NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Pengejaran dan Awal dari Aliansi Gelap

Preview Bab sebelumnya :

"Ambil lentera ini, Vincent," katanya sambil menyerahkan lentera itu dengan tangan yang stabil. "Lentera ini akan menyembunyikan energi Saint yang ada di tubuhmu untuk sementara waktu, memberikanmu waktu untuk mempersiapkan diri. Pergilah ke Celah Utara di pegunungan itu, di sana kamu akan menemukan sekutu yang bisa membimbingmu menggunakan kekuatan barumu. Dia adalah seorang ahli yang telah lama mempelajari kekuatan Saint, dan jika kamu beruntung, ranahmu akan naik lagi, membawa kamu ke tingkat kekuatan yang lebih tinggi dan membuka jalan untuk menghadapi musuh-musuhmu."

Vincent mengangguk, matanya menyala dengan tekad. Ia meraih lentera itu, merasa ada harapan di tengah kekacauan. "Ayo, Lila," katanya, suaranya penuh dengan keyakinan. "Kita harus pergi dari sini, sekarang." Mereka berdua berbalik dan berlari keluar dari Perpustakaan Kuno yang tenang, langkah kaki mereka bergentayangan di koridor yang sunyi. Mereka kembali memasuki dunia yang kini jauh lebih berbahaya, dan ada kemungkinan dikejar oleh kekuatan-kekuatan tertinggi yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan belati itu.

Tiba-tiba ada sesuatu ....

Bab 20 : Pengejaran dan Awal dari Aliansi Gelap

‎Vincent dan Alicia melesat keluar dari gedung Perpustakaan Kuno. Mereka berlari ke arah luar. Udara malam terasa dingin, namun suhu tubuh Vincent membara karena perpaduan adrenalin dan energi di tingkat Ksatria Utama.

Lentera kuno di tangannya mengeluarkan cahaya kuning redup, tetapi Vincent bisa merasakan energi element Spiritual lentera itu memampatkan aura Saint-nya. Ini adalah satu-satunya perlindungan mereka dari deteksi jarak jauh.

‎"Jalur terdekat adalah melalui Hutan Persik di belakang Kuil!" teriak Alicia, nadanya tegang. "Itu akan membawa kita langsung ke perbatasan utara!"

‎Saat mereka berbelok di sudut tempat itu, suara gemuruh memenuhi udara.

BOOOM!

‎Sebuah gumpalan energi berwarna Biru-hijau menghantam tanah tepat di belakang mereka, menciptakan lubang besar. Debu dan kerikil menyembur ke udara.

‎"Kau pikir kau bisa lolos, Vincent?!"

Ternyata Suara itu adalah suara Evan, penuh amarah dan kekuatan. Evan kini berdiri di atap Kuil, siluetnya diterangi oleh cahaya bulan. Vincent merasakan aura kekuatan baru dari Evan—aura yang jauh lebih pekat dan agresif daripada yang ia ingat.

‎"Ranahnya juga naik!" teriak Vincent sambil melompat menghindari puing-puing. "Dia pasti telah berlatih keras setelah aku pergi!"

"Bagaimana ia bisa tiba-tiba ada disini?" tanya Vincent di dalam hatinya.

Konfrontasi Cepat

‎Evan melompat dari atap, mendarat di hadapan mereka, memblokir jalan menuju Hutan Persik. Matanya menyala dengan energi phoenix murni.

‎"Kembalikan apa yang kau curi!" perintah Evan. Tatapannya tertuju pada Belati Obsidian yang dipegang Lila. "Buku itu, Kunci Utama itu—semuanya adalah rahasia yang berharga!"

‎"Ini bukan tentang Suku Naga, Evan!" balas Vincent, maju selangkah di depan Alicia.

"Ini tentang perang yang lebih besar! mungkin saja sesuatu bisa saja terjadi, dan tentang hal ini kau tidak akan mengerti apa-apa!" jawab Vincent.

Evan tertawa sinis. "Kau kembali dari tempat itu dengan aura busuk Saint dan berpikir kau pahlawan? Kau adalah Pecundang! jangan berpura-pura dengan keadilan busuk mu disini, sebaiknya kau serahkan benda itu kepadaku." ucap Evan.

Vincent mengatupkan gigi, merasa amarahnya membara. "Kau tidak tahu apa yang aku telah lalui, Evan. Aku tidak akan menyerahkan benda itu kepadamu, tidak peduli apa yang terjadi." ucap vincent.

