NovelToon NovelToon
Miss N Detektif Perselingkuhan

Miss N Detektif Perselingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Dikelilingi wanita cantik / Misteri / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong
Popularitas:137
Nilai: 5
Nama Author: Miss D.N

Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.

Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.

Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.

Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.

Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.

Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!

Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.

Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Ehhh, kenapa ada dua orang wanita dewasa sedang berfoto bersama Ibu mertuanya Kak Naura?

Mereka bertiga tampak tersenyum happy, seolah tidak ada satu menantu yang sedang kesusahan sendirian merawat anak bayi.

Saat aku klik nama akun yang di-tag, ternyata itu adalah Kakak iparnya Kak Naura. Jadi status mereka sama-sama menantu.

Tapi kenapa perlakuan Ibu mertuanya, sangat berbeda ya pada Kak Naura?

Tiba-tiba Bang Rian datang, dan dia memanggilku untuk latihan.

"Naolin, ayo kita mulai latihannya. Hari ini dua jam ya, jadi sampai jam sepuluh malam," ajak Bang Rian.

"Oke Bang," jawabku.

Kami berdua segera turun ke lantai dua, dan langsung latihan.

Sampai akhirnya aku terbaring di atas karpet tempat latihan, karena ternyata latihan MMA sangat keras sekali.

"Hayooo, masih ada tiga puluh menit lagi Naolin. Kamu sudah menyerah?" tanya Bang Rian, dengan wajah usil.

"Bendera putih," jawabku, sambil mengangkat jaket milikku yang berwarna putih.

Bang Rian tertawa, dan akhirnya dia pamit untuk beres-beres. Karena setelah aku selesai beristirahat, kami akan langsung pulang.

Tapi saat aku melewati rumah makan Padang, ternyata sudah tutup. Sayang sekali, padahal aku sekarang dalam kondisi kelaparan.

Akhirnya aku pulang, mandi dan langsung tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya, aku langsung pergi ke rumah makan Padang itu lagi dari pagi hari.

Semua makanan langsung dihidangkan, tidak lama setelah aku duduk. Semuanya tampak enak sekali, dan aku suka.

Tapi saat aku baru mau mencuci tangan, tampak Pak Arya dan keluarganya datang.

Alhamdulillah, mereka memilih meja yang berada tepat di depanku. Jadilah aku langsung bersikap seperti food blogger.

Aku letakkan handphone, tapi kamera menghadap ke mereka. Baru setelah itu aku mulai makan, sambil sesekali berbicara seperti mengomentari makanannya.

"Hmm, ini enak sekali. Rasa ayamnya enak, bumbunya juga meresap sempurna. Tidak terlalu pedas, dan hal itu membuat aku suka. Sangat berbeda dengan mie goreng rasa rendang," ucapku serampangan.

Karena sejujurnya aku tidak tahu bumbu-bumbu, yang biasa dipakai di masakan ini. Tapi nanti aku akan belajar pelan-pelan, karena sepertinya makanan kita lebih enak dan higienis kalau hasil masakan sendiri.

"Kapan obat Trihexyphenidyl itu, membuat Naura menjadi gil*! Aku tidak kuat menunggu lama-lama, kamu masih dalam ikatan pernikahan dengannya!"

Aku langsung terdiam, karena perawakan Ibu ini mirip dengan yang ada di foto. Perawakannya pendek, dan lumayan gemuk.

"Sshhtt, sabar Siti. Tegar baru berusia dua bulan, dia masih membutuhkan Naura. Sabarlah dulu, karena Naura juga sudah mulai tidak waras."

"Beberapa kali aku melihat Naura sedang bersenandung, sambil menimang gulingnya Tegar. Sementara Tegar, masih tidur di atas kasurnya."

"Aku sudah merekamnya, untuk dijadikan bukti kalau Naura tidak waras. Jadi aku bisa menceraikannya, dan mengambil Tegar. Kamu sabar sebentar saja lagi."

"Paling dua minggu lagi, Naura akan benar-benar tidak waras. Jadi bisa kita kirim ke rumah sakit jiwa. Kamu pahamkan?" bujuk Pak Arya.

Oke, maksudnya apa ini? Mau membuat Naura jadi gil*, lalu mengambil anaknya. Waah, mereka benar-benar sekumpulan orang gil*!

"Sudahlah, kita rac*n, saja si Naura itu! Ini aku ada beli rac*n, bisa langsung mem*tikan, tapi terdeteksinya sebagai kena serangan jantung."

"Aku belinya mahal, satu butirnya lima juta rupiah. Jadi Mas Arya hanya perlu menggerusnya, lalu masukkan ke dalam makanannya Naura," ucap Kakak iparnya Naura, yang nama akunnya Dwina.

