perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Edi pemilik kost
Satu jam pekerjaan hadi sudah beres, ia dapat uang sedikit lebih banyak hari ini karena punya spare part sendiri, hanya ke untungan dari jasa saja yang di bagi dua dengan Kak Mu'i
saat siang hari Hadi berpamitan, karena sudah dua hari tak pulang ke rumah
" kak aku pulang dulu, paling lusa aku kesini" ucap Hadi saat mau berangkat,
" bentar, kalau ada yang manggil kerumah kamu mau ga?" tanya kak Mu'i
" mau saja kak, tapi hituungannya gmana?" sahut Hadi
" gini aja kamu ngasih 10% aja ke bengkel gimana?" saran kak Mu'i
" boleh juga, tapi bilangain aku kan sambil sekolah, paling bisa siang sampe jam 5 sore saja nerima service panggilan" kata Hadi mengingatkan.
" ok, kamu hati hati di jalan" nasehat kak Mu'i
" eh loe beneran mau service panggilan Di?" tanya Ferry saat sampai di terminal Panjang
" ya mau aja tapi itungannya harus jelas, dan harus jrmput kan gw ga punya motor, kalau sama elo juga harus ada uang bensinnya" sahut Hadi
" ok dech, tuch mobil udah mau berangkat, gw balik dulu" sahut Ferry
" ya makasih ferr"
Di dalam mobil Hadi tak sadar tertidur, mungkin karena tadi malam ia mabuk dan mengobrol bersama Ayunda sampai hampir subuh
" dek, dek, banguun sudah sampe" hadi di bangunkan kondektur krena sudah sampai di Terminal Rajabasa
" Oh, maaf kak, aku ketiduran" sahut Hadi ia bangkit dan turun dari bus merah itu.
Hadi tidak mampir dulu hari ini ke Full penjualan tiket Putra Raflesia ia langsung naik lagi ke mobil angkot.
" sampe juga" gumam Hadi dalam hati saat melihat Asrama Intisari yang berjejer berhadapan tiga-tiga
" Hei kemana aja Hadi?" bang Made yang melihat Hadi baru baru datang bertanya
" dari bengkel bang" sahut Hadi
" Bengkel bang Regar? kemarin nyariin malah?" tanya bang Made heran
" bukan Bang, sekarang Hadi kerja di bengkel tv di depan Pasar Panjang bang" jawab Hadi meluruskan
" ooh pantas saja bang Regar nyariin kemarin" ucap bang Made
" bang aku ke kamar dulu, penat mau mandi" sahut Hadi, bang Made hanya mengangguk
Di dallam kamar kantuk menyerang lagi, Hadi langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tertidur
" Dor"
" dor"
hadi terbangun saat merasa pintu kamarnya di gedor oleh seseorang, ia mencuci muka dan membuka pintu ternyata bukan pintu kamarnya yang di gedor tetapi kamar sebelah ,
" Ini kemana orangnya" tanya Edi, anak pemilik asrama
" kurang tahu kak, saya baru dateng kak" jawab Hadi
" Kamu di tanya bener bener yah!" bentak Edi marah
" Wuuut"
Edi melompati pembatas kamar yang hanya setinggi 60 Cm, tangannya terayun hendak memukul Hadi, Hadi tentu saja tak mau menjadi samsak hidup, dengan gerakan cepat ia menutup pintu
" Blaaaank"
" Aduuuuh" Edi menjerit kesakitan saat tinjunya mengenai pintu kamar Hadi
Hadi keluar dan menendang Edi dengan keras
"Braaaak"
"Aargh"
Edi terjengkang, tak menyangka tendangan Hadi sangat kuat, Edi tak mengetahui jika Hadi mempelajari gerakan silat Joko Tole yang ia pelajari dari ayahnya Doni yang berasal dari Madura
Melihat Edi terjengkang tanpa memberi waktu bersiap bagi Edi ia langsung menerjang dengan pukulan keras yang mengarah ke rahang Edi
