Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
karena kewajiban
" kenapa, kayak nya shock banget ketemu aku?"
tanya Adrian memecah keheningan yang sudah menyelimuti kami sejak kami naik ke mobil nya.
aku hanya tersenyum, dan menggeleng pelan
"udah punya anak berapa? "
"satu .. " jawabku sambil menatap keluar jendela mobil. karena aku tau Adrian sedang menatap ku lewat spion dalam mobil nya
aku sengaja duduk di belakang karena selain takut maria tidak nyaman, aku juga takut Adrian mendengar detak jantungku yang masih belum bisa aku tenang kan dari tadi.
"belok sebelah kanan, dri.. " kataku setelah sampai di gang menuju rumah ku
"di sini..??
Aku mengangguk, adri pun menghentikan mobil nya dan membuka kan pintu untuk ku
"Terima kasih ya dri.. "
"Sama-sama.. " jawab adri sambil tersenyum
"kalo ada apa-apa langsung hubungi aku ya,masih simpan nomor aku kan?belum ganti kok nomornya..dan kebetulan juga rumah dan klinik aku dekat dari sini.. " jelas nya sambil menunjuk klinik berpagar besar, yang hanya terhalang beberapa rumah dari rumah ku.
Aku mengangguk pelan "ok.. " hanya itu kata yang terucap dari bibir ku.. karena tiba-tiba maria menggeliat
Adrian pamit pulang, sementara aku langsung membopong maria masuk ke rumah menuju kamar nya.
jam di dinding ku sudah menunjukkan pukul 8 malam..setelah minum obat, maria tampak terlelap dalam tidur nya.. ada kesal, marah dan kecewa pada suami ku yang terlalu sibuk berkerja.. meskipun, tadi pagi aku sudah memberitahu maria jatuh di sekolah, dia hanya mengeluh karena tidak bisa langsung pulang. karena sejak jadi manager dia semakin jarang pulang, sekali pun pulang dia lebih sering pulang ke rumah orang tua nya.. dengan alasan tempat nya berkerja lebih dekat dengan rumah orang tua nya.
"Kirana.. gimana keadaan maria? " tanya suami ku yang tiba-tiba muncul di kamar. dia langsung duduk memegang tubuh maria
"dia gak demam kan? "
Aku menggeleng pelan..
"dia nunggu kamu dari kemarin, tadi pagi aku janji kamu akan pulang sebelum dia tidur.. tapi, mungkin karena pengaruh obat jadi dia tidur lebih awal.. " jelasku menahan seribu umpatan yang ingin ku tujukan ke arah nya.
"maaf, aku terlalu sibuk.. kemarin juga ibu mendadak sakit jadi ingin aku temani berobat" ujar nya sambil memegang kedua tangan ku, berusaha menenangkan sikap ku yang sudah mulai terlihat kesal
Aku menepis tangan nya pelan beranjak keluar kamar, menuju ke meja makan menyiapkan makanan untuk nya.. sementara dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya,.
tanpa sepatah kata pun aku menemani nya menghabiskan makanan nya
setelah membereskan meja makan aku menuju kamar marisa.. di ikuti suami ku
"aku tidur di sini mas, kasian kalo dia bangun tengah malam gak ada yang jagain.. "
Suamiku hanya mendesah pelan, sambil berlalu keluar kamar.. menuju kamar kami yang bersebelahan
Begitulah, kehidupan rumah tangga ku 10 tahun yang masih terasa hambar. . pernikahan yang hanya berlandaskan pada kewajiban -kewajiban yang harus aku lakukan sebagai seorang istri,pernikahan yang tak bisa ku sesali karena ini adalah keputusan ku atas restu ibu ku.. suami ku pun jarang berbicara banyak denganku.. entah itu karena dia terlalu lelah, atau dia tak mau mendengar ocehan ku tentang ibu nya yang meski sudah lama menikah dengan ku.. tapi beliau tampak belum merelakan anak bungsu nya itu menikah dengan ku..
Ku tatap gadis kecil di sebelah ku, permata hatiku, belahan hidupku.. tak terasa butiran hangat mengalir di pipiku.. "ya Tuhan, kuatkan lah aku.. " desah ku pelan memegangi dadaku yang tiba-tiba terasa sesak.. ku coba memejamkan mata berharap hari esok akan ada perubahan yang lebih baik dalam rumah tangga ku