NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Pertarungan Dua Entitas di Kuil Naga Hitam

Preview Bab Sebelumnya:

Vincent mengangguk. Ia merasakan suhu di dalam kuil jauh lebih dingin, penuh dengan aura gelap dan terlihat seperti ada ritual yang mengerikan, sesuai dengan deskripsi buku 'Skies of Sorrow: An Ancient Divine Lament.'

Di belakang mereka, bisikan-bisikan dengan nada dingin dari Demi-God itu semakin terdengar jelas. Mereka tidak punya pilihan.

Kemudian, Vincent dan Lila berlari menuju pintu kuil. Mereka harus memilih: menghadapi ritual mengerikan di dalam, atau berbalik dan melawan entitas di tingkat Dewa di luar.

Bab 18: Pertarungan Dua Entitas di Kuil Naga Hitam

Pintu Masuk yang Gelap

Vincent dan Lila melihat pintu kuil yang terbuat dari batu Obsidian, Mereka menerobos masuk melalui celah pintu yang terbuka, dan ternyata celah itu dibuka paksa oleh musuh yang meninggalkan jejak emas. Sementara itu, Tepat di belakang mereka, Raungan dari Demi-God itu terdengar semakin dekat, seolah tidak ada penghalang antara pintu kuil dengan suara bisikin itu.

Di dalam, suasananya jauh lebih gelap dan dingin daripada di luar. Kuil itu luas, dengan langit-langit melengkung yang dihiasi ukiran naga kuno. Udara dipenuhi aroma logam dan energi spiritual disana mengandung elemen gelap yang pekat.

Vincent, yang kini seorang Ksatria Utama Tahap 3, segera menoleh ke arah tengah ruangan.

Di sana, tepatnya di atas sebuah altar batu dengan bahan batu obsidian berukuran raksasa, terlihat diatas batu itu berdiri suatu sosok yang terlihat samar, Vincent dan Lila pun maju sedikit untuk melihat lebih jelas, ternyata sosok itu adalah sosok yang mereka cari-cari. ia adalah seorang pria, yang mengenakan jubah hitam dalam kondisi yang sudah compang-camping, dan di tangannya, ia memegang sebuah bola kristal yang memancarkan aura ungu gelap.

Disekitar pria itu, dari tubuhnya terpancar aura hitam gelap yang pekat sehingga menambah kesan misterius dan juga Mengerikan.

Di tengah ruangan, altar besar berdiri dengan megah, dikelilingi oleh lima tubuh yang tergeletak Dalam posisi yang berserakan. Mereka adalah entitas Saint yang telah lama mati, dengan ciri-ciri fisiknya adalah tubuh yang terlihat telah mengering dan kehilangan semua vitalitasnya.

Pengungkapan Identitas

Sosok Misterius itu berbalik, wajahnya tampak kurus, dengan matanya yang cekung karena kelelahan, tetapi entah mengapa ia memancarkan energi yang terlihat seolah suasana hatinya sedang dalam keadaan gembira tapi ada aura kegilaan yang tampak memancar darinya, dan itu sangatlah mengerikan. Disisi lain, Energi yang dipancarkannya sangat dahsyat dan sepertinya ia berada di ranah Langit Tahap 3 (Langit tinggi), dan juga kemungkinan mendekati ambang atas untuk menerobos ke tingkat selanjutnya!

"Terlambat," kata pria itu, suaranya terdengar dengan nada berat dan kasar serta diikuti dengan sedikit tawa kecil yang mengerikan. "Gabungan Inti Kristal ini akan segera sempurna!" ucap pria itu menyelesaikan perkataannya.

Melihat pemandangan itu, Vincent merasakan sesuatu yang tidak biasa, ketika ia melihat tubuh-tubuh itu. Energi yang mengelilingi salah satu dari mereka memiliki aura yang familiar, mirip dengan energi Suku Phoenix yang pernah ia temui sebelumnya. Namun, energi ini terasa berbeda, lebih padat dan gelap, seakan-akan ada kekuatan lain yang bercampur di dalamnya, membawa aura kegelapan dan kejahatan.

Ternyata energi yang Vincent rasakan familiar adalah energi milik pria itu sendiri, yang memiliki hubungan dengan Suku Phoenix, namun telah terkontaminasi oleh kekuatan gelap yang kuat, mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda dan mengerikan.

Vincent melangkah maju, matanya menatap tajam pada pria itu. "Siapa kau?!" serunya, menuntut jawaban.