Disisi lain, Alicia juga melangkah maju, matanya berkilau dengan kemarahan. "Cukup, Evan. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari kami." ucap Alicia.

Melihat hal itu, Evan tertawa lagi, suaranya semakin keras. "Kalian berdua tidak bisa menghentikanku. Aku akan mendapatkan benda itu, dan aku akan menghancurkan siapa saja yang menghalangiku." ucap evan

"Cukup omong kosongnya!" Evan mengangkat tangannya, energinya memuncak. Gumpalan energi Biru-hijau meluncur ke arah Vincent dan Alicia. Mereka berdua melompat menghindari serangan itu, Vincent tahu ia tidak bisa mengimbangi kekuatan Evan dalam pertarungan terbuka ini.

Pertahanan Ksatria Utama

‎"Vincent, jangan biarkan dia memukulmu!" peringat Alicia. "Lentera ini hanya menipu indra, bukan menahan serangan!"

‎Vincent mengangguk. Ia harus memanfaatkan kekuatannya yang baru untuk bertahan dan melarikan diri, bukan bertarung.

‎"Perisai Lima Elemen!"

‎Vincent memanggil lima lapis perisai secara bersamaan—Batu yang paling tebal, diikuti Api, Angin, Air, dan Tanah. Ini adalah teknik pertahanan kompleks yang hanya mungkin dilakukan oleh seorang di tingkat Ksatria Utama yang mampu mengendalikan banyak elemen sekaligus.

Melihat hal itu Evan melepaskan serangannya lagi. " Teknik Rahasia Phoenix:

The Destructive Fire !"

‎Gelombang energi phoenix murni berwarna hijau-kuning melesat, menghantam perisai Vincent.

BOOM! KRAK! TSSS...

‎Perisai Api, Angin, Air, dan Tanah hancur berurutan dalam sekejap. Hanya perisai Batu terluar, yang diperkuat Energi Core Saint, yang berhasil menahan serangan itu, namun akibatnya tidak kecil, bagian yang bertahan itu retak parah. Vincent pun juga terdampak serangan itu, ia terdorong ke belakang sejauh 10 meter dari posisinya, tetapi kondisi ia tidak terluka parah.

Evan yang melihat itu terkejut. "Mustahil! Perisai di tingkat Ksatria Utama mu tidak akan mampu menahan serangan ini!"

Ditengah situasi itu, tiba-tiba Alicia merencanakan sesuatu. ‎"Aku punya kejutan baru, Evan!" Alicia memanfaatkan momen itu. kemudian, ia melemparkan sebuah pecahan Giok Kuno yang ia ambil dari Kuil Naga Hitam yang mereka masukin sebelumnya.

‎Pecahan itu meledak di antara Evan dan Vincent, melepaskan kabut tebal energi dimensi yang membuat Evan terbatuk dan kehilangan fokus.

‎"Sekarang!" seru Alicia.

‎Vincent dan Alicia melompat melewati Evan yang masih terpengaruh kabut, lalu berlari menuju Hutan Persik. Kemudian, Mereka melaju dengan cepat, melewati pepohonan kuno yang menjulang tinggi, dan menghindari cabang-cabang tajam dengan keahlian mereka. Sekarang, mereka berada di tengah-tengah hutan, jauh dari tempat semula.

‎Pengejaran ini baru saja dimulai. Mereka harus menggunakan setiap detik yang mereka miliki sebelum Evan berhasil pulih dan mengerahkan anggota pasukan suku Phoenix yang menyusul di belakang Evan.

"Alicia, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Vincent, suaranya rendah dan nada bicaranya terkesan cepat.

"Kita harus mencari tempat yang aman," jawab Alicia, matanya memindai area sekitar. "Evan tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan." lanjut Alicia.

Dalam situasi itu mereka terus berlari, dengan kondisi jantung yang berdetak kencang.

Tiba-tiba, Alicia menarik Vincent ke dalam semak-semak yang lebat.

"Diam," bisiknya, matanya memandang ke arah jalan yang mereka lewati tadi.

Terlihat Evan muncul dari arah jalan yang mereka lewati tadi, matanya merah dan wajahnya penuh dengan kemarahan. Dia memindai area sekitar, mencari tanda-tanda keberadaan Vincent dan Alicia.