" Wut"
" Degh"
" Plaaak "
" desh"
" Aduuuh, aduuh" edi menjerit kesakitan sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangannya,
" Hadi udah, mati nanti anak orang" teriak Kak Endang dan segera melerai
" Ga apa apa kak, kesel gw, emang dia doang yang bisa mukul" balas Hadi masih meronta ingin memukul Edi lagi
" Bangsaaat, berani loe ngelawan gw!" seru Edi yang tak terima karena di pukul Hadi
" kenapa gw harus takut, sini duel lagi" tantang Arya
" Pergi loe dari kontrakan gw!" Ucap Edi mengusir
" Boleh, hari ini juga gw pergi, perjanjian sewa, kalau pemilik mengusir penyewa maka akan di berikan satu bulan untuk mencari tempat sewa lain, dan sewa gw masih sisa 4 tahun jadi pulangin uang gw dua juta empat ratus rupiah" seru hadi dengan suara keras, membuat Edi terdiam
" Awas loe nanti!" seru Edi , dengan membawa kekesalan di hati ia pergi
" Udah sabar" Kak Endang menenangkan Hadi yang masih emosi
" Maaf kak, gw kesel, mentang mentang yang punya kontrakan seenak jidat" ucap Hadi yang mulai mereda kekesalannya
keributan itu berakhir, satu persatu pergi kembali ke kamar mereka
" dah istirahat kakak mau ke kampus" ucap kak Endang
" ya kak, terima kasih" sahut Hadi.
Hadi kembali ke kamarnya menenangkan amarah di hatinya,
" Krieeeet" tiba tiba pintu kamar terbuka,
" Hadiii" teriak Yuni yang langsung memeluk Hadi
" Aku kangen kemana aja sih?" ucapnya sambil menggelendot manja
" aku kerja di Panjang sekarang Yun" sahut Hadi sambil membelai rambut Yuni
" Jauh amat?" tanya Yuni dengan cemberut
" pamannya temanku buka bengkel di sana kekurangan tehknisi jadi manggil aku" sahut Hadi, " eh kita makan di warung Restu Ibu yuk" ajak Hadi,
" Yang di depan Universitas Bandar Lampung?" tanya Yuni
" Iya, kenapa?" sahut Hadi balik bertanya
" kan cuma ada bubur doang sama mie di sana" jawab Yuni
" buburnya kan ada 3 macam, ada bubur Ayam, bubur ketan Hitam sama bubur kacang ijo" ucap Hadi
" iya juga yah, tapi ,makan bubur kan ga ngeyangin" protes Yuni.
" ya kalau ngabisin 4 mangkok juga pasti kenyang, Ha ha ha" hadi menjawab sambil tertawa
" Ih, kamu emang perut aku muat 4 mangkuk" gerutu Yuni
" He he he, kirain bisa muat" jawab Hadi tertawa
" ihk kamu!" dengus Yuni kesal
" dah ah, ayo kesana ya kalau kamu ga mau ke Restu Ibu , di sebelahnya juga ada rumah makan Sari Minang, kita makan di sana" ucap Hadi
" Eh iya ayo" Yuni langsung menarik Hadi mengajaknya ke Rumah Makan Sari Minang yang hanya terpisah dua warung dengan Restu Ibu.
" Eh, pelan pelan jatoh gw nanti!" teriak Hadi yang kaget saat Yuni menariknya dengan keras
" Bruuk" baru saja Hadi selesai berteriak tubuhnya menabrak Yuni di depannya hingga keduanya terjatuh
" Aduuh" Keluh yuni yan tertimpa badan Hadi, Hadi dengan cepat berdiri
" kamu ga apa apa?" tanya Hadi sambil membantu Yuni berdiri
" ga apa apa, kenapa tadi nyeruduk< ga sabar yah" goda Yuni
" kan kamu yang narik ga kira kira," sahut Hadi
" hi hi hi, habis ga sabar makan di rumah makan padang, " Yuni tertawa kecil mendengar ucapan Hadi
" ya udah ayo , aku juga udah laper " ajak Hadi,
Hanya berjalan sekitar 10 menit mereka sudah sampai di rumah makan Sari Minang