"Kelihatannya kau berasal dari Suku Phoenix, kan? Ritual apa yang sedang kau lakukan ini?! Apa yang kau lakukan pada para Saint itu?!" tanya Vincent, dengan mengucapkan banyak pertanyaan-pertanyaan kepada pria itu.

Pria itu tersenyum, mata yang berapi-api menatap Vincent. "Aku... adalah Arkeios, mantan anggota Suku Phoenix," katanya dengan suara yang berat. "Aku melakukan ini untuk mencapai kekuatan sejati. Dan ritual ini adalah kunci untuk melewati ambang atas kekuatan ku yang sebenarnya."

Vincent, mengerutkan kening, tidak paham dengan apa yang dimaksud Arkeios.

"Bagaimana dengan suku Phoenix?, Apa yang kau maksud? Dan Apa yang akan kau lakukan pada para saint itu?"

Arkeios tertawa , tapi tawa itu bukan tawa biasa - justru terlihat seperti tawa yang penuh dengan rasa kegilaan yang tak terkendali, membuat Vincent merinding.

"Hahahaha... Suku Phoenix... Ah, mereka.... Mereka itu hanya sekelompok makhluk yang tidak tahu apa-apa. dan tentang apa yang sedang kulakukan mereka pasti akan mengacaukan nya. kekuatan yang aku cari ini tidak ada seorang pun yang paham!" Tawa Arkeios menggema di ruangan, sekali lagi membuat Vincent merasa semakin terganggu oleh kegilaan yang terpancar dari sosok itu.

"Dengan ritual ini, aku akan mencapai puncak kekuatan yang sebenarnya," lanjut Arkeios dengan suara yang berat dan terasa sangat aneh.

"Aku diberikan peta yang membuat ku bisa menuju ke tempat ini, dan yang harus kulakukan untuk bisa meningkatkan kekuatan ku adalah dengan menyerap gabungan inti energi para Saint yang bodoh ini!"

Pria itu menatap Vincent dengan mata yang berapi-api, "Inilah Ritual Terlarang itu, anak muda! Ritual yang terlarang dan telah lama disembunyikan oleh para Pendiri terdahulu: dengan cara ini aku bisa mencapai keabadian!" Suara pria itu menggema di ruangan, membuat Vincent merasa terganggu oleh kegilaan yang terpancar dari sosok itu.

Kemudian, Pria itu menggunakan telapak tangan kirinya mengangkat sebuah benda yang berbentuk seperti bola ungu.

"Benda yang terlihat seperti Bola berukuran kecil ini adalah sebuah core berbentuk Kristal dari kelima Pendiri Saint yang sudah terkuras tadi. Begitu aku menyerapnya, aku akan melampaui batas tingkatan ku sebelumnya, kemudian langsung naik ke tingkat dan menjadi Saint Tahap 1 ( Rendah) !"

Catatan: Benda yang berbentuk seperti Bola ini adalah core berbentuk Kristal yang ada pada tubuh setiap Makhluk dengan tingkat Mulai dari tingkatan Langit sampai ke atasnya, sedangkan di bawah tingkat lain belum ada terbentuk Core Kristal itu.

Ancaman di Gerbang Kuil

Tiba-tiba, pintu kuil Obsidian di belakang mereka bergetar hebat.

GRUMBLING!

raungan dengan nada dingin dari Demi-God itu semakin nyaring dan penuh marah. Makhluk itu mulai mendobrak pintu kuil, sehingga perlahan pertahanan tempat itu mulai hancur.

"Dia datang!" seru Lila, Belati Obsidiannya memancarkan cahaya penolakan. "Kita harus cepat, Vincent. Jika Demi-God itu masuk, kita akan terjebak di antara dua entitas, Yang satu tingkat Saint yang baru menerobos dan satu lagi Demi-God itu sendiri!"

Vincent menyadari dilemanya. Ia dengan terpaksa harus menahan pintu itu, akan tetapi disisi lainnya ia juga harus menghentikan ritual. Kedua hal ini terjadi secara bersamaan.

Vincent pun berpikir keras tentang solusi dari situasi yang sedang dia hadapi ini.

"Lila, bisakah kau menahan pria yang bernama Arkeios itu yang berada di sana?, sedangkan Aku akan mencoba untuk menahan pintu kuil, sehingga mencegah Demi-God masuk" perintah Vincent.

Pertarungan di Altar

Vincent melesat dengan cepat menuju pintu kuil, mencoba untuk menahan pintu sambil mencari mekanisme penguncian. Sementara itu, Lila dengan cepat melompat ke atas altar.

"Hentikan ritual gilamu,Arkeios!" teriak Lila.

