NovelToon NovelToon
Pelarian Bintang Senja

Pelarian Bintang Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Cinta Istana/Kuno / Akademi Sihir / Diam-Diam Cinta / Pusaka Ajaib / Aliansi Pernikahan
Popularitas:650
Nilai: 5
Nama Author: ainul hasmirati

Suara Raja Bramasta terdengar tegas, namun ada nada putus asa di dalamnya

Raja Bramasta: "Sekar, apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah bilang, jangan pernah menampakkan diri di hadapanku lagi!"

Suara Dayang Sekar terdengar lirih, penuh air mata

Dayang Sekar: "Yang Mulia, hamba mohon ampun. Hamba hanya ingin menjelaskan semuanya. Hamba tidak bermaksud menyakiti hati Yang Mulia."

Raja Bramasta: "Menjelaskan apa? Bahwa kau telah menghancurkan hidupku, menghancurkan keluargaku? Pergi! Jangan pernah kembali!"

Suara Ibu Suri terdengar dingin, penuh amarah

Ibu Suri: "Cukup, Bramasta! Cukup sandiwara ini! Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu tentang hubunganmu dengan wanita ini!"

Bintang Senja terkejut mendengar suara ibunya. Ia tidak pernah melihat ibunya semarah ini sebelumnya.

Raja Bramasta: "Kandahar... dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."

Ibu Suri: "Tidak seperti yang kupikirkan? Jadi, apa? Kau ingin mengatakan bahwa kau tidak berselingkuh dengan dayangmu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainul hasmirati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Pelarian: Buku-Buku Terlarang di Perpustakaan Istana

Setelah memutuskan untuk melarikan diri, Bintang mulai menyusun rencana dengan matang. Ia tahu bahwa ia tidak bisa begitu saja meninggalkan istana tanpa persiapan yang cukup. Ia membutuhkan informasi tentang dunia luar, peta perjalanan, dan bekal yang memadai.

Bintang teringat akan perpustakaan istana yang luas dan menyimpan berbagai macam buku dan catatan kuno. Ia tahu bahwa di antara koleksi buku-buku itu, pasti ada informasi yang bisa membantunya dalam pelarian. Namun, ada satu bagian di perpustakaan yang selalu terlarang baginya: bagian buku-buku terlarang.

Menurut desas-desus yang beredar di antara para dayang, bagian buku-buku terlarang menyimpan buku-buku yang dianggap berbahaya bagi pikiran dan jiwa. Buku-buku itu berisi tentang sihir, ramalan, sejarah kelam kerajaan, dan pengetahuan terlarang lainnya. Bintang selalu penasaran dengan isi buku-buku itu, tetapi ia tidak pernah berani untuk mendekati bagian terlarang tersebut.

Namun, kali ini Bintang merasa bahwa ia tidak punya pilihan lain. Ia membutuhkan informasi yang mungkin hanya bisa ditemukan di buku-buku terlarang itu. Ia memutuskan untuk menyelinap masuk ke perpustakaan pada malam hari dan mencari buku-buku yang bisa membantunya dalam pelarian.

Malam itu, setelah semua orang di istana terlelap, Bintang keluar dari kamarnya dan berjalan menuju perpustakaan. Ia mengenakan pakaian serba hitam agar tidak terlihat oleh para penjaga. Ia juga membawa lentera kecil untuk menerangi jalan.

Saat tiba di depan pintu perpustakaan, Bintang berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam. Ia merasa gugup dan takut, tetapi ia juga bertekad untuk melaksanakan rencananya. Ia membuka pintu perpustakaan dengan hati-hati dan masuk ke dalam.

Perpustakaan tampak sunyi dan gelap. Hanya cahaya bulan yang masuk melalui jendela-jendela besar yang menerangi ruangan. Bintang menyalakan lentera kecilnya dan mulai mencari bagian buku-buku terlarang.

