NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Matt mulai berani

"Makanannya sangat enak." Julia tersenyum saat lidahnya menyukai rasa makanan yang berada dalam mulutnya.

"Syukurlah kamu menyukainya." Matt ikut senyum dan menyuap makanan suapan terakhir ke dalam mulutnya.

Julia juga menyelesaikan makannya. Sangat puas dengan rasa yang ia temukan di setiap makanan, yang di sajikan di atas meja mereka.

Usai makan, Matt mengajak Julia berdiri dan berpindah ke sofa yang ada di ruangan itu. Tersedai minuman ringan di atas meja. Setelah menuang minuman itu ke dalam gelas yanh tersedia, Matt mendekati Julia duduk di sofa.

'Eh?'

Julia tersentak melihat Matt yang duduk tepat di sebelahnya. Sofa itu begitu luas menurutnya. Lengkap satu set. Dan ia tidak menduga jika Matt akan mengambil tempat di sisinya.

"Aku sengaja duduk di dekatmu." Matta seolah mengerti apa yang dipikirkan Julia. Sorot ragu itu terlihat jelas.

"Jika aku duduk terlalu jauh, kesannya kita seperti orang yang bermusuhan dan harus menjaga jarak." Matt menjelaskan.

"Jadi tidak masalah jika aku duduk disini bukan?" Matt meminta persetujuan Julia, yang sebenarnya tidak perlu. Karena ia telah menyamankan posisinya.

"Tentu. Tidak masalah sama sekali." Julia menjawab perlahan.

Lagian jika ia protes pun percuma. Lelaki itu jelas telah nyaman di posisinya.

"Berapa usiamu Julia?" Matta menyandarkan tangannya di sandaran sofa, melirik Julia dengan lembut.

"28 tahun ini." Julia menjawab singkat.

Ia sedikit terkejut dengan tangan Matt yang bersandar di sofa. Terkesan seolah lelaki itu sedang merangkulnya.

"Sudah cukup dewasa ternyata. Bukankah biasanya di usia itu cukup dewasa untuk menikah?" Tangan Matt yang semula di sofa sedikit bergerak, meraih ujung rambut Julia yang terurai.

Rambut wanita itu sangat lembut. Matt seketika betah memainkan rambut Julia.

"Bagi sebagian orang memang itu sudah cukup matang " Julia menjawab dengan suara perlahan.

Tidak berani menoleh pada Matt. Ia merasakan rambutnya di mainkan oleh jemari Matt. Tubuhnya terasa kaku, bingung, gugup dan sedikit takut.

Interaksi ini terlalu dekat menurutnya. Apalagi merka baru kenal. Ia belum tahu bagaimana sifat Matt yang sesungguhnya.

"Dan kenapa kamu belum Julia?" Matt

kembali bertanya.

Tubuhnya mendekati Julia. Membawa ujung rambut Julia ke hidungnya. Mencium aroma rambut Julia.

Sangat harum dna juga lembut. Ia senang dengan wangi yang ia temukan di rambut itu. Matt semakin leluasa mendekat, karena Julia yang semakin gugup dan tidak berani melihatnya.

'Sangat polos.!'

Setidaknya itulah yang Julia tampilkan. Matt tentu tidak akan tertipu. Julia tidak mungkin sepolos itu.

Mengingat profesinya sebagai penyanyi klub. Pasti berkencan dengan beberapa lelaki adalah hal yang biasa baginya.

Selama 4 tahun di klub. Tidak mungkin Julia sepolos itu. Pasti ia sudah pernah meneguk kenikmatan dari sentuhan seorang lelaki.

Matt melirik Julia yang semakin kaku. Wanita hanya berusaha menampilkan kesan polos hanya untuk meraih simpatinya. Dan tentu saja Matt akan meladeni permainan ini.

Sebelum ia meraih Julia, dan menikmati wanita itu. Mendengar desahan dan erangannya nanti. Membuat wanita itu ketagihan dengan dirinya.

Sama seperti wanita lainnya.

"Aku belum kepikiran untuk itu. Fokusku masih pada mama dan kedua adikku yang masih sekolah." Julia menjawab jujur.

"Mama dan adik?" Matt sedikit mengerutkan kening.

"Iya. Mama sakit - sakitan dna harus sering di rawat di rumah sakit untuk pengobatannya. Dan kedua adikku yang masih sekolah masih membutuhkan perhatian dariku."

 Julia memberanikan diri menoleh. Ia tertegun dengan wajah Matt yang dekat dengannya.

"Sebagai tulang punggung untuk mereka. Aku belum terpikir untuk menikah di usia ini." Julia berbicara dengan tatapan yang terpaku pada mata Matt.