"Menjauhlah, Gadis! Atau kau akan menjadi bagian dari ritual persembahan berikutnya!" balas Arkeios.

Lila tidak menggunakan kata-kata. Ia mengayunkan Belati Obsidian. Belati itu mengeluarkan cahaya hitam pekat, menyerang Arkeios itu dengan energi yang kini setara dengan serangan Langit Rendah.

CLANG!

Arkeios merespon dengan menggunakan salah satu dari Core Kristal tingkat Saint untuk memicu teknik pertahanan alami dari aura di tingkat saint dan menggunakan nya sebagai perisai. Kemudian, teknik itu menyerap energi dari serangan Belati Obsidian Lila.

"Belati yang bagus, tapi tidak cukup, Nona!" ejek Arkeios, dengan senyum gila di wajahnya.

Sementara itu, Vincent menemukan mekanisme pintu dengan dua ukiran naga kecil di dinding. Ia memfokuskan energi Ksatria Utama Tahap 3 miliknya pada kedua ukiran itu, mencoba memanipulasi energi Obsidian kuil untuk mengaktifkan kunci kuno.

GRRRGGH...

Pintu kuil mulai bergetar, bilah Obsidian yang berat mulai perlahan bergerak dan menutup sehingga pintu kuil bisa terkunci. Disisi lain, Di luar, terdengar raungan Demi-God yang sangat mengerikan, dengan dipenuhi rasa amarah ia memukul dan mendobrak pintu itu sekuat mungkin sampai pada akhirnya menyadari bahwa ia telah dijebak.

Arkeios yang melihat itu menyadari apa yang Vincent lakukan. "Kau tidak akan bisa menguncinya! Nanti kau akan ku urus setelah aku menyelesaikan ini!" ucap Arkeios.

Arkeios memegang Core Kristal tingkat saint di atas kepalanya, matanya berkilau dengan kegilaan yang tak terkendali. Dengan gerakan yang cepat, ia menelan semua core kristal itu.

KRAK! VOOOMMM!

Seketika terjadi ledakan energi yang luar biasa, Cahaya ungu menyebar ke seluruh kuil, membuat altar batu obsidian bergetar hebat.

"RUUUAAAAAAGHHH!!!"

Arkeios meraung dengan keras, suaranya menggema di seluruh ruangan, "Ritual Terakhir! Aku akan menjadi Saint yang sebenarnya!" ucapnya.

Energi ungu yang dipancarkan oleh kristal mulai menyebar ke seluruh tubuh Arkeios, membuatnya bergetar hebat. Otak dan tulangnya terasa seperti terbakar, dan jantungnya berdetak dengan kecepatan yang luar biasa.

Vincent dan Lila yang berada di dekatnya merasakan energi yang luar biasa itu, Meskipun Vincent berada di ranah Ksatria Utama Tahap 3, tekanan murni dari kenaikan ranah Demi-God membuatnya terpaksa mundur ke belakang, ia menggunakan teknik perisai batu tebal untuk menahan energi dan menghindari efeknya.

Transformasi Sang Saint Baru

Di tengah badai energi, Arkeios mulai berubah, tubuhnya mulai membengkak, dan kulitnya berubah menjadi lebih keras dan berkilau. Matanya berubah menjadi ungu, dan suaranya menjadi lebih dalam dan mengema, Melampaui suara manusia.

"Aku... aku bisa merasakannya! Kekuatan Saint yang sebenarnya! Aku akan menjadi yang terkuat!" Arkeios berteriak dengan kegilaan yang kini dibungkus dengan kekuatan mengerikan.

Cahaya ungu semakin kuat, dan Arkeios mulai melayang di udara, dikelilingi oleh energi Saint Tingkat Rendah yang murni. Vincent dan Lila terpaksa menutup mata mereka, tidak mampu menatap kekuatan yang luar biasa itu.

Jebakan Saint dan Demi-God

Ketika cahaya ungu mulai mereda, Arkeios mendarat dengan lembut di atas altar, matanya berkilau dengan kekuatan yang baru. Ia kini benar-benar berada di ranah Saint Rendah.

"Aku telah menjadi Saint... Tingkat ini, Sekarang, Aku adalah Saint yang sebenarnya!" raungnya dengan kemenangan yang mengerikan.

Tepat ketika Arkeios menyelesaikan transformasinya menjadi Saint Rendah, pintu kuil Obsidian didobrak paksa! Demi-God itu berdiri di ambang pintu, aura peraknya berbenturan dengan energi Saint ungu milik Arkeios.

DUARRR!

Pintu kuil yang terbuat dari batu Obsidian itu terlempar ke dalam, menciptakan gelombang kejut sehingga benda-benda disekitar nya hancur berkeping-keping.