"Tidak mungkin mereka bisa melarikan diri dari sini," ucap Evan, suaranya penuh dengan kepercayaan diri.

Alicia menarik napas dalam-dalam, tangannya menggenggam erat pisau kecil yang dia simpan. Vincent memandang ke arahnya, matanya penuh dengan pertanyaan.

"Kita harus siap," bisik Alicia, Dengan Tatapan matanya yang tak lepas dari Evan, dan mengawasi setiap pergerakannya.

Disisi lain, Evan mulai bergerak, langkahnya tenang dan penuh kewaspadaan. Dia tahu bahwa Vincent dan Alicia tidak bisa melarikan diri dan bersembunyi selama-lamanya.

Evan terus melangkah maju, matanya dengan teliti memindai area sekitar. Vincent dan Alicia menahan napas, berharap tidak terdeteksi. Tapi Evan tidak berhenti, dia terus saja maju, langkahnya lama-lama semakin dekat.

Tiba-tiba, Evan berhenti dan memandang ke arah semak-semak tempat Vincent dan Alicia bersembunyi. "Aku tahu kamu ada di sana," katanya, suaranya penuh dengan ejekan.

Alicia menggenggam pisau kecilnya lebih erat, matanya tidak pernah lepas mengawasi pergerakan Evan. sedangkan, Vincent memandang ke arahnya, siap untuk bertindak.

Evan tersenyum, tapi dari matanya terlihat menunjukkan ekspresi kemarahan. "Kalian berdua tidak bisa bersembunyi dariku," katanya, suaranya penuh dengan ancaman.

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Tanah mulai bergetar, dan pepohonan kuno mulai bergoyang. Evan Teralihkan dan memandang ke arah suara itu, matanya penuh dengan kekhawatiran.

"Apa yang terjadi?" tanya Evan, suaranya tidak lagi tenang.

Alicia tersenyum, matanya berkilau dengan harapan. "Itu adalah bantuan," katanya, suaranya penuh dengan kepercayaan diri.

Vincent memandang ke arahnya, matanya penuh dengan pertanyaan. "Bantuan?" tanya Vincent, suaranya menunjukkan rasa tidak percaya.

Alicia mengangguk, "Ya, itu adalah bantuan yang kita tunggu-tunggu dan mungkin saja mereka juga adalah sekutu kita," ucap Alicia, suaranya penuh dengan keyakinan.

Evan memandang ke arah suara gemuruh itu, matanya penuh dengan ketakutan. Dia bisa melihat bayangan-bayangan besar dari sebuah sosok yang muncul dari kejauhan, dan itu menyebabkan suara gemuruh yang semakin keras.

"Bagaimana kamu bisa...?" tanya Evan, ucapnya tanpa bisa menyelesaikan kata-katanya.

Alicia tersenyum, matanya berkilau dengan kemenangan. "Aku punya rencana," katanya, suaranya penuh dengan kepercayaan diri.

Ras Giant(Raksasa) muncul dari kejauhan, mereka adalah makhluk-makhluk berukuran besar dan memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat tapi beberapa dari mereka penalaran agak kurang, itulah mengapa Mereka bergerak maju, dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di depan mereka.

Evan memandang ke arah mereka, matanya penuh dengan ketakutan. "Tidak mungkin," katanya, suaranya tidak percaya.

Kenapa makhluk ini bisa ada disini? ucap Evan bertanya-tanya dalam hati seakan tak percaya.

Alicia tersenyum, "Sekarang, kita akan lihat siapa yang akan menang," katanya.

Vincent memandang ke arah Evan, matanya penuh dengan tekad. "Kita akan mengakhiri ini sekarang," katanya, dengan suaranya yang juga penuh dengan keyakinan.

Evan memandang ke arah mereka, matanya penuh dengan kemarahan. "Kamu tidak akan menang," katanya, dengan suaranya penuh dengan ancaman.

Pertarungan pun dimulai, Ras Giant (Raksasa) Melihat Evan menganggu jalan dihadapannya, Kemudian ia langsung menerjang dan melawan Evan beserta pasukannya.

Kemudian, Pertarungan pun semakin sengit, Ras Giant (Raksasa) itu menghancurkan tanah di bawah kakinya. Evan mencoba melawan, tapi kekuatan Ras Giant terlalu besar. Pasukan Evan mulai terdesak, sepertinya mereka tidak bisa bertahan lebih lama dari serangan Ras Giant.

