NovelToon NovelToon
CEO To Husband

CEO To Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 - Bujukan Bapak Tampan

Ruang di dalam mobil itu terasa sempit, seolah menahan seluruh ketegangan yang mengambang di antara keduanya. Lampu kota memantul di kaca depan, melewati wajah Arum yang masih dipenuhi amarah dan frustasi. Nafas gadis itu memburu, langkah kakinya tadi masih terasa di betis Alaska setelah ia menendang pria itu tanpa ragu.

“Jangan menuduh hal tanpa bukti!” kesal Arum, kembali menendang pria itu, meski kini hanya mengenai jok kursi.

Alaska menatapnya datar, tatapan cuek khas pria itu seakan tak terguncang sedikit pun oleh ledakan emosi Arum. Dia bahkan tidak repot-repot mundur.

Sebaliknya, pria itu justru sedikit mendekat, gerakannya pelan namun membuat Arum menegang. Tangan Alaska yang kekar terangkat, mengusap paha gadis itu secara tidak sadar gerakan refleks yang bahkan tidak ia sadari sampai telapak tangannya menyentuh kulit halus Arum. Tangan itu naik sedikit lagi, seolah terseret tanpa kontrol logika.

Mata Arum membesar. Kaget, panik, marah semuanya meledak sekaligus. Dengan spontan dia menutup pahanya dengan kasar, hampir menepis tangan Alaska.

Alaska seketika tersentak sadar, tubuhnya seperti ditarik kembali ke dunia nyata. Ia langsung melepas jarak itu, duduk tegap sambil mengusap wajahnya keras frustasi dan malu bercampur jadi satu.

‘Arghh, sial… apa yang aku lakukan?! Dia itu bocah!’ batin Alaska memaki dirinya sendiri.

“Bapak mesum!” teriak Arum sambil menendangnya lagi, kali ini lebih kencang karena malu dan takut.

“Jelaskan, kenapa kau ada di sini? Kenapa kau tidak datang ke sekolah? Apa kau kira sekolah itu tidak penting? Ujian kelulusan tinggal satu bulan lagi, dan kau malah bekerja di tempat seperti ini,” tegas Alaska, tatapannya tajam mengiris Arum.

“Hubungannya sama bapak apa? Emang bapak, bapak saya apa!” balas Arum dengan nada tinggi dan penuh ketus.

“Yang bilang saya bapak kamu siapa? Saya bertanya sebagai gurumu, Arum. Apa pantas seorang siswa SMA di sini? Umur belum legal,” balas Alaska, sama ketusnya.

“Aku sudah 19 tahun!” teriak Arum, suaranya meledak penuh emosi.

“Hah, sudahlah. Tidak ada gunanya menjelaskan hal yang tidak jelas denganmu. Kembali ke sekolah besok,” ucap Alaska tajam, suaranya tak bisa dibantah.

Tidak ada jawaban. Arum tiba-tiba diam. Heningnya membuat udara di dalam mobil terasa berubah. Alaska yang merasa aneh langsung menoleh. Barusan gadis itu marah-marah seperti petasan, sekarang malah terdiam seperti boneka kehabisan baterai.

Alaska meliriknya lebih lama. Arum menunduk, kedua tangannya mengusap-usap paha yang tadi disentuh Alaska. Ada rona bingung, malu, dan… gentar. Alaska menaikkan satu alis, tak mengerti kenapa gadis itu mendadak diam.

Sampai suara tersedu kecil keluar.

“Huaaa… hiks… hiks!!” Arum menangis pecah-pecah, seolah pintu bendungan emosinya jebol dalam satu tarikan napas.

“K-kenapa? Hei, Arum, kenapa kau menangis? Apa aku membuatmu takut? Apa aku berlebihan?” Alaska panik, mendekat tanpa tahu apa yang harus ia lakukan.

“Hiks… hiks! Bapak jahat!” teriak Arum sambil menangis semakin keras.

Alaska menggaruk bagian belakang kepalanya, bingung setengah mati. Di kepalanya hanya ada satu referensi perempuan menangis kakaknya Alisa. Dan kalau Alisa menangis, itu biasanya karena ingin dibelikan cemilan atau kue favoritnya. Tapi Arum? Kenapa menangisnya seperti habis kehilangan hidup?

Tangisan itu memekakkan. Alaska akhirnya menghidupkan mobil dan menepi di sebuah swalayan kecil. Ia turun dengan terburu-buru, sementara Arum masih menangis seperti anak kecil yang kehilangan balon.

“Ini,” katanya singkat, melempar es krim rasa stroberi ke pangkuan Arum.