Setelah beberapa saat mencari, Bintang akhirnya menemukan bagian yang ia cari. Bagian buku-buku terlarang terletak di sudut paling belakang perpustakaan, tersembunyi di balik rak-rak buku yang tinggi. Pintu masuk ke bagian terlarang itu dijaga oleh rantai besi dan gembok besar.

Bintang mencoba membuka gembok itu, tetapi tidak berhasil. Ia tidak membawa kunci atau alat pembuka gembok. Ia merasa putus asa.

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Bintang dalam hati.

Tiba-tiba, Bintang teringat akan Dayang Sumbi. Ia tahu bahwa Dayang Sumbi memiliki pengetahuan tentang berbagai macam hal, termasuk cara membuka gembok tanpa kunci. Ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan meminta bantuan Dayang Sumbi.

Dengan hati-hati, Bintang keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kamar Dayang Sumbi. Ia mengetuk pintu kamar Dayang Sumbi dengan pelan.

"Dayang," bisik Bintang. "Apakah kau sudah tidur?"

Setelah beberapa saat, pintu kamar Dayang Sumbi terbuka. Dayang Sumbi tampak terkejut melihat Bintang berdiri di depan kamarnya pada tengah malam.

"Bintang," kata Dayang Sumbi dengan nada khawatir. "Apa yang terjadi? Mengapa kau berada di sini pada jam seperti ini?"

"Aku membutuhkan bantuanmu, Dayang," jawab Bintang. "Aku ingin menyelinap masuk ke bagian buku-buku terlarang di perpustakaan, tetapi aku tidak bisa membuka gemboknya. Apakah kau bisa membantuku?"

Dayang Sumbi terdiam sejenak. Ia tahu bahwa Bintang sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya.

"Bintang," kata Dayang Sumbi dengan nada serius. "Kau tahu bahwa bagian buku-buku terlarang itu berbahaya. Mengapa kau ingin masuk ke sana?"

"Aku tahu, Dayang," jawab Bintang. "Tetapi aku membutuhkan informasi yang mungkin hanya bisa ditemukan di buku-buku terlarang itu. Informasi itu sangat penting bagiku."

Dayang Sumbi menghela napas. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menolak permintaan Bintang. Ia sangat menyayangi Bintang dan selalu berusaha untuk membantunya.

"Baiklah," kata Dayang Sumbi. "Aku akan membantumu. Tapi, kau harus berjanji padaku untuk berhati-hati dan tidak melakukan hal-hal yang bodoh," Dayang Sumbi melanjutkan dengan nada khawatir.

Bintang mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Aku berjanji, Dayang. Aku akan berhati-hati."

Dayang Sumbi masuk ke dalam kamarnya dan kembali dengan membawa sebuah kotak kecil. Ia membuka kotak itu dan mengeluarkan beberapa alat kecil yang berkilauan.

"Ini adalah alat-alat yang biasa kugunakan untuk membuka gembok," kata Dayang Sumbi. "Aku belajar cara menggunakannya dari ayahku, yang dulunya adalah seorang pandai besi."

Bintang merasa lega dan berterima kasih kepada Dayang Sumbi. Ia mengambil alat-alat itu dan mengikuti Dayang Sumbi kembali ke perpustakaan.

Saat tiba di depan pintu bagian buku-buku terlarang, Dayang Sumbi mulai bekerja dengan alat-alatnya. Dengan cekatan, ia memasukkan alat-alat itu ke dalam gembok dan memutar-mutarnya dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, terdengar bunyi "klik" dan gembok itu terbuka.

"Berhasil!" bisik Bintang dengan gembira.

Dayang Sumbi tersenyum. "Hati-hati di dalam, Bintang," kata Dayang Sumbi. "Jangan terlalu lama dan jangan mengambil risiko yang tidak perlu."

Bintang mengangguk dan membuka pintu bagian buku-buku terlarang. Ia masuk ke dalam dan Dayang Sumbi menutup pintu itu kembali.

