NovelToon NovelToon
Asmaraloka Gita Mandala

Asmaraloka Gita Mandala

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Mandala Buana seperti berada di dunia baru, setelah kehidupan lamanya dikubur dalam-dalam. Dia dipertemukan dengan gadis cantik bernama Gita, yang berusia jauh lebih muda dan terlihat sangat lugu.

Seiring berjalannya waktu, Mandala dan Gita akhirnya mengetahui kisah kelam masa lalu masing-masing.

Apakah itu akan berpengaruh pada kedekatan mereka? Terlebih karena Gita dihadapkan pada pilihan lain, yaitu pria tampan dan mapan bernama Wira Zaki Ismawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DELAPAN BELAS : PERGUMULAN TAK TERLUPAKAN

Mandala menatap Gita. Sama seperti sesuatu di bawah sana yang sudah tegang, raut wajah pria itu pun berubah drastis. Bayangan untuk melanjutkan ronde kedua sirna seketika.

Begitu juga dengan Gita. Dia bergegas turun dari tubuh Mandala. Dengan terburu-buru, gadis itu memungut baju seadanya dari lantai, kemudian memakainya tanpa mengenakan celana.

“Gita! Saya tahu kamu sudah pulang. Cepat buka pintunya,” panggil Rais lagi cukup nyaring.

“I-iya, Pak. Sebentar,” sahut Gita. Dia tak punya waktu untuk menunggu Mandala selesai mengenakan celana panjang. Gadis itu langsung membuka pintu, tapi tidak terlalu lebar. Gita berpura-pura menguap panjang di depan Rais.

“Ada apa, Pak?” tanya Gita, dengan ekspresi seolah-olah baru bangun tidur. Untunglah karena rambutnya sedikit acak-acakan.

“Kamu sudah tidur?” Rais menatap aneh.

“Aku langsung tidur dari sepulang ….” Gita tak melanjutkan kalimatnya karena sadar Mandala ada di ruangan itu. “Aku sangat lelah. Apalagi, besok harus bangun pagi.” Dia memaksakan tersenyum.

Rais manggut-manggut perlahan. “Ya. Saya hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”

Gita kembali tersenyum, tapi tak mengatakan apa-apa.

Perhatian Rais beralih ke kamar sebelah. “Apakah Ratih ada?” tanyanya.

“Aku belum bertemu dari semenjak pulang. Coba saja lihat ke kamarnya. Dia tidak mengatakan ada janji dengan siapa pun.”

Rais mengangguk samar. “Ya, sudah. Lanjutkan tidurmu.”

“Iya, Pak." Gita kembali tersenyum.

“Akan saya berikan bagianmu besok,” ujar Rais. Ditatapnya Gita beberapa saat, sebelum berlalu menuju kamar Ratih.

Sepeninggal Rais, Gita terdiam sejenak. Setelah itu, dia segera menutup pintu, lalu mencari keberadaan Mandala yang tak terlihat di dalam kamar. Apalagi, suasana di sana cukup gelap.

Gita tak berani memanggil nama Mandala, berhubung Rais masih ada di luar. Suaranya bisa saja terdengar oleh sang mandor sekaligus pemilik warung nasi tempatnya bekerja.

Tak ingin membuang waktu, Gita langsung memeriksa ke kolong tempat tidur. Namun, dia tak menemukan Mandala di sana. “Di mana Mas Maman?” gumam Gita sambil berpikir.

“Sst.”

Gita langsung mendongak. Dia melihat Mandala ada di atas lemari dalam posisi terlentang. Hanya kepalanya yang terlihat karena sedikit diangkat.

“Ya, Tuhan.” Gita terbelalak tak percaya. Dia sudah hendak berkomentar, tetapi langsung diam karena mendengar derap langkah di depan kamar. Gadis itu berbalik, segera memeriksa dengan membuka pintu sedikit dan mengintip dari celah kecil.

Sementara itu, Mandala kembali dalam posisi mengamankan diri di atas lemari.

