NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 21

Harapan yang sudah terlanjur membumbung tinggi justru berbalik menghempaskanku hingga ke jurang terdasar. Awalnya kupikir aku sudah memiliki harapan untuk bersama dengan Tiara, tak kusangka fakta yang kutemukan justru menamparku, membuatku tersadar atas ilusi kebahagiaan yang kuciptakan sendiri di dalam pikiran. Tiara masihlah istri Arkan, dan kenyataan itu mau tidak mau harus aku terima, suka atau pun tidak suka.

Aku heran dengan Arkan, dia punya istri yang dari segi fisik dan rupa tidak kalah cantik, namun kenapa dia malah memilih berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Dasar pria tak bersyukur. Tidak tahu saja dia bahwa di sini ada aku yang sejak dulu bermimpi ingin membersamai dan ingin hidup bahagia bersama wanita yang dia khianati itu.

Dari pencarian informasi tentang Tiara, aku juga menemukan bahwa dia sekarang menjadi penulis novel online. Aku tidak terlalu surprised karena aku tahu bahwa dia sangat suka membaca dan menulis sejak dulu. Aku masih ingat bagaimana dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca buku di perpustakaan atau toko buku, baik itu fiksi mau pun non fiksi, ditemani segelas kopi. Dan sekarang, dia telah menjadikan passionnya itu sebagai pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Entahlah, bahkan saat usiaku sudah hampir menginjak pertengahan kepala tiga, aku masih belum berani muncul di hadapannya dan memperkenalkan diri sebagai Bang Jaja-nya. Semakin usianya dewasa, pesonanya juga kian menguat. Aku masih takut ketika membayangkan diri sendiri menatap matanya secara langsung, aku jadi tidak bisa mengendalikan diri beserta degup jantung yang melaju cepat, membuat tanganku menjadi tremor. Membayangkannya saja rasanya begitu memalukan.

Aku selalu terheran dengan Arkan, bagaimana bisa dia membiarkan wanita seperti Tiara dia anggurkan di rumah, sementara dia sendiri tinggal di apartemen bersama kekasihnya. Apakah matanya katarak atau bagaimana? Aku juga heran dengan Tiara, apakah dia terlalu cinta, terlalu mempercayai suaminya sampai-sampai dia tidak protes jika Arkan jarang pulang. Kalau coba dipikir-pikir, aku saja yang belum pernah berumah tangga bisa merasakan ada yang janggal dengan kehidupan rumah tangga mereka.

Salah satu caraku mulai dekat dengan Tiara adalah dengan mulai membaca novel-novelnya, dan mengikuti akun media sosialnya, rajin berkomentar dan memberi apresiasi agar dia semangat berkarya. Lucunya, saat aku dan dia mulai sering berinteraksi, dia justru malah berpikir bahwa aku ini wanita. Tapi tak mengapa lah, dengan menganggapku begitu, dia tidak akan canggung berinteraksi denganku. Dan tanpa terasa aku melakukan hal itu hingga memakan tahun. Di tengah kesibukan, interaksi dengannya bak pil pembangkit semangat. Meski Tiara belum mengenaliku, tapi aku merasa sangat bahagia bisa berinteraksi dengannya hampir setiap hari.

Ada suatu waktu aku tidak sengaja memergoki Arkan dan Anika sedang jalan di pusat perbelanjaan. Mereka berdebat di tempat yang sepi.

"Aku bosan mendengarkan alasan kamu, Mas. Kamu bilang kamu dan istrimu gak pernah saling cinta, tapi kenapa sampai sekarang kamu masih bertahan hingga 8 tahun lamanya dengan dia. Kenapa gak kamu ceraikan saja dia?" Anika merajuk. Dia memutar badan memunggungi Arkan setelah mengatakan isi hatinya.

"Sayang, jangan gitu dong." Arkan menarik lengan Anika agar wanita itu berbalik padanya, tapi Anika justru menghempaskannya dan melangkah maju menjauh. Arkan terlihat menghela napas, lalu dengan sabar melangkah mendekat dan memeluknya dari belakang. Meski awalnya perempuan itu sempat memberontak, tapi ujung-ujungnya tenang juga. "Sayang, kamu juga tahu sendiri bahwa hubunganku dengan Tiara gak mudah. Orang tua kami bersahabat baik sejak dulu, jadi meski pun aku dan Tiara mau bercerai, orang tua kami pasti menentang. Ditambah ada Ardhan di antara kami." Arkan mengurai pelukannya, lalu memutar tubuh Anika menghadapnya. "Lihat aku, Sayang. Meski pun aku dan Tiara belum bercerai, tapi pemenangnya tetap kamu. Buktinya, selama ini waktuku, cintaku, kasih sayangku, lebih banyak aku habiskan bersama kamu. Jadi aku mohon, tolong jangan menuntut banyak dulu, karena bisa jadi itu hanya akan memperburuk keadaan."

Aku yang diam-diam menguping pembicaraan mereka langsung berdecih. Rasanya ingin sekali kubongkar perselingkuhan mereka. Namun bodohnya, aku malah lupa merekam.

Mengetahui fakta bahwa ternyata Tiara dan Arkan tidak saling mencintai, tidak bahagia bagi rumah tangga mereka, rasanya seperti memberiku celah untuk mendekat. Aku tidak boleh seperti ini terus, berjalan di tempat hanya dengan terus memantau diam-diam selama bertahun-tahun. Nampaknya aku seperti terobsesi, tapi tidak begitu, aku benar mencintainya segenap jiwa, dan berniat membahagiakannya dengan sepenuh hati jika Yang Maha Kuasa memberiku kesempatan untuk itu. Selama ini aku menjaga jarak, takut mengganggu. Jika waktu yang tepat tiba untuk mendekat, aku akan mendekat. Dan sepertinya sekarang waktunya sudah tiba. Sebagai laki-laki, aku harus berani mengambil langkah maju.

Niatku itu sepertinya mendapat dukungan dari semesta. Aku melihat pengumuman Tiara di sosial media yang mencari narasumber untuk inspirasi penulisan novel terbarunya. Temanya tentang pengkhianatan dalam rumah tangga. Tekadku sudah bulat, aku akan dengan senang hati menjadi salah satunya.

Hari itu akhirnya tiba. Aku berdiri di balik dinding kafe, mencoba menenangkan diri sendiri. Napasku berat, jantungku berdebar kencang, dan tanganku sedikit bergetar. Aku sudah membayangkan momen ini selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Aku melihat sekeliling kafe, mencari sosok yang sudah aku tunggu. Dan kemudian, aku melihatnya. Tiara, dengan senyum manisnya, menyambut seorang wanita yang baru datang dan duduk di seberang mejanya. Sepertinya dia adalah salah satu narasumber seperti aku.

Beberapa waktu kemudian, aku akhirnya bisa menguasai diri. Aku harus tampil percaya diri dan berkesan ketika bertemu dengannya, karena kalau tidak, usahaku berdandan keren dari pagi akan sia-sia. Tak lama setelah wanita itu pergi, aku akhirnya memberanikan diri mendekat.

"Halo, selamat siang." Aku memasang senyum terbaikku saat Tiara mendongak menatapku. Mata kami bertemu. "Perkenalkan, saya pemilik akun @senja25," kataku, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya.

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!