Seketika aura dari kedua Entitas itu memenuhi ruangan membuat udara terasa tebal. Vincent dan Lila, yang berada di ranah Ksatria Utama Tahap 3, nyaris tidak bisa bernapas. Terungkap disini Lila berada di ranah yang sama dengan Vincent.

Mereka terhimpit, hanya berjarak beberapa meter dari dua makhluk yang mengerikan itu, yang satu tingkat Saint dan yang satu lagi dapat memanipulasi hukum dimensi.

Vincent segera menarik Lila untuk mendekat, kemudian mereka mencari tempat untuk berlindung dari aura yang menyesakkan itu.

"Lila, ini gawat!" bisik Vincent, ucapnya.

"Tingkat Saint Rendah dan Demi-God? Kita harus membuat mereka terpaksa bertarung satu sama lain!" kata Vincent.

"Tapi, Demi-God itu mengincar Inti Saint di tubuhmu, Vincent," balas Lila cepat.

"Sedangkan, Arkeios kini hanya mengincar kekuatan dan kekuasaan. Mereka berdua punya tujuan masing-masing, akan tetapi mungkin saja mereka akan bekerja sama terlebih dahulu untuk menghabisi kita yang lemah ini". Ucap Lila menjelaskan.

Arkeios, sang Saint baru, menoleh ke arah Demi-God. Terlihat Mata ungunya berkilat. Kemudian, ia berkata "Kau entitas kuno dimensi! Kau menginginkan energi Inti Jiwa milikku kan! Kau sudah terlambat!"

Demi-God itu tidak berbicara. Ia hanya bergumam, kemudian setelah beberapa saat ia mulai berbicara.

"Aku tidak perduli siapa pun kau!, Yang Aku inginkan adalah Inti Saint yang baru saja kau serap itu, dan aku juga menginginkan sisa Inti Saint di tubuhnya (menunjuk Vincent). Apakah Kau ingin menghalangi jalanku, makhluk rendahan!." ucap entitas itu dengan nada marah dan aura disekitar menjadi semakin mengerikan.

Pemicu Pertempuran

Disisi lain, Vincent menghadapi situasi sulit. Ia harus memicu pertarungan antara kedua entitas kuat ini agar mereka bisa melarikan diri, atau setidaknya mengulur waktu.

Dengan energi Ksatria Utama Tahap 3, Vincent mengumpulkan semua sisa-sisa Energi Api Naga Murni yang ia miliki di tangan kanannya. sisa-sisa energi itu menjadi bola api murni, ia melakukan ini Bukan untuk menyerang, melainkan sebagai umpan.

WHOOSH!

Vincent melemparkan bola api murni itu ke udara. Bola api itu melesat tinggi, tepat di antara Arkeios dan Setengah Dewa, lalu meledak menjadi cahaya emas yang menyilaukan.

BUM!

Ledakan itu tidak melukai mereka, tetapi di dalam ledakan itu terdapat energi murni vincent yang bercampur dengan sisa energi Saint dari tubuhnya, sehingga hal ini berhasil mengacaukan persepsi energi kedua entitas mengerikan itu sejenak.

"Kau!" raung Demi-God, ia meyakini bahwa Arkeios sengaja menyerangnya dengan manipulasi energi yang mirip dengan ranah di tingkat Ksatria. Ucap Demi-God

"Dasar makhluk dimensi bodoh!" balas Arkeios. "bukannya itu Kau yang melakukannya!"

Pertarungan Antara 2 entitas pun dimulai

Kesalahpahaman diantara kedua makhluk itu cukup untuk membuat perselisihan dia antara mereka. Dalam dimensi Ruang Waktu Kuno yang rapuh ini, ketidakpercayaan adalah racun mematikan.

Arkeios, yang sedang dipenuhi kekuatan Saint Rendah yang baru ia dapatkan dan tentunya pasti belum stabil, mencoba melepaskan gelombang energi ungu ke arah Demi-god itu.

BOOM!

Gelombang itu menghantam nya dan membuat Demi-God itu Terdorong mundur ke arah luar pintu kuil.

Demi-God, yang tersinggung karena diserang oleh makhluk rendahan yang dianggap sebagai "mangsa"-nya, segera merespons. Ia memanipulasi gravitasi di Kuil Naga Hitam, mencoba meremukkan Arkeios.

Lantai kuil bergetar hebat. Pilar-pilar Obsidian mulai retak. Kekuatan keduanya begitu besar hingga Ruang Waktu Kuno itu sendiri mulai Tidak stabil.