Makin lama, derap langkah Rais makin menjauh. Sepertinya, dia sudah turun ke lantai bawah.

Tak ingin hanya mengira-ngira, Gita berlari keluar kamar. Dia turun dan berdiri di undakan anak tangga kedua, sekadar memastikan bahwa Rais sudah pergi dari warung nasi. Gita baru ingat belum sempat mengunci pintu masuk utama. Mungkin karena itulah Rais bisa masuk secara leluasa.

Sebelum memutuskan mengunci pintu, Gita memilih kembali ke kamar. Setelah masuk, dia mendapati Mandala sedang mengenakan celana panjang. “Mas.”

“Aku harus pergi sekarang juga,” ucap Mandala terburu-buru.

“Ta-tapi ….” Gita keberatan atas keputusan Mandala. Dia masih ingin menghabiskan malam dengan pria itu.

Namun, Mandala tak ingin mengambil risiko dengan tetap berada di sana. Dia mengecup sekilas kening Gita, sebelum berlalu keluar kamar. Langkahnya begitu tergesa-gesa.

Gita terpaku sejenak, sebelum menyusul Mandala keluar kamar. Hanya sekilas, pria itu sudah tidak ada di sana. Dia jadi heran karena Mandala bergerak sangat cepat, seperti seseorang yang sudah terlatih.

Embusan napas pelan meluncur dari bibir Gita. Gadis itu terduduk di salah satu undakan anak tangga, lalu termenung memikirkan apa yang sudah dilakukannya tadi bersama Mandala.

Tanpa sadar, Gita menyentuh leher, lalu berpindah ke dada. Gadis itu memejamkan mata, meresapi setiap sentuhan dalam bayangan.

Ya. Gita tak bisa melupakan keintiman bersama Mandala. Aktivitas ranjang yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagi perempuan seperti dirinya, tetapi bagai yang pertama untuk gadis bernama Gita.

“Aku tahu, Git,” ucap Ratih, membuyarkan seluruh angan nakal Gita.

Gita tersentak, lalu menoleh. Dia mendapati Ratih sudah berdiri di undakan anak tangga paling atas, lalu berpindah dan duduk di sebelahnya.

“Aku mendengar suara kalian saat bercinta,” ujar Ratih, lalu terkikik pelan. “Kamu tidak pernah melakukannya di sini.”

Gita tidak menanggapi. Dia tak tahu harus berkata apa.

“Siapa yang mulai duluan?” pancing Ratih nakal.

“Aku,” sahut Gita enteng. Tak ada rasa malu atau semacamnya sehingga membuat Ratih kembali terkikik pelan.

“Mas Maman tampan, ya. Bagaimana rasanya?”

Gita tersipu malu mendengar ucapan Ratih. Haruskah dirinya menjabarkan pergumulan panas dengan Mandala? Gita menggeleng samar. “Aku tidak bisa ….” Dia menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada Ratih. Wajah semringah menunjukkan rasa bahagia yang tak terkira.

Gita menggenggam erat tangan Ratih. Membuat sang rekan menatapnya keheranan. “Aku menyukainya, Rat. Aku sangat menyukainya.”

“Ka-kamu menyukai Mas Maman?” Ekspresi Ratih justru di luar dugaan. Dia tidak sebahagia Gita.

Menyadari Ratih yang tidak senang atas kejujurannya, Gita langsung terdiam, bahkan melepaskan genggaman dari tangan gadis itu. Dia kembali menghadapkan tubuh ke depan.

“Pak Rais tidak akan menyukai ini, Git,” ucap Ratih. “Dia pasti tak akan membiarkanmu berdekatan dengan Mas Maman. Kamu sudah tahu seperti apa peraturannya.”

“Ya. Aku tahu.” Gita tertunduk lesu. Ucapan Ratih bagai alarm kencang yang membangunkannya dari mimpi indah.

“Kusarankan agar kamu tidak gegabah, Git. Jangan mencari masalah dengan Pak Rais.”

Gita terdiam. Seluruh kebahagiaannya terempas tanpa sisa. Bayangan keindahan terbang jauh ke angkasa, memudar bersama angin dalam pekat malam.