"Bagaimana dengan papamu?" Matt mendekat. Menghipnotis Julia dengan tatapan lembut.

"Papa sudah meninggal 8 tahun lalu." Dengan menelan ludah, Julia menjawab dengan suara yang sangat pelan.

Ia bisa tenggelam dalam tatapan itu. Seolah terjerumus dalam tatapan yang penuh pesona itu.

"Pasti sangat berat untukmu." Matt mengangkat tangan dan mengelus rambut Julia semakin berani.

"Awalnya sangat berat. Tapi susah terbiasa sekarang. Bagiku bisa memberikan yang terbaik yang aku bisa, itu adalah tujuanku." Julia menjawab. Semakin terhipnotis oleh tatapan yang semakin dekat itu.

"Aku sangat bangga padamu Julia. Sangat jarang wanita yang mau melakukan hal sebesar ini untuk keluarganya."

Suara Matt yang berat membuat Julia merasa hangat. Ucapannya terdengar tulus.

Untuk sesaat Julia merasa bebannya sedikit ringan. Mendengar ucapan Matt yang mengerti akan tanggung jawabnya.

Lelaki itu juga sejak tadi tidak pernah menyindir soal pekerjaannya. Hal yang sangat jarang ia temui dari orang yang ia kenal.

Biasanya ia kerap di cibir dengan pekerjaannya di klub. Tapi dengan Matt semua terasa lepas.

"Kamu sangat kuat Julia. Aku sangat kagum mendengarnya." Matt tersenyum kecil.

Jemarinya turun dan mengelus pipi Julia yang halus dan mulus. Tersenyum kecil melihat Julia yang terkejut dan tegang.

"Matt." Julia mengangkat tangannya dan berusaha menurunkan jemari Matt dari pipinya.

Julia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seintim itu dari Matt. Merka belum dekat!

Dan yang lebih mencengangkan lagi. Ini adalah pertemuan pertama mereka secara pribadi.

Julia merasa ini salah! Tidak seharusnya ia sedekat ini dengan lelaki yang baru saja ia kenal. Terlebih lelaki yang ia tidak tahu seperti apa kepribadiannya.

Julia merasa bersalah karena menghabiskan waktu lebih lama dengan Matt. Ia harus pergi, sebelum ada sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi.

"Kamu sangat cantik Julia." Matt berbisik lirih.

Julia terdiam mendengar bisikan itu. Meski sangat pelan. Ia masih bisa mendengarnya dengan jelas

"Ini sudah malam. Aku sebaiknya pulang." Julia menurunkan tangan Matt dari wajahnya. Ia mulai berdiri.

Yang tidak Julia sangka adalah reaksi Matt. Lelaki itu langsung mengeraskan rahang oleh penolakan Julia.

Ia sudah bersikap sabar dan baik sejak awal. Semua hanya untuk membuat Julia luluh dan mau menghabiskan malam ini dengannya.

Tapi Julia langsung menolaknya dan berniat pergi. Itu semua membuat Matt seketika merasa kesal. Ia merasa Julia terlalu jual mahal.

'Brugh!'

Matt menarik pergelangan tangan Julia. Menyentak tubuh wanita itu kuat hingga Julia terjatuh ke pangkuannya.

"Matt?!" Julia melotot ngeri oleh sikap Matt yang keterlaluan.

"Malam masih panjang. Kita bahkan belum memulai apapun." Matt langsung merengkuh pinggang Julia kuat.

"Tidak! Kita sudah sepakat hanya makan malam Matt!"

 Julia meletakkan kedua tangannya di dada Matt. Berusaha mendorong tubuh lelaki itu menjauh.

"Iya. Kita memang hanya makan malam. Tapi kita juga bisa melanjutkan malam ini. Berdua dan semakin panas.

"What?"

Julia seketika sadar jika Matt tidak sebaik itu. Pemikirannya yang polos, dan percaya jika Matt adalah lelaki yang baik ternyata salah.

Matt adalah seorang lelaki bajingan!

Dan ia baru saja terperangkap oleh sikap palsu lelaki itu. Ah! Ia sungguh naif!

Julia mendorong tubuh lelaki itu kuat. Tidak ingin berada lebih lama di sana.

Namun pergerakannya terhenti, saat merasakan benda kenyal nan lembap mendarat di bibirnya.

'Cup!'

Matt menciumnya di bibir! Tanpa ijin darinya sedikitpun!

Julia benar - benar terperangkap, dalam rencana licik seorang lelaki bajingan bernama Matt!

........................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!