"Sabar sajalah kalian semua. Karena kalau sampai membunbun, aku tidak berani!" tolak Pak Arya tegas.

"Kalau begitu kita saja datang beramai-ramai ke rumah Naura, dan menyajikan makanan khusus untuknya," usul si Ibu mertua.

Tampak Pak Arya terdiam sejenak, dan akhirnya beliau menganggukkan kepala.

"Masalah keluarga Naura di kampung, tidak usah kita pikirkan. Karena Naura itu sudah dibuang oleh keluarganya."

"Jadi kita tetap bisa menjadi keluarganya Kak Siti, dan mendapatkan keturunan yang asli dari Mas Arya. Benar kan Kak Siti?" tanya Kakak ipar Naura, yang nama akunnya Ratih.

"Alaahhh, kalian hanya menginginkan uangku saja. Jadi berhenti bersikap seolah-olah kalian sangat menyukaiku!"

"Aku tahu kalian itu hanya sekumpulan manusia-manusia munafik! Kalau bukan karena Mas Arya yang luar biasa baik, sudah lama aku pergi dari kalian!" balas Ibu Siti ketus.

Suasana langsung hening, sementara aku hanya bisa berpura-pura masih mereview makanan. Sebab jangan membuat mereka curiga.

Tapi mereka keren juga ya, karena membicarakan hal ini di tempat umum lho. Apa tidak takut ada yang melaporkan?

Atau mereka merasa Ibu Siti punya banyak uang, jadi berharap bisa terbebas dari hukum dengan menggunakan uang?

Mereka lanjut makan, sementara aku sudah selesai makan. Jadi aku cari di internet, apa itu obat Trihexyphenidyl?

Ternyata itu obat, untuk penyakit Parkinson. Tapi membelinya harus menggunakan resep Dokter.

Tapi kalau diminum oleh orang sehat, maka bisa menyebabkan gugup, gelisah, delusi, halusinasi, dan berakhir mengalami gangguan jiwa.

Bahaya sekali obat itu, bagaimana cara orang-orang ini bisa mendapatkan obatnya ya?

Tapi karena harus menyelamatkan Kak Naura, aku memilih untuk meminta pertolongan Kak Hanny.

Tapi sebelumnya aku memesan beberapa lauk, untuk dibawa pulang. Lalu membayar semuanya di kasir.

Saat sedang mengantri di kasir, ternyata Ibu Dwina dan Ibu Ratih berada tepat di belakangku. Dan mereka mulai menjelek-jelekkan Ibu Siti!

"Sebenarnya kalau bukan karena pewaris usaha kontraktor, Kak Siti itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Naura!"

"Untung Tegar mirip dengan Naura, jadi kita bisa punya keponakan ganteng! Entah apa yang dilihat oleh Mas Arya, sampai begitu tergila-gila pada Kak Siti!" ejek Ibu Dwina.

"Ya menurut kamu apalagi? Pasti uangnya Kak Siti dong! Karena punya istri mand*l, dengan wajah masam dan mulut ketus, benar-benar tidak enak lho!"

"Aku saja harus terus menahan diri, untuk tidak mencek*k, Kak Siti yang sombong itu! Dia itu pendek, hitam, gemuk, wajah secukupnya! Benar-benar kalah jauh, kalau dibandingkan dengan Naura!"

"Apa rac*nnya, kita berikan pada Kak Siti saja? Karena kan dia yatim piatu, jadi hartanya pasti akan jatuh ke tangan Tegar."

"Karena Tegar kan di akta kelahiran, atas nama Mas Arya dan Kak Siti. Jadi kita tinggal buat saja, Kak Siti yang meninggal. Lalu nikahkan Naura dan Mas Arya, secara resmi," usul Ibu Ratih.

"Benar juga, kalau begitu sore ini kita pura-pura ajak Kak Siti dan yang lainnya makan di rumah Ibu. Di sana kita suguhkan martabak tapai ketan hitam, yang merupakan kesukaan Kak Siti."

"Tapi sudah kita taburi rac*n, yang masih ada padaku. Bagaimana menurut kamu?" tanya Ibu Dwina.

Aku langsung maju untuk membayar, tapi tetap menguping pembicaraan Ibu Dwina dan Ibu Ratih yang sebenarnya berbisik-bisik.

Tapi aku kan ahli menguping, jadi semuanya sudah aku rekam juga. Keren kan aku?

"Gimana ya, tapi aku takut. Apa kita tanya Mas Arya dulu?" tanya Ibu Ratih ragu.

"Tapi ..."

1
menhera Chan
Ending yang menghangatkan hati, seperti pelukan. 🤗💕
Nurqaireen Zayani
Asyik nih!
♡お前のペンデハ♡
Menghancurkan hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!