NovelToon NovelToon
KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

"Tolong mas, jelaskan padaku tentang apa yang kamu lakukan tadi pada Sophi!" Renata berdiri menatap Fauzan dengan sorot dingin dan menuntut. Dadanya bergemuruh ngilu, saat sekelebat bayangan suaminya yang tengah memeluk Sophi dari belakang dengan mesra kembali menari-nari di kepalanya.

"Baiklah kalau tidak mau bicara, biar aku saja yang mencari tahu dengan caraku sendiri!" Seru Renata dengan sorot mata dingin. Keterdiaman Fauzan adalah sebuah jawaban, kalau antara suaminya dengan Sophia ada sesuatu yang telah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Apa yang telah terjadi antara Fauzan dan Sophia?

Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3

Suasana sore di komplek pemakaman, dengan langit yang mulai menggelap tertutup awan hitam yang bergelung diangkasa. Menjadi saksi beberapa orang yang menunduk larut dalam kesedihan yang mendalam, tepat diatas gundukan tanah merah yang tertutup taburan kelopak bunga setelah pemakaman selesai.

Puluhan orang yang hadir ikut mengantar dan melepas kepergian almarhum Fajar Septian, satu persatu mulai meninggalkan pusara setelah berdo'a dan menyampaikan ucapan duka cita pada keluarga.

Seorang perempuan yang mengenakan pakaian serba putih, sedari tadi masih bersimpuh dengan kedua tangannya yang memegangi papan yang ditancapkan diatas pusara. Tertera keterangan nama dan usia almarhum Fajar suaminya. Dibelakangnya terdapat Renata, Kartika dan Jaenab yang setia menemaninya dalam kebisuan.

Langit pun kian menggelap, dengan gulungan awan yang semakin menghitam pekat. Bahkan kini mulai dihiasi kilatan-kilatan yang saling menyambar, diiringi suara gemuruh yang menggelegar bersamaan dengan rintik-rintik yang mulai turun membasahi tanah.

Membuat Ikram yang berdiri bersisian dengan Fauzan dan juga Wira ayah dari Sophia, beranjak menghampiri istri dan kedua menantunya untuk segera meninggalkan area pemakaman. Mengetahui hujan sebentar lagi akan turun, seolah pertanda langit yang ikut menangis berduka dengan kepergian Fajar.

"Bu, ayo ajak Sophi pulang sekarang! sebentar lagi hujannya pasti semakin deras, kasihan juga si kembar sudah lama ditinggalin." Ucapnya pada Kartika supaya mengajak Sophi pulang. Membuat paruh baya yang sedari tadi menunduk diatas pusara putra bungsunya beringsut menyentuh bahu sang menantu.

"Nak, ayo kita pulang sekarang! besok kita bisa kesini lagi, kasihan si kembar pasti nungguin." Ucap Kartika dengan lembut.

"Ib-bu saja yang pu-lang. Ak-ku mau di sini nem men nin mas Fajar, hiks." Sophi kembali terisak, hatinya hancur saat di paksa harus menerima kenyataan kalau suaminya kini sudah pergi untuk selama-lamanya. Bagaimana ia dan si kembar nantinya, bisakah hidup dan membesarkan anak kembarnya yang kini baru berusia tiga bulan tanpa sosok suami.

Renata yang sedari tadi hanya diam dibelakang Sophia, kini perempuan itu menyentuh bahu istri dari almarhum adik iparnya. "Sophi, jawab pertanyaan mbak. Apa kamu mencintai Fajar?" Tanya nya dengan sorot iba yang langsung dijawab anggukan oleh Sophia sambil terisak.

"Kalau kamu mencintainya, maka ayo kita pulang sekarang. Rawat baik-baik si kembar sebagai bentuk cintamu pada almarhum, karena itu adalah buah cinta kalian yang di tinggalkan almarhum bersamamu. Kamu boleh bersedih karena kami pun merasakan hal yang sama, tapi jangan sampai kesedihanmu itu membuat si kembar terabaikan. Karena itu akan bikin almarhum tidak tenang di sana. Ayo pulang! kami selalu ada untukmu dan si kembar, kamu tidak sendirian."