“Hiks… hiks… kenapa kasih es krim stroberi… aku maunya coklat!” Arum menangis lebih keras, suaranya pecah lucu tapi menyebalkan.

“ASTAGA iya, coklat!” Alaska langsung keluar lagi, hampir berlari, dan membeli semua rasa yang ia lihat di freezer minimarket.

Beberapa menit kemudian ia kembali dengan plastik penuh es krim. Dia menyerahkan semuanya kepada Arum. Gadis itu langsung berhenti menangis, wajahnya berubah cerah, senyumnya mengembang lebar sambil mulai menjilat es krim coklat dengan nikmat. Alaska mengembuskan napas lega.

“Untung berhenti juga,” gumamnya. Tiba-tiba begitu nangis, padahal sebelumnya marah-marah seperti petir.

Ia menyandarkan wajah pada setir sebentar, lelah mental, lalu menoleh ke arah Arum yang kini menikmati es krim dengan sangat fokus. Ketika Arum sadar dirinya diperhatikan, dia melirik. Alaska cepat-cepat membuang muka.

“Kenapa kau menangis? Apa ada yang salah?” tanya Alaska akhirnya, dengan nada lebih lembut.

“Aku menangis karena perutku lapar… hehe,” jawab Arum polos, bahkan tertawa kecil.

Alaska menepuk keningnya pelan. Bisa-bisanya gadis itu menangis histeris… karena lapar. Dia kira karena tindakannya tadi.

“Kenapa kau tidak sekolah?” tanya Alaska, kali ini lebih lembut.

Arum menatapnya. Bimbang. Ragu. Tetapi pada akhirnya dia mengembuskan napas dan mulai bercerita tentang ibunya yang mengusirnya, tentang tidak punya tempat tinggal, tentang bagaimana kak Dian menolongnya dan memberinya pekerjaan di club malam itu. Suaranya jujur, polos, tidak ditambah-tambah.

“Jadi kau tinggal dengan wanita pemilik club, namanya Dian? Dan sebagai gantinya kau harus bekerja di sana?” tanya Alaska memastikan.

“Iya pak… jangan bilang siapa-siapa ya. Arum nggak ngapa-ngapain kok, cuma kerja saja. Arum nggak punya rumah lagi. Arum nggak punya keluarga,” ucapnya lesu, menunduk.

Alaska terdiam cukup lama. Ada rasa sesak aneh ketika mendengar gadis itu berkata tidak punya siapa-siapa. Gadis sekecil itu… menanggung hal sebesar itu. Tapi ketika lapar, bisa menangis seperti balita. Ia benar-benar tidak mengerti hidup.

“Kembalilah bersekolah. Kau tidak bisa meninggalkan pelajaranmu. Setidaknya sampai SMA selesai… hanya satu bulan lagi,” ucap Alaska mantap.

“Tidak bisa pak. Kak Dian tidak izinkan,” jawab Arum pelan.

“Apa masalahnya tempat tinggal dan makan?” tanya Alaska.

“Kira-kira begitu…” balas Arum.

“Kembali saja. Urusan lain biar aku urus,” kata Alaska tegas.

“Tidak semudah itu pak. Lagi pula, bapak ngapain ke club? Emang guru boleh ke club ya?” tanya Arum polos, alisnya terangkat lucu.

Alaska hampir tertawa, tapi menahan. “Semua orang punya kehidupan pribadi.”

“Tapi minumannya mahal loh pak. Emang gaji bapak cukup buat bayar?” tanya Arum sambil benar-benar heran.

“Kau tidak lihat teman-temanku kaya semua seperti tadi?” jawab Alaska.

Arum mengangguk mantap. “Iya, mereka terlihat kaya.”

“Sudahlah. Ikuti aku saja. Kau harus sekolah, Rum. Berhenti dari pekerjaanmu,” bujuk Alaska.

“Aku harus bilang apa ke kak Dian? Aku banyak utang budi,” lirih Arum.

“Jangan pikirkan itu.”

Mobil kembali melaju menembus malam kota. Arum menatap keluar jendela, pikirannya kacau. Dia tidak bisa melawan lagi. Alaska adalah guru. Kalau dia dipaksa… bisa saja dia dilaporkan ke pihak sekolah. Masuk komite. Masuk peringatan. Masuk masalah.

“Semoga dia tidak memenjarakan aku…” gumam Arum lirih, membuat Alaska hampir membanting setir.

...----------------...

Author senang sekali kalau kalian tinggalkan jejak seperti komentar, vote, atau like. Itu membuat author makin semangat!

1
kalea rizuky
loo siapa kah itu
kalea rizuky
lnjut donk thor
kalea rizuky
goblok sok jagoan ama ibu tiri lampir aja kalah bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!