"Sekarang, Vincent!" teriak Lila.

Vincent dan Lila segera pergi dari tempat itu. Mereka tidak lari melalui pintu, karena di sana ada Demi-God yang sedang bertarung dengan Arkeios.

Lila menunjuk ke celah sempit di belakang altar. "Ini adalah Jalur evakuasi! Cepat!" teriak Lila

Kenaikan Ranah yang Mengerikan

Saat mereka berlari, Vincent menoleh ke belakang untuk memastikan jalur pelarian mereka. Apa yang dilihatnya membuat darahnya membeku. Ia Melihat tekanan Demi-God yang dapat membalikkan gravitasi, Arkeios menyadari ia masih di ranah yang lebih rendah dari Demi-God itu. Dalam situasi ini Ia justru tidak panik; sebaliknya, ia tersenyum gila.

Arkeios kemudian mengeluarkan tiga Core Kristal tingkat Saint yang masih dia simpan di balik jubahnya. Core itu jauh lebih kecil, namun energinya murni.

"Teknik Terlarang: Santapan Jiwa!" raung Arkeios.

Dengan teknik yang mengerikan dan aneh, Arkeios menelan ketiga core itu, kemudian dengan cepat memaksa ketiga Core Kristal yang tersebut, agar bisa menyatu dengan tubuhnya secara instan.

KRAKK! KRAKK! BOOOOM!

Itu terasa sangat mengerikan, Arkeios mengeluarkan teriakan yang membuat orang merasa seperti melihat siksaan neraka secara langsung, ini merupakan efek samping karena menggunakan teknik terlarang tersebut.

Energi ungu di sekitar Arkeios meledak, menjadi lebih pekat, lebih gelap, dan lebih padat. Dalam hitungan detik ranahnya melonjak drastis.

Dari Saint Rendah menuju Saint Tinggi: ini membuat Tubuh Arkeios bersinar terang.

Saint Tinggi menuju Saint Agung: Kuil bergetar hebat, retakan pada pilar Obsidian semakin meluas seakan-akan bisa hancur kapan saja.

Saint Agung menuju penerobosan ke tingkat selanjutnya (Demi-God) : sekarang, Ranah Arkeios mencapai ambang batas, hanya selangkah lagi untuk naik ke tingkat Demi-God.

Energi ungu Arkeios kini menandingi aura perak Setengah Dewa itu.

"RUUUUUAAAARRGGHHHH!"

Raungan nya bukan lagi mengandung Aura Saint Rendah; akan tetapi, itu adalah raungan yang disertai aura dan kekuatan yang hampir setara dengan musuhnya. Arkeios melakukan gestur seperti mengangkat tangan, kemudian mengepalkan tangannya dan langsung meninju ke arah langit, karena hal ini manipulasi gravitasi Demi-God itu seketika hancur!

Pelarian ke Celah Dimensi

Vincent dan Lila tersandung karena guncangan energi yang mendadak. Sementara di belakang mereka, dua entitas tingkat atas itu sedang dalam situasi pertarungan maut. Cahaya ungu dan perak saling beradu, mengguncang fondasi Kuil Naga Hitam.

"Dia... dia hampir menyentuh ranah Demi-God !" teriak Vincent, ketakutan bercampur takjub. Ranah Ksatria Utamanya terasa seperti debu di hadapan kekuatan barusan.

" ke Jalur evakuasi, Vincent! Sekarang!" Lila mendorong Vincent menuju celah sempit di belakang altar.

Sebelum melompat Vincent sempat melirik ke belakang. Pertarungan itu akan menghancurkan Kuil dan mungkin Ruang Waktu Kuno ini. Mereka harus secepatnya keluar.

Mereka melompat ke dalam celah itu tepat ketika Gelombang Kejut dari tabrakan kekuatan Arkeios (Saint Agung Ambang Atas) dan Demi-God menghantam altar.

KRAASSHHH!

benda-benda disekitar yang berbahan batu Obsidian dan juga altar hancur berkeping-keping. Kuil itu kini runtuh.

Vincent dan Lila terhisap masuk ke dalam celah, meninggalkan Ruang Waktu Kuno yang kini menjadi medan pertempuran antara dua entitas tertinggi.

Berhasilkah Vincent dan Lila lolos dari kehancuran Kuil Naga Hitam? Dan kemana jalur evakuasi dan celah itu membawa mereka, serta juga bisakah mereka menjauh dari Demi-God dan Arkeios? Nantikan kelanjutannya di bab berikutnya.

Bersambung...

1
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
Rina
gak sabar nungguin update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!