NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 - Pertemuan Keluarga

Sebelum Rian sempat protes lebih jauh, Aurelia sudah meraih tangannya lagi lebih kuat dari sebelumnya.

“Udah. Ikut aku aja.”

Dan tanpa bisa berkata apa-apa lagi, Rian pun mengikuti langkahnya menuju mobil milik nya.

Pintunya ditutup, sabuk pengaman diklik, dan beberapa detik kemudian—

"BRMMM!!"

Mesin menyala garang.

Mobil langsung melesat ke jalanan dan meliuk-liuk di antara kendaraan dengan presisi.

Rian terheran-heran.

Bukan karena kecepatan mobilnya… tapi karena cewek di sampingnya nyetirnya serileks itu, sambil satu tangan menopang dagu.

Angin alami mengenai wajahnya, jok mobil empuk, interior mewah, dan pemandangan jalanan yang bergeser cepat.

Ia bersandar pasrah.

“…lumayan pengalaman baru… jangan aja ini pengalaman pertama dan terakhir,” gumamnya dalam hati, sedikit ngeri tapi juga kagum.

Aurelia menangkap gumaman itu dari sudut telinganya.

“Tenang aja,” ucapnya tanpa menoleh, nada santai setengah malas.

“Belum pernah ada yang mati di mobilku.”

Kalimatnya keluar begitu ringan…

tapi justru karena terlalu ringan, rasanya malah bikin bulu kuduk meremang.

"Cit…"

Setelah sekitar lima belas menit meliuk-liuk di jalan raya, mobil akhirnya perlahan melambat.

Di depan mereka berdiri gerbang hitam raksasa, tinggi menjulang ke angkasa.

Rian spontan membulatkan mata.

“Gilaaa… besarnya…”

Aurelia hanya mengangkat bahu.

“Biasa aja.”

Tentu saja biasa baginya yang sudah terbiasa.

Mobil melaju pelan mendekati sensor di samping gerbang.

Begitu mereka berhenti, kaca jendela otomatis turun sedikit.

Aurelia mencondongkan wajahnya.

"Beep-"

Sebuah garis cahaya dari panel kecil memindai wajahnya, dari bawah ke atas.

Gerbang hitam raksasa itu perlahan terbuka, suaranya berat namun halus.

Begitu celahnya cukup lebar, mobil Aurelia melaju masuk dengan mulus.

Rian langsung ternganga.

Begitu lewat gerbang, yang pertama menyambut mereka adalah air mancur besar di tengah jalan masuk, airnya memantul-mantul indah kena cahaya lampu taman.

Jalan nya melingkari air mancur.

Mobil berbelok mengikuti jalur, dan Rian mendapati pemandangan yang bikin dia merasa masuk ke dunia yang berbeda.

Di depan mereka berdiri bangunan utama, megah dan tinggi, arsitekturnya seperti perpaduan Eropa modern.

Di sisi kiri dan kanan, ada beberapa bangunan lain yang tidak kalah mewah entah guest house, gudang mobil, atau tempat tinggal pegawai, Rian pun tak yakin.

Begitu mobil mendekati area depan bangunan utama, Rian melihat tiga sosok berdiri menyambut di jalan masuk.

Seorang kakek tua berdiri tepat di tengah punggungnya tegap walau usianya jelas sudah lanjut.

Rambut putihnya rapi, pakaiannya sederhana seperti baju rumahan, tapi wibawanya… bikin Rian langsung merinding.

Di sisi kirinya, berdiri seorang pria paruh baya dengan aura 'orang penting' , bahunya lebar, wajah serius, dan gaya bicara sepertinya tegas.

Di sisi kanan kakek, ada seorang wanita dengan usia serupa pria itu, tampil elegan, lembut, dan… tatapannya langsung mengarah ke mobil mereka.

Rian langsung menelan ludah pelan.

Pikirannya otomatis bekerja cepat,

“Yang di tengah itu… kakeknya Aurelia…

Yang kiri kayaknya ayahnya…

Dan yang kanan… pasti ibunya.”

Aurelia mematikan mesin mobil, menutup atap convertible-nya, tapi belum langsung membuka pintu.

Ia menoleh ke Rian yang masih tampak tegang, kedua tangannya menggenggam sabuk pengaman pertanda gugup.

Rian mendekatkan suara, lirih sedikit panik.

“Ehm… aku nggak apa-apa nih? Pake jaket hitam doang? Kayak… nggak sopan gitu? Ini rumahmu gede banget, takutnya kurang enak di pandang…”

Aurelia mengerjap pelan, lalu menggeser pandangannya ke Rian dari ujung kepala sampai sepatu, sejenak menganalisis.