Tutur Renata penuh perhatian, ia mengerti bagaimana perasaan Sophi, di usia yang masih terbilang muda harus menanggung beban sebagai single parent. Kehilangan belahan jiwa di saat baru saja menikmati momen sebagai orang tua baru bagi si kembar yang berusia tiga bulan bukanlah hal mudah. Sebab itu dirinya akan selalu berusaha menjadi kakak yang selalu ada untuk adiknya, meski Sophia hanya sebagai istri dari almarhum adik iparnya, tapi si kembar tetap keponakan dari suaminya dan ada darah yang sama mengalir ditubuh mereka.

Mendengar penuturan Renata, Sophia bergeming. Netranya kembali pada papan yang bertuliskan nama Fajar, lalu mengusapnya dengan lembut. "Mas, maaf aku pulang dulu kasihan si kembar. Besok aku pasti kesini lagi." Lirihnya hampir tak terdengar diakhiri dengan mendaratkan kecupan di kayu tersebut. Perlahan ia berdiri di bantu Renata yang sedari tadi tak jauh darinya. Semuanya melangkah beringinan kecuali Renata dan Sophia yang berdampingan, perempuan yang berprofesi sebagai bidan itu memapah Sophia penuh perhatian.

Sesampainya di area parkir pemakaman umum tersebut, Renata membawa Sophia kearah mobil mertuanya. "Ayo masuk" titahnya sambil membukakan pintu. Setelah memastikan Sophia masuk, Renata beralih pada Kartika dan Ikram mertuanya. "Bapak duduk di depan saja samping mas Zan, biar ibu dibelakang sama aku dan Sophi." Serunya penuh perhatian.

Titik-titik air semakin deras jatuh menimpa atap mobil, menimbulkan gemuruh di tengah suasana sendu. Fauzan perlahan melajukan mobil meninggalkan tempat pemakaman umum, dimana menjadi tempat peristirahatan terakhir sang adik.

.

.

.

Mobil tiba di pekarangan dua rumah yang berada dalam satu gerbang, Fauzan mematikan mobilnya kemudian ia melihat kearah spion. Menatap sang istri yang sedari tadi terus menenangkan Sophia penuh kasih. "Kita sudah sampai." Ucapnya seraya membuka pintu mobil, kemudian ia beralih membukakan pintu untuk Renata dan Sophia.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya nya pada Renata, menatap wajah sang istri yang terlihat sembab. Gurat lelah terlihat jelas di wajah cantik Renata yang berusaha tersenyum menatap kearahnya.

"Baik, cuma sedikit mual. Sebaiknya mas langsung bersih-bersih dan sholat duluan, sudah adzan." Sahut Renata yang baru turun dari mobil, namun ia kembali memapah Sophia dan membawanya masuk ke dalam rumah sang mertua karena arahan dari suaminya. Meskipun rumah almarhum Fajar dan orang tuanya bersisian, namun selama masa duka Fauzan meminta Sophia untuk tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Sophi, mbak langsung antar ke kamar ya. Mandi dulu baru nanti megang si kembar, usahakan jangan interaksi dulu sama mereka sebelum membersihkan badan. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja, kami selalu ada untukmu dan si kembar. Ayo!"

"Terimakasih banyak mbak, aku tidak tahu akan seperti apa kalau enggak ada mbak sama mas Zan." Lirih Sophia kembali terisak, ia berdiri di depan pintu kamar mandi menatap sendu Renata. Sorotnya memancarkan kesedihan yang mendalam.

"Kamu adik mbak, tidak ada seorang kakak yang akan membiarkan adiknya sendirian dalam kondisi apapun." Sela Renata mengusap punggung Sophia, tanpa mereka sadari Kartika berdiri menatap keduanya dengan mata  berkaca-kaca.

Perlahan perempuan paruh baya itu menghampiri kedua menantunya. Ia memeluk keduanya dari belakang membuat Renata dan Sophia menoleh secara bersamaan.

"Ibu!" panggil keduanya serempak.

"Kalian perempuan hebat. Rena, terimakasih banyak sudah menjadi menantu ibu yang menyayangi Sophia. Ibu harap semua ini sampai nanti dan kamu tetap menyayangi Sophia dan si kembar seperti menyayangi anakmu sendiri dan Fauzan. Ibu hanya punya kalian, dan kamu Sophi. Sampai kapanpun kamu tetap menantu ibu dan jangan pindah dari sini apalagi memisahkan si kembar dengan ibu, ibu enggak bisa membayangkan bagaimana mana ibu harus menghabiskan masa tua tanpa mereka."