Vincent dan Alicia yang melihat kesempatan itu, mereka langsung saja melompat ke dalam pertarungan. Kemudian, Vincent mengeluarkan teknik serangannya, "Teknik Dragon Fire !" Api merah menyala di tangannya, Vincent mengarahkan api itu ke arah pasukan Evan.

Sedangkan, Alicia juga tidak mau kalah, dia mengeluarkan pisau kecilnya dan melompat ke arah pasukan Evan. "Teknik Bayangan!" Alicia menghilang dan muncul di belakang pasukan Evan, dia langsung menusukkan pisaunya ke arah mereka.

Disisi lain, Evan yang melihat hal itu semakin terbakar amarah, tapi karena posisinya yang lagi terdesak oleh Ras Giant, ia dengan terpaksa harus fokus melawan Makhluk itu terlebih dahulu.

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Tanah mulai bergetar, dan langit mulai berubah warna. Evan memandang ke arah langit, matanya penuh dengan ketakutan.

"Apa yang terjadi?" tanya Evan, dengan suara yang menunjukkan situasi yang Tidak bisa percaya.

Ras Giant berhenti sejenak, dia memandang ke arah langit. "Apa.....Itu...... adalah...?" katanya, suaranya lambat dan tidak bisa menyelesaikan perkataannya.

Di situasi yang aneh serta membingungkan itu. Tiba-tiba, petir menyambar dari langit, mengenai tanah di dekat Evan. Evan terlempar ke belakang, dan hal ini membuat ia tidak bisa bergerak.

Ras Giant memandang ke arah Evan, matanya penuh dengan kemarahan. "Kamu..... tidak..... pan......tasss menjadi.... lawan.....ku," katanya, suaranya penuh dengan kebencian dengan diikuti kata yang terbata-bata.

Kemudian, Ras Giant melangkah maju ke arah Evan, lalu ia mengangkat kakinya, siap untuk menginjak Evan. Vincent dan Alicia yang melihat itu, mereka langsung melompat untuk menyelamatkan Evan.

Tapi sudah terlambat, saat Ras Giant mengangkat kakinya dan ingin menginjak Evan, sebuah bayangan hitam muncul di depan Evan, melindungi dirinya dengan kekuatan yang luar biasa.

Ras Giant menginjak bayangan hitam itu, tapi tidak bisa menembusnya. Bayangan hitam itu adalah seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang, dia memandang ke arah Ras Giant dengan mata yang tajam.

"Dasar Makhluk Rendahan, Kau Tidak Boleh Menyentuhnya," katanya, dengan nada yang dingin dan tegas.

Ras Giant memandang ke arah wanita itu, matanya penuh dengan kemarahan. "Kau.... siapa..... Kau?" tanya Ras Giant, suaranya seperti mengema seperti guntur tapi tetap saja terbata-bata.

Wanita itu tersenyum, matanya berkilau dengan aura kekuatan jahat yang memancar darinya. "Aku adalah salah satu Anggota Terkuat dari Organisasi Black Blood Mage, dan saat ini aku memutuskan akan membantu Evan," katanya, suaranya penuh kengerian disertai dengan aura hitam pekatnya.

Evan memandang ke arah wanita itu, matanya penuh dengan rasa tidak percaya. "Kamu... kamu membantu aku?" tanya Evan, dengan nada dan ekspresi seakan tidak percaya.

Wanita itu mengangguk, matanya tetap dengan tatapannya yang tajam. "Ya, aku membantu kamu, Evan. Karena kita memiliki tujuan yang sama... menghancurkan musuh-musuh kita," katanya, suaranya penuh dengan aura kekuatan yang jahat dan mengerikan.

Ras Giant memandang ke arah wanita itu, matanya penuh dengan ketakutan. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan Organisasi Black Blood Mage (Black Mage), dia memutuskan untuk mundur.

Kemudian, Ras Giant itu menjauh masuk ke pedalaman hutan kembali ke sarangnya.

Evan memandang ke arah Bayangan Hitam itu, dengan matanya yang masih penuh ekspresi bingung serta dengan rasa tidak percaya. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Evan, suaranya tegas dan sikap yang penuh waspada.

Bayangan Hitam tersenyum,

Tiba-tiba, Evan merasakan tekanan di dadanya, sulit bernapas.

"Aku ingin kamu menjadi milikku, Evan..."