Bagian buku-buku terlarang tampak lebih gelap dan menakutkan daripada bagian perpustakaan lainnya. Udara di dalam terasa dingin dan berat. Rak-rak buku di sini tampak lebih tinggi dan lebih rapat. Buku-buku di rak-rak itu tampak usang dan berdebu.

Bintang menyalakan lentera kecilnya dan mulai mencari buku-buku yang bisa membantunya dalam pelarian. Ia mencari buku-buku tentang peta, perjalanan, ramuan, dan pengetahuan tentang dunia luar.

Setelah beberapa saat mencari, Bintang menemukan beberapa buku yang menarik perhatiannya. Ia mengambil buku-buku itu dan membacanya dengan seksama.

Salah satu buku yang menarik perhatian Bintang adalah sebuah buku tua yang berjudul "Peta Rahasia Kerajaan-Kerajaan Tetangga". Buku itu berisi peta-peta rahasia yang menunjukkan jalur-jalur perjalanan tersembunyi, kota-kota rahasia, dan tempat-tempat berbahaya di kerajaan-kerajaan tetangga.

Bintang merasa sangat senang menemukan buku itu. Ia tahu bahwa buku itu akan sangat membantunya dalam pelarian. Ia juga menemukan buku-buku lain yang berisi tentang ramuan penyembuh, cara membuat api, dan cara bertahan hidup di alam liar.

Namun, saat Bintang sedang membaca buku-buku itu, ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia panik dan segera mematikan lentera kecilnya. Ia bersembunyi di balik rak buku dan mengintip dari celah-celah buku.

Bintang melihat seorang penjaga istana berjalan melewati bagian buku-buku terlarang. Penjaga itu tampak curiga dan mengamati sekeliling dengan seksama. Bintang menahan napas dan berdoa agar penjaga itu tidak menemukannya.

Setelah beberapa saat, penjaga itu pergi. Bintang merasa lega, tetapi ia tahu bahwa ia tidak bisa berlama-lama di sana. Ia harus segera keluar dari perpustakaan sebelum ada penjaga lain yang datang.

Bintang mengambil buku-buku yang ia temukan dan menyembunyikannya di balik jubahnya. Ia berjalan dengan hati-hati menuju pintu keluar.

Saat tiba di depan pintu, Bintang melihat Dayang Sumbi sedang menunggunya. Dayang Sumbi tampak cemas dan khawatir.

"Kau baik-baik saja, Bintang?" tanya Dayang Sumbi.

"Aku baik-baik saja, Dayang," jawab Bintang. "Aku sudah menemukan buku-buku yang kubutuhkan."

Dayang Sumbi tersenyum lega. Ia membuka pintu dan Bintang keluar dari bagian buku-buku terlarang. Mereka berdua berjalan dengan cepat kembali ke kamar Bintang.

Saat tiba di kamar Bintang, mereka mengunci pintu dan mulai memeriksa buku-buku yang dibawa oleh Bintang.

"Kau yakin buku-buku ini akan membantumu, Bintang?" tanya Dayang Sumbi.

"Aku yakin, Dayang," jawab Bintang.

 "Buku-buku ini berisi informasi yang sangat berharga. Dengan buku-buku ini, aku bisa merencanakan pelarianku dengan lebih baik."

1
semangat author 😍
jangan lupa untuk update terus 💪👍
💪 Thor
LyaAnila
Arya, jangan bilang anda diam-diam menaruh rasa dengan putri Bintang ya/Shame//Shame/
LyaAnila
kalau misalkan kamu nggak bahagia coba jujur aja sama perasaanmu. jangan dipendam
sungguh baik sekali buk Mirah ini
musafir berpakaian seperti seorang putri kah?
semangat tor💪
Trà sữa Lemon Little Angel
Wajib dibaca!
Huo Ling'er
iya terimakasih banyak ya jangan lupa mampir terus hehehehehe🤭🙏
Kei Kurono
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!