Sementara itu, Mandala baru kembali ke bedeng. Dia mendapati Arun masih terjaga menunggunya pulang. Tanpa memedulikan sang rekan, Mandala langsung mengambil handuk.

“Apa? Kamu mau mandi tengah malam begini?” Arun menatap tak percaya.

“Memangnya kenapa?” Mandala yang hendak membuka pintu, tertegun, lalu menoleh.

“Tidak ada jam lembur di sini. Boleh kutahu kamu dari mana dan kenapa pulang tanpa memakai baju?”

Mandala terdiam. Dia baru sadar pergi dari warung nasi tanpa mengenakan baju karena T-shirt-nya dipakai oleh Gita.

“Apakah bajumu tertinggal di suatu tempat?” tanya Arun lagi.

“Kamu terlalu banyak bertanya,” jawab Mandala tak suka.

“Masalahnya adalah tadi Pak Rais datang kemari. Dia mencarimu.”

“Untuk apa?” Mandala menatap serius.

Namun, Arun hanya membalas dengan mengangkat bahu, lalu kembali duduk di kasur palembang. “Kubilang kamu sedang keluar. Dia menunggu di sini sekitar setengah jam atau mungkin lebih. Rokokku jadi berkurang dua batang."

Mandala mengembuskan napas berat.

“Kusarankan agar tidak mencari masalah dengannya, Man.”

"Kita lihat saja nanti."

1
Titik pujiningdyah
aku curiga si wira ini mucikari jg deh
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Minat jadi anak buahnya ga?
total 1 replies
Dwisya Aurizra
Maman nyaranin Gita untuk tidak dekat" dgn wirwir, eh sekarang wirwir yg berkata gitu...
woy kalian berdua tuh ada apa sebenernya
Gita kan Lom tahu sipat asli kalian berdua
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Mentang² Maman berambut panjang
total 3 replies
Najwa Aini
jadi semacam kompetisi terselubung ini ..😆😆
Najwa Aini
uiiyy..tepat..
Najwa Aini
Gita juga belum tau siapa kamu sebenarnya, Wira...
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Kasih paham, Kak
total 1 replies
Rahmawati
penasaran hubungi wira dan mandala, sepertinya mereka memang saling mengenal
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ikuti terus ya, Kak
total 1 replies
Titik pujiningdyah
plng rais dibebasin wira jumbo
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ga pernah nemu nama jajanan gt ah
total 3 replies
Rahmawati
paling cuma sebentar pak rais di tahan
Siti Dede
Aku kok nggak rela kalau Gita sama Mandala
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Realistis ya, Kak🤭
total 3 replies
Lusy Purnaningtyas
maman g punya apa² toh?
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Dia punya hasrat, Kak😄
total 1 replies
Dwisya Aurizra
padahal udah antepkeun aja biar Mandala menghabisi Rais kalo metong itu jasadnya kubur aja di bangunan yg balon jadi, itung" tumbal🤭
Rahmawati
lanjuttt
Najwa Aini
Wuihh Mandala ditusuk!!🤭🤭
Najwa Aini
Rais yg dibogem, aku yang senang. Definisi menari di atas luka mungkin ini ya..tapi biarlah..😄😄
Titik pujiningdyah
satu bab doang nih?
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Pijitin dulu sini. Nyai pegal-pegal
total 1 replies
Titik pujiningdyah
yaampun tua bangka gtw diri
Najwa Aini
Cover baru nih
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Aku ga akan tersinggung karena itu juga ga konfirmasi dulu gantinya, Kak
total 3 replies
Titik pujiningdyah
jangan2 si wira mau jual gita ke luar nagre🤣
Titik pujiningdyah: tau aja sih
total 2 replies
Titik pujiningdyah
pilih wira aja lah. plng gk kan bisa foya2
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Istri cerdas
total 1 replies
Dwisya Aurizra
keknya Mandala dan Wira ada masalah dimasa lalu yg belum selesai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!