Pada saat nama Evan disebut, Terbentuk Sebuah bayangan kecil seperti rantai hitam melesat dari tanah dan melilit pergelangan tangan Evan, dinginnya menusuk hingga ke tulang. Evan terdiam, ingin rasanya menjerit tapi kini suaranya tertahan.

“...dan bersama kita akan menghancurkan dunia ini,” Bayangan Hitam itu menyelesaikan kalimatnya dengan penekanan dengan nada yang dingin. Rantai di tangan Evan bergetar, seolah segel perjanjian, karena ucapan yang baru saja diucapkan oleh Bayangan hitam itu. Kemudian, Kekuatan dengan aura yang gelap, dan kuno, serta mematikan perlahan-lahan mulai memenuhi udara.

Vincent serta Alicia memandang ke arah Evan dan Bayangan Hitam itu, matanya penuh dengan rasa tidak percaya. Apa yang sebenarnya sedang terjadi disini? Bagaimana Evan bisa tiba-tiba bekerjasama dengan kekuatan jahat itu?

"Alicia, kita harus melakukan sesuatu," bisik Vincent kepada Alicia, matanya terus mengawasi sekitarnya.

Alicia memandang ke arah Evan, matanya penuh dengan rasa curiga dan waspada. "Tapi apa yang bisa kita lakukan, Vincent? Bayangan Hitam itu terlalu kuat dan bisa saja ada kemungkinan konspirasi dibalik ini," katanya, suaranya lembut membalas perkataan Vincent.

Vincent mencoba untuk mengumpulkan keberanian nya, dengan matanya yang penuh dengan tekad. ia mencoba untuk lebih percaya pada kekuatan dan kemampuan dirinya. "Kita harus mencoba, Alicia. Kita tidak bisa membiarkan Evan jatuh ke dalam kegelapan."

Tiba-tiba, kekuatan gelap yang dipancarkan oleh Bayangan Hitam mulai mempengaruhi Vincent dan Alicia. Mereka merasa energi element Spiritual nya melemah dan ketakutan mulai menguasai diri mereka.

"Tapi apakah kita bisa?... atau kita pergi saja dari sini," kata Alicia, suaranya mulai goyah.

Vincent memandang ke arah Evan, matanya penuh dengan rasa tak percaya. "Evan... apa yang terjadi padamu?" katanya, suaranya tegas.

Dan kemudian, semuanya menjadi gelap...

Apa yang akan terjadi pada Evan? Apakah Vincent dan Alicia bisa menyelamatkannya? Ikuti kelanjutan cerita ini di bab berikutnya!

Bersambung........

______________________________________________

Sejarah Ras Giant (Raksasa)

Asal Usul: Ras Giant adalah Salah satu makhluk legendaris, ia diciptakan dari setetes darah dewa kuno yang jatuh ke dunia Aethoria ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki ukuran tubuh besar, dengan tinggi yang mencapai puluhan meter, dan kekuatan fisik yang luar biasa.

Kemampuan: Ras Giant memiliki kekuatan besar dan dapat mengendalikan elemen-elemen alam, seperti gempa bumi dan api sesuai dengan elemen nya. ia dapat menghancurkan batu besar dan menghancurkan bangunan di sebuah pedesaan dengan sekali pukul.

Tujuan: Tidak ada yang tahu apa tujuan sebenarnya dari Ras Giant, mereka hanya ada dan bergerak sesuai dengan naluri mereka. Beberapa orang percaya bahwa mereka memiliki tujuan tertentu, namun tidak ada yang tahu apa itu.

Kemunculan: Ras Giant muncul di tempat-tempat dengan energi alam kuat, seperti daerah dekat gunung berapi, di pendalaman hutan kuno, dan gua-gua yang tersembunyi. Mereka dapat muncul secara tiba-tiba dan menghilang tanpa peringatan, dengan meninggalkan jejak kehancuran di belakang mereka.

Legenda: Ras Giant adalah makhluk kuat yang harus diwaspadai, namun mereka bisa bertindak agresif dan kekuatannya bisa menjadi ancaman bagi keseimbangan alam Aethoria, jika mereka merasa terancam atau situasi tertentu. Banyak petualang yang telah mencoba untuk mencari dan mempelajari Ras Giant, namun hanya sedikit yang kembali untuk menceritakan kisah mereka.

1
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
Rina
gak sabar nungguin update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!