Ucap Kartika disela isakannya, ia dan Sophia kembali menangis tersedu sambil berpelukan. Sedangkan Rena yang berada diantara mereka hanya mengusap sudutan matanya yang mengembun, namun kata-kata Kartika seperti ambigu buat dirinya.

Tak ingin larut dalam pemikiran dan kesedihan dua perempuan beda generasi yang masih berada dalam pelukannya. Renata bersuara, "Sophi, sebaiknya cepetan bersih-bersih nanti keburu si kembar kehausan." Ucapnya seraya menarik tangannya dari tubuh sang mertua dan istri almarhum adik iparnya.

"Ibu, ayo aku antar ibu ke kamar."

"Ibu mau lihat si kembar dulu, Re." Sahut Kartika kemudian melangkah menuju kamar dimana si kembar berada bersama pengasuhnya.

"Ibu usahakan jangan sampai menyentuh si kembar dulu, ibu habis dari pemakaman belum bersih-bersih." Ucap Renata kembali mengingatkan dan langsung diangguki oleh Kartika.

.

.

.

Malam harinya sekitar pukul setengah sembilan, acara tahlilan baru selesai dilaksanakan. Para tamu yang di dominasi oleh bapak-bapak satu persatu pulang dengan membawa bingkisan sebagai tanda terimakasih. Dan kegiatan tersebut akan berlangsung sampai hari ke tujuh kepergian almarhum Fajar.

Setelah para tamu pulang semua, rumah dengan dua ruangan yang dikosongkan kembali sepi meski ada beberapa kerabat yang memilih menginap atas permintaan Ikram dan Kartika. Suasana duka kian terasa saat beberapa sosok terdiam dalam keheningan yang mencekam. Duka mendalam tak hanya dirasakan oleh Sophia, istri dari almarhum Fajar. Namun juga seluruh keluarga merasa kehilangan sosok muda nan bersahaja tersebut, terlebih Kartika ibunya yang sampai saat ini masih sering mengeluarkan airmata menangisi kepergian almarhum putra bungsunya.

1
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
mentari mungkin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
heleh baru berapa kali tlp ga di angkat dah ngomel aja gimana istrimu yg nunggu kabarmu dari kemarin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
selelah apapun kalau kamu masih jadi prioritasnya pasti ttp berkabar 😪
ㅤㅤ ㅤ ㅤ ☕𝐀𝐊
bukan aku juga
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
nanti lah ku tebak lagi Thor kalau sudah ada lanjutannya 🙈🙈🙈
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Halah ngoceh apa Mase 😏😏
Kamu aja yg di telpon gak mau ngangkat 😏😏😏
baru juga segitu langsung protes 😏😏
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ah aku yg baca aja sakit hati Bu anakmu di gituin 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan nyesek nya nyampe ke sini😭😭
Rena selalu bilang gak apa apa padahal dia lagi mendem rasa sakit juga kecewa tinggal menunggu bom waktunya meledak aja untuk mengeluarkan segala unek unek di hati rena😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan Rena gak punya no hp satunya 🤦🤦🤦
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
scene nya Rena bikin nyesek 😭😭
scene nya embun dan mentari juga sama
bikin mewek 😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak bisa berkata kata untuk yang sudah kehilangan😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
padahal tinggal di angkat terus ngomong langsung zan😏😏😏
jangan bikin kecewa Napa ahhhhh😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
baru tau HP dia punya dua tapi ko sopee bisa punya sih sedangkan Rena gak ya
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
buat ponakan nya aja ya Bu bisa ga seeh 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
preeet ah 😏😏
aku sakit tau bacanya
padahal bukan aku yang menjalani kehidupan rumah tangga itu😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
setelah berkeluarga ktanya doa istri yang lebih manjur 😌😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
feeling seorang istri emamg peka😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak usah janji dulu Zan 😌😌😌
suka watir aku kalauu kamu udah pulang ke bandung 😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ahhh tanggung bener Thor 🤣🤣🤣
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
loh loh bonus gede tapi rena kenapa masih make duit sendiri buat kebutuhan nya 😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!