"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 Pelukan hangat Lily
3 hari kemudian.
Tok
Tok
Lily datang keperusahaan Robert dan mengetuk pintunya namun karena tidak terdengar suara dari dalam Lily membuka pintunya ternyata tidak ada orang.
" Kemana Om Robert" kata Lily menelfon tapi nomernya juga tidak aktif.
" Pak Robert sedang ada pertemuan luar perusahaan Nyonya " kata sekretaris menghampiri begitu melihat Lily .
" Mmm, okey" kata Lily yang salah juga tidak mengabari Robert dulu mau kesini dan akan pulang saja .
" Tapi dari jadwal pak Robert akan pulang sebentar lagi" kata sekretaris itu lagi .
Lily memilih kembali pulang saja karena berpikir Robert lama namun begitu keluar dari pintu utama perusahaan Lily berpapasan dengan Robert yang akan masuk .
" Lily " ucap Robert dengan seulas senyum namun wajahnya terlihat sangat lelah .
" Ehhhh, Om udah balik " senang Lily bersalam karena dia ingin bertemu dengan Robert.
" Ada apa ? Mengapa datang ?" tanya Robert mengajak Lily kembali masuk diikuti bodyguard dan staf yang berjalan dibelakang nya .
" Emang nggak boleh datang keperusahaan suami?" tanya Lily yang berjalan disamping Robert.
" Ya boleh " kata Robert tersenyum ketika Lily menyebut suami .
" Om dari mana capek banget kelihatan nya " ucap Lily .
" Menghadiri pertemuan luar perusahaan dan itu cukup jauh " ucap Robert yang benar-benar merasa lelah .
Begitu sampai diruangan nya Robert menutup pintu sementara Lily menaruh tas dan paper bag yang dibawanya diatas meja .
" Lily mengapa berdiri diatas sofa?" pertanyaan Robert melihat Lily berdiri diatas sofa setelah melepas sepatunya.
" Mau peluk Om " kata Lily merentangkan kedua tangannya
" Sini, Om capek kan biar aku peluk " ucap Lily memeluk Robert yang berdiri itu agar tersandar ke dadanya .
" Kata nya orang capek itu butuh pelukan Om " ucap Lily mengelus-elus kepala Robert yang bersandar pada nya .
" Om sih tinggi banget , aku jadi harus naik ke sofa biar lebih tinggi dari Om " celetuk Lily .
" Lily diamlah untuk beberapa saat " ucap Robert melingkarkan tangan dipinggang Lily dan bersandar pada Lily menikmati perasaan nyaman yang tidak pernah dia rasakan ketika lelah .
" Kerja itu secukupnya aja Om jangan terlalu berambisi pikirkan kesehatan" ucap Lily setelah beberapa saat melonggarkan pelukannya.
" Baiklah, kamu belanja juga secukupnya aja ya " ucap Robert duduk disofa .
" ihhhh, nggak mau aku nggak pernah cukup kalau belanja " pernyataan Lily begitu duduk didekat Robert langsung merengek.
" Tadi kamu suruh aku bekerja secukupnya, giliran aku menyuruh kamu belanja secukupnya tidak mau " tawa Robert melihat ekspresi tidak terima Lily .
" Ya maksud aku Om kan udah kaya , jadi tidak bekerja terlalu keras pun Om tidak akan miskin" ucap Lily menjelaskan maksud nya .
" Lily nggak ada sejarahnya pria kaya tanpa kerja keras , kecuali pria yang kamu pesan di club " ucap Robert yang merupakan pria berprinsip dan punya harga diri tinggi .
" Ehhhh, Om ngapain bahasa-bahasa itu lagi " cemberut Lily
" Ya kamu bilang aku tidak perlu bekerja keras untuk kaya , kalau begitu ya jadi Gigolo saja " ucap Robert.
" Ohhhh, jadi Om mau jual burung Om yang imut itu ?" ucap Lily memandang Robert sebelah mata .
" Imut?" Robert mengangkat sebelah alisnya.
Lily langsung menutup mulut nya begitu melihat Robert mengangkat sebelah alisnya.
" Katakan padaku Lily, dari mana kamu tau kalau," Lily langsung menutup mulut Robert dengan tangan nya agar berhenti bicara .
