Chef Cantik Pilihanku 1

Karyawan restoran kembali terkejut saat melihat kedatangan istri Presdir mereka. Pak Joni segera menyambutnya.

"Lagi lagi anda tak memberitahu kami jika ingin datang bu." ujar pak Joni.

"Tenanglah pak Joni, aku bukan putraku yang gila kebersihan." jawab Diana sambil tersenyum. "Dimana calon menantuku?" tanyanya.

Pak Joni kebingungan dengan kata katanya. "Nona Grace sudah lama tidak kemari, pak Dion melarangnya masuk restoran bu." jawab pak Joni.

Diana tertawa. "Siapa bilang aku mencari Grace, aku mencari chef cantikku." ujar Diana.

Pak Joni terbelalak. "Maksudnya chef Amor calon menantu anda?" tanyanya masih kebingungan.

Diana hanya tersenyum. "Apa chef Amor ada di dapur?" tanya Diana.

"Tentu saja bu." jawab pak Joni.

"Suruh ia menemuiku, aku tunggu sekarang." ujar Diana seraya memasuki ruang VVIP.

Pak Joni segera ke dapur, ia memanggil chef Amor. Ia menatap Amora dari atas sampai bawah.

"Chef, sejak kapan kau menjadi menantu keluarga Pranadja?" tanya pak Joni penasaran.

"Apa maksud bapak? Menantu siapa?" tanya Amora balik.

Pak Joni tertawa. "Lupakan saja, ke ruang VVIP sekarang. Ibu Presdir ingin bertemu denganmu." ujarnya.

"Ibu Presdir? Ada apa ia kemari dan mencariku?" tanya Amora bingung.

Pak Joni hanya mengangkat bahunya karena ia memang tak tahu apa apa. Amora segera membersihkan dirinya dan segera menuju ruang VVIP.

*****

Amora mengetuk pintu VVIP lalu masuk kedalam. Diana bangun dari duduknya lalu memeluk Amora, membuat Amora sangat terkejut.

"Kau semakin cantik Amor, apa kabarmu sayang?" tanya Diana.

"Aku sangat baik bu. Bagaimana dengan bu Diana?" tanya Amora.

"Tentu saja aku juga baik baik saja, apalagi sejak aku dengar kau akan menjadi menantuku." jawab Diana.

"Menantu? Maksud ibu apa?" tanya Amora terkejut.

Diana menarik tangan Amora dan membawanya duduk di sofa bersama. "Amor, aku sangat mendukung hubungan kau dengan Dion. Aku lebih menyukaimu menjadi menantuku dibanding Grace." jawabnya.

"Pak Dion sudah mengatakannya pada anda." ujar Amora tak percaya.

"Kau harus tahu, Dion sangat dekat denganku. Segalanya akan dikatakannya padaku. Jadi tentu saja ia akan mengatakan soal hubungan kalian dan aku sangat mendukungnya." ujar Diana.

"Tapi kenapa bu Diana mendukungku? Ibu belum tahu siapa aku sebenarnya. Bisa jadi aku penipu. Lalu bagaimana dengan tunangannya yaitu nona Grace." ujar Amora membuat Diana tertawa.

"Bagaimana aku percaya kau penipu sayang, kau wanita baik, aku percaya pada perasaanku sejak pertama kali kita bertemu." jawab Diana.

Ya Tuhan, mengapa ibu Diana sangat baik padaku. Apakah jika aku mengatakan yang sebenarnya ia akan membenciku? Aku harus mengatakannya sekarang. Aku tak ingin identitasku yang asli diketahui sebelum aku mengatakannya. pikir Amora.

"Amor, Amora... Kau kenapa? Kau baik baik saja kan?" tanya Diana saat melihat Amora melamun.

"Ah, aku baik baik saja. Bu ada yang ingin aku katakan. Aku harap bu Diana bisa memaafkanku atas semuanya. Ini menyangkut identitas asliku, aku tak ingin kalian berpikir yang tidak tidak." ujar Amora.

Diana terkejut, Amora terlihat sangat takut dan merasa bersalah. "Katakan sayang, jangan takut. Aku akan berusaha memahaminya." ujar Diana.

"Aku sebenarnya menjadi chef tanpa sepengetahuan papa. Aku anak tunggal dan hanya tinggal bersama papa karena mama ku sudah meninggal. Aku kuliah di Paris mengambil jurusan ini karena sangat menyukai memasak sama seperti mama yang dulunya seorang chef. Tapi setelah lulus, papa melarangku menjadi chef. Ia hanya ingin aku