"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Rimba menghela nafas pelan. "Jangan bawa Retha ke dalam hubungan lo sama Jessi, Ken. Lo makin keliatan egois yang mau dua-duanya" geram Rimba dengan tatapan nyalang.
Ken menggeleng keras. "Gue emang udah kepikiran buat akhiri hubungan itu semenjak Retha datang di hidup gue, Rim!" sangkal Ken yang ikutan geram, diri nya di salahkan terus kali ini.
"Kenapa baru sekarang lo kayak gitu, Ken?" tanya Nando kali ini bersuara lagi dengan tatapan datar ke arah depan.
"Gue baru sadar kalau Ken orang nya yang paling plin-plan di antara kita berdua" ucap Nando lagi sebelum bangkit dari duduk nya, tenggorokan nya rasa nya sudah kering.
Ceklek
Nando yang hendak ke dapur menghentikan langkah nya dan terdiam menatap ke arah pintu kamar yang terbuka sedikit. Begitu juga dengan Rimba dan Ken.
"Bang.." lirih Retha terdengar samar oleh Nando.
"Hah apa dedek manis?" tanya Nando segera mendekat, hanya ia yang mendengar panggilan Retha tadi.
"Gue.. Laper.. Bisa.. Ambilin makanan.. Gue dong"
Nando terus mencerna maksud dari bisikan Retha yang hanya terdengar beberapa kata.
Bruk
"Retha!" pekik Ken dan Rimba yang sigap dan langsung membuka pintu walau sedikit terhalang tubuh Retha yang ambruk.
"Tha! Dek! Hey!" seru Rimba mencoba membangunkan Retha dengan tepukan di pipi.
"Angkat dulu Rim! Gue mau hidupin lampu" ucap Ken terdengar keras. Rimba langsung menurut dan menggendong Retha bridal style dan di taruh ke atas ranjang.
"Kancing baju dia buka yang paling atas, jangan sampai bikin dia susah bernafas" titah Ken membuat Rimba cengo.
"Dongo!" maki Ken langsung melakukan nya sendiri.
"Dia belum makan siang?" tanya Ken dengan mata memicing, bahkan perut Retha terdengar gemuruh saat ini.
Rimba mengangguk lirih. "To!ol ngebiarin adek sendiri kelaparan! Sedangkan di luar sana makanan banyak" bentak Ken segera mengambil minuman serta makanan yang sudah dingin di atas meja.
"Dia nolak sejak tadi" ucap Rimba dengan jujur, ia sedang kalut apalagi ini tentang Retha, otak nya menjadi tak bisa berpikir jernih.
Ken mondar-mandir di dalam kamar Retha begitu juga Rimba yang nampak cemas, kedua nya menunggu Retha sadar.
Nando menghela nafas. "Nungguin sampai kapan? Kalian berdua sama-sama dongo perihal Retha yang udah pingsan gini" cibir Nando bersandar di pintu kamar Retha.
"Terus kita harus gimana?" sahut Ken dan Rimba bersamaan dengan nada suara yang sama.
"Telpon dokter ege" Nando rasanya ingin meninju kedua nya yang tak berpikir luas.
Ken dan Rimba saling pandang hingga mengangguk dan Ken segera menelepon dokter pribadi keluarga nya.
"Cocok emang jadi ipar mereka berdua" gumam Nando yang melihat tingkah Ken dan Rimba yang tak ada beda nya.
Hingga 15 menit, Retha masih tak kunjung sadar. Dokter pun baru tiba dan langsung memberi penanganan pada Retha.
"Siapa nya kamu Ken?" tanya dokter melirik tipis ke arah Ken yang berdiri di depan.
"Calon menantu Mama" jawab Ken tanpa pikir panjang, membuat Rimba menatap nyalang hendak protes.
Dokter itu mangut-mangut. Dan mulai memeriksa tubuh Retha. Di tonton oleh Ken dan Rimba. Sedangkan Nando memilih keluar.
"Bisa tidak salah satu dari kalian keluar dulu? Pengap" secara tak langsung dokter itu mengusir kedua makhluk di depan nya yang mengganggu konsentrasi nya.
"Lo aja" ucap Ken pada Rimba.
"Lo, gue Abang nya!" balas Rimba tak ingin kalah.
Ken menghela nafas. "Tapi gue pacar nya"
"Sejak kapan?"
"Sejak tadi!"
"Pokoknya lo yang keluar, lo nggak di butuhkan disini" Rimba mengusir Ken dengan dorongan di bahu.
"Lo aja! Gue masih mau nemenin Retha" tolak Ken menguatkan kaki nya agar tak berpindah tempat.
Dokter itu menghela nafas dan berjalan ke arah pintu untuk memanggil Nando.
"Kamu urus mereka berdua bisa? Saya ingin pekerjaan saya cepat selesai. Kalau ada mereka bagaimana saya bisa fokus" Nando mengangguk segera berjalan ke arah kedua nya yang masih berdebat.
Dokter itu menggeleng pelan menatap tingkah ketiga nya yang begitu bobrok, jika tidak ingat tujuan nya untuk mengobati Retha, calon menantu Nyonya Amber, sudah di pastikan ia akan melerai ketiga nya lebih dulu.
"Aku harus memberitahu Nyonya kabar ini" gumam dokter bergender wanita itu, dokter pribadi keluarga Ken bukan hanya satu tapi ada sepasang agar memudahkan untuk berinteraksi jika pasian perempuan maka akan di tangani oleh dokter perempuan, begitu juga sebalik nya.
Usai di periksa, dokter itu hendak pamit setelah memberi obat untuk maag yang alami, tapi Retha mencoba sayup-sayup sadar.
"Syukurlah Nona sudah bangun, Nona bisa duduk?" Retha mengangguk pelan dan berusaha untuk duduk.
"Nona bisa minum dulu, setelah itu makan ya? Dan minum obat ini, supaya maag Nona tidak kambuh lagi, tetap jaga pola makan ya. Jangan melupakan nya walau sedang di terpa masalah" ucap dokter itu di angguki patuh Retha.