" Ma, maksud aku, aku, aaaaa udahlah makan salad buah ini " ucap Lily mengalihkan topik pembicaraan dengan mengeluarkan sekotak salad dari paper bag yang dibawanya .
" Cepat makan nanti salad nya keburu basi udah capek aku bikin " ucap Lily membuka kotak salad itu .
" Kamu membuatnya sendiri?" pertanyaan Robert mencicipi salad yang kelihatan segar itu .
" Iya, aku tambahkan susu sedikit agar lebih manis" cerita Lily juga memakan salad buatan nya .
" Susu apa, kok nggak manis " komentar Robert.
" Susu aku, tau Om " ketus Lily melihat senyum jahat diwajah Robert yang mengatakan salad seenak ini tidak manis .
" Ada air nya ?" tanya Robert yang langsung di tabok Lily .
" Om ya, diam-diam menghanyutkan" kata Lily yang menyadari kalau Robert mesum juga .
Tok
Tok
" Masuk " kata Robert.
" Permisi pak Robert, saya datang untuk meminta tanda tangan laporan kegiatan tadi pagi " ucap sekretaris Robert memberikan berkas yang dengan cepat Robert tanda tangani .
" Om ngapain tadi pagi sama Tante itu ?" tanya Lily pada Robert yang sedang menyimpan pulpen di saku depan jas nya .
" Ya meeting lah Lily, kamu pikir aku ngapain ?" ucap Robert geleng kepala menghabiskan salad yang Lily bawakan untuk nya .
" Om pernah punya pacar nggak?" tanya Lily menatap Robert yang sangat tampan dipandang dari segala sisi .
" Jawab Om " kata Lily duduk mendekat .
" Ada, sekarang aja 10 pacarku " ucap Robert meminum air putih .
" Ihhhhh, nggak percaya , Om aja setiap hari sibuk kerja terus jangankan buat kencan balas chat aja nggak sempat " kata Lily yang sejak menikah memperhatikan Robert yang setiap hari sangat-sangat sibuk hampir tidak ada waktu luang .
" Kalau kamu tau seperti itu lalu mengapa masih bertanya aku punya pacar ? " ucap Robert berpindah duduk kemeja kerjanya dan melanjutkan perkejaan nya .
" Lahhhh, emang nggak kesepian apa Om setiap hari bekerja tanpa kekasih ?" bingung Lily menghampiri Robert dimeja kerjanya.
" Astaga Lily , setiap hari aku sangat sibuk jangankan untuk merasa kesepian bahkan memikirkan soal cinta saja tidak sempat , aku senang menikmati pekerjaan ku " ucap Robert yang sedang mengetik di laptopnya.
" Nikmati aja pekerjaan sampai tua , nanti kalau udah 50 an baru pikirkan punya istri dan anak " ketus Lily akan pergi namun tangannya dipegang Robert.
" Mau kemana?" tanya Robert menatap Lily .
" Mau pulang " kata Lily .
" Disini saja dan pulang nanti bersamaku " ucap Robert mengangkat dan mendudukkan Lily diatas meja .
" Kenapa ingin ditemani , udah sadar kalau sendirian itu kesepian ?" goda Lily mengangkat sebelah alisnya.
" Diam temani saja aku bekerja" ucap Robert fokus pada laptop nya .
" Nggak ahhh, aku dapat apa temenin Om kerja " ucap Lily yang akan turun saja dari atas meja .
" Yaudah katakan , kamu mau apa?" tanya Robert menatap Lily yang mungkin saja ingin makan sesuatu .
" Apa ?" tanya Robert ketika Lily malah menunjuk dirinya .
" Mau duduk dipangkuan Om " kata Lily .
" Tapi kalau Om nggak mau yaudah aku pulang " kata Lily turun dari atas meja namun langsung dicegah Robert .
Robert mengangkat Lily keatas pangkuan dan memiringkan duduk Lily agar tidak mengganggu pandangan nya ke laptop.
" Om mau sentuh dada boleh?" izin Lily yang sangat menikmati posisinya .
" Om kalau nggak mau, biar aku sentuh dada Gigolo lagi " kata Lily yang melihat Robert berpikir lama sekali .
" Iya, iya ,sentuhlah, jangan lakukan hal seperti itu lagi "
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny