecil HIA di dadanya. Sania… untuk pertama kalinya… mengenakan gaun putih sederhana, namun mencolok karena elegan dan penuh makna.
"Apakah kamu bersedia menerima Sania•Aturn, sebagai pasangan dalam damai dan perang, dalam gelap dan terang?"
"Aku bersedia."
"Dan kamu, Sania•Aturn… apakah kamu bersedia menerima Victor•Enus, bukan sebagai agen, tapi sebagai bagian dari hidupmu?"
"Dibayar seperangkat alat Perang,senjata dan Bom...?"
Sania menoleh padanya. Air mata sudah menggantung di sudut matanya. "Ya. Sekarang, dan selamanya."
"Ya udah ah Penting ada mahar, Gimana para saksi Sah!?"
"Saaahhhh!!!"
Tepuk tangan pun pecah Semua orang bersorak riang.
Nari meniup peluit terlalu keras. Jennah menembakkan peluru kosong ke udara. Semua tertawa.
Hari itu, dunia tak perlu diselamatkan. Tidak ada musuh yang harus dikalahkan. Tidak ada rahasia organisasi, atau perang antar bangsa
Hanya cinta dua manusia yang memilih saling memahami… meski mereka datang dari langit yang berbeda.
Setelah pernikahan selesai dan semua tamu bubar, Victor dan Sania duduk di pinggiran balkon markas HIA, menatap lampu-lampu kota yang mulai menyala satu per satu.
"Aku gak nyangka kamu pakai gaun," ujar Victor sambil menyeruput teh hangat.
Sania melirik, "Kamu pikir aku bakal nikah pakai jaket tempur dan sepatu baja?"
Victor angkat bahu. "Jujur? Iya."
Sania mendesah. "Kadang aku bener-bener kasihan sama selera estetikamu, Vic atau harus kah aku panggil My honey^_^."
Mereka tertawa kecil.
Dari bawah, suara Jennah terdengar, "Woy! Mau bulan madu ke Istanbul, jangan lupa paspor! Dan bawa roti tawar, katanya di sana cuma jualan roti keras."
"Lho itu roti kerasnya justru yang enak!" balas Nari sambil menembakkan petasan ke udara. “Boom!”
Sania mendongak, "Tuh orang masih main petasan sejak akhir perang. Gak trauma-trauma ya?"
Victor nyengir. "Itu justru cara dia move on."
Tak lama kemudian, Bodrex si robot (yang katanya udah mati tapi ternyata hanya reboot dan diam-diam hadir di acara), datang membawa satu koper besar.
"Ini perlengkapan bulan madu kalian!" kata Bodrex, suaranya agak ngadat.
Victor mengerutkan alis. "Kenapa koper ini berat banget?"
"Isinya... eh... tiga puluh dua lontong daun, empat belas liter susu unta, dan... satu karung."
Sania menatap Victor. "Ini kamu yang packing ya?"
Victor menggaruk kepala. "Kamu tahu aku panik kalau mau pergi jauh."
Sania menarik napas. "Vic... kita ke Istanbul, bukan ke Pasar malam."
Bodrex mengangkat tangan. "Jangan lupa! Di Hagia Sophia ada toko roti Al Fatihah Bread. Katanya uenak buangettt"
Victor membeku. Sania juga.
"...jangan bilang mereka—"
"Yup," potong Bodrex. "Mereka Adalah penjual roti terbaik Dan termakyos. roti mereka enak. Double life gitu."
Sania menepuk dahinya. "Astaga… kirain apaan!?"
Victor tersenyum. "kamu Kayak zaman dulu ya suudzon mulu."
"Ye btw Romantis banget, sumpah kalau kek gitu," jawab Sania sinis.
Jennah lalu muncul entah dari mana dan memberi mereka Hadiah dari HIA
"Hadiah dari HIA: dua tiket First class satu kupon diskon di restoran Turki halal yang, sayangnya, ditolak Sania kemarin karena dia kira itu toko daging Anjing."
"Eh, itu tulisannya aneh banget! Mirip huruf Jawa!, apa itu aksara Jawa. njir" bela Sania.
Victor cengar-cengir. "Itu Bahasa Ottoman, Sayang."
Sania langsung garuk kepala. "Ya maaf, kan aku atheis, bukan ahli sejarah..."
"Well sekarang lo istri gua jadi lo Mualaf, alhasil lo Muslim sekarang"
''Iya juga ya, OK" ucap Sania
"Well besok di Istanbul akan ku ajari cara² beribadah dan Doa nya"
Nari lalu mendekat sambil membawa kamera.
"Ayo dong foto perpisahan sebelum kalian pergi! Gaya bebas ya!"
Victor dan Sania pun berdiri.
Jennah bilang, "Satu… dua… tiga—"
Flash!
Di foto itu, Victor tanpa sengaja bersin. Sania tersandung, dan mereka malah saling dorong lalu jatuh di rumput. Jennah tertawa ngakak.
"Perfect. Foto nikah paling kacau abad ini," kata Jennah sambil mencetak foto.
Tapi Victor tidak bangun dulu. Dia menatap Sania dari bawah.
"Kalau kita bisa selamat dari ledakan Exekutor II, dikejar Pluto, perang skala global, dikhianati... dan masih bisa ketawa kayak gini..."
Sania mengangkat alis. "Kamu mau ngomong romantis ya?"
Victor tersenyum. "Nggak sih. Aku cuma mau bilang... maaf aku lupa bawa charger."
Sania mendelik. "...CHARGER APA?!"
"Charger senjata plasma. Kalau nanti di Istanbul kita diserang, ya kita... lari aja dulu?"
Sania tertawa terbahak, akhirnya mengangguk.
"Oke, Victor the Kid. Kalau kamu kabur, aku tinggalin kamu, Sendiri."
Victor menyeringai. "Deal, Omke gas."
Satu jam kemudian, pesawat HIA membawa pasangan itu ke langit malam. Di bawah, markas kembali hening. Para God's Knight punya waktu untuk istirahat. Untuk mencintai, bukan hanya bertarung.
Sania dan Victor duduk bersebelahan, tangan mereka saling menggenggam erat. Dan di layar kecil pesawat itu, tiket elektronik mereka tertulis:
"Istanbul:Honeymoon yipee"
"Vic..."
"Hmm?"
"Kita bakal baik-baik aja kan?"
Victor menoleh, menggenggam tangannya lebih erat. "Dengan kamu? Selalu Jelas to yo."
Sania menyandarkan kepalanya di bahunya. "Tapi serius ya, kalau Awas bo'ong"
Victor menimpali, "Ok Terus kita beli roti sekalian."
"oh ya btw ini list tempat yang akan kita datangin,Hagia Sophia, Masjid 1000 kubah, istana Sultan Mehmed menara galata, Musium arkeologi Istanbul dan lain-lain" ucap Sania
"waw kau semangat sekali Sania Kita emang mau honey moon sekalian liburan tapi aku gk menyangka kau akan se semangat ini"
"Jelas dong sayang ^\=^" Ucap Sania
"aku juga gk Sabar buat Ehemm² >\=<"
"ehmm soal yang terahir itu Belakangan aku juga gk sabar kok :)."
Dan mereka pun tertawa… lagi Setelah kejadian-kejadian yang mereka alami akhirnya mereka Memberikan mereka arti Baru tentang Cinta dan Pengorbanan...Dan mungkin menjadi awal baru bagi mereka Setelah apa yang sudah terjadi Mereka selalu bersama.
TAMAT.....
.hai salam kenal/Good/
bab nya panjang sekali