Lalu senyum tipis muncul,

“Hm? Gapapa kok. Emang kenapa?” Tutur Aurelia santai.

Dia mengangkat bahu sedikit.

“Bagus juga jaketnya. Santai aja.”

“Oh iya,” lanjut Aurelia sambil merapikan rambutnya sedikit,

“nanti aku keluar duluan. Kamu keluar langsung genggam tangan aku yang ada di luar, ya. Biar keliatan alami.”

Rian menelan ludah.

“Gak terlalu… frontal gitu?”

Aurelia terkekeh kecil, suaranya ringan dan percaya diri.

“Enggak lah. Justru bagus.”

Begitu selesai bicara, Aurelia membuka pintu mobilnya duluan, meninggalkan Rian yang masih berusaha mempersiapkan mental.

Pintu kiri mobil Aurelia terbuka, udara sejuk dari halaman depan langsung masuk. Suara langkah sepatu haknya terdengar jelas di permukaan batu.

Aurelia Lalu berdiri di sisi kanan mobil.

Ia menoleh sedikit sambil mengangkat tangannya kode halus ke Rian.

Rian menarik napas dalam, membuka pintu, dan turun.

Detik pertama kakinya menyentuh tanah, dia langsung sadar betapa megahnya rumah itu dari dekat.

Tetapi Rian berusaha terlihat tenang dan kalem.

Rian melangkah ke sisi Aurelia. Dan tanpa jeda canggung, tangan kanan Rian menggenggam tangan kiri Aurelia.

Genggamannya mantap.

Aurelia menoleh sebentar dan memberi senyum kecil, lalu menggenggam balik.

“Kakek, Ayah, Ibu,” ucap Aurelia, suaranya jernih dan percaya diri.

“Kenalin, ini Rian. Pacarku.”

Ia sedikit mengayun-ayunkan tangan mereka berdua supaya kelihatan natural dan manis.

Kakek Aurelia mengangguk pelan, wajah tuanya ramah tapi punya aura yang bikin Rian refleks tegak.

“Oh… Nak Rian,” ucapnya sambil mengayunkan tangan ke depan, siap untuk disambut.

“Selamat datang di rumah keluarga Aurelia. Saya kakek Aurelia.”

Rian langsung melepaskan genggaman tangan Aurelia dengan sopan, lalu maju sedikit.

Ia mencium tangan kakek itu dengan hormat.

“Iya, Kek. Kenalin, saya Rian… pacarnya Aurelia.” Lanjutnya.

Kakek Aurelia menatap keduanya bergantian, sorot matanya tajam tapi nada bicaranya hangat.

“Oh iya… kapan kalian mulai bersama?”

Aurelia langsung jawab santai, mendahului Rian.

“Udah lama, Kek. Kita udah sekitar setahunan.”

Kakek mengangguk, bibirnya terangkat sedikit.

“Hmm… tapi kenapa kamu gak pernah main ke rumah, Nak Rian?”

Rian langsung terkekeh kecil, seperti sudah mulai merasa akrab.

“Haha… takutnya saya nggak sopan, Kek. Tiba-tiba datang tanpa kabar.”

Kakek tertawa pelan.

“Halah… kalau sama keluarga, apa yang di sopanin…”

Rian mengangguk-angguk, tapi pikirannya tiba-tiba blank nyari topik.

Dan dari semua hal yang bisa ia ucapkan… keluar satu hal yang rian biasa jadi hobi, Catur!

“Oh iya, Kek… kakek bisa main catur nggak?” Tutur Rian.

Aurelia meliriknya cepat, kaget tapi menahan tawa.

Kakek langsung membusungkan dada sedikit.

“Main catur? Aduh… Kamu mempertanyakan kakek catur? Kakek juara nya catur.

Ia menepuk bahu Rian.

“Kamu jago juga ya?”

“haha lumayan, Kek,” Rian nyengir.

“Tapi ga jago - jago amat, paling tinggi sih juara catur sekolah.

Kakek berseru riang, aura kompetitifnya langsung hidup.

“Wah, kalau begitu ayo ayo masuk! Kita liat siapa paling jago antara kamu dan kakek!”

Rian ikut tertawa, mencoba terlihat percaya diri padahal perutnya masih deg-degan.

“Haha, iya Kek! Ayo, ayo masuk!”

Aurelia hanya geleng-geleng sambil menahan senyum melihat keduanya sudah akrab dalam waktu kurang dua menit.

1
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
ALAN: bener tuh thorr
total 1 replies
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
ALAN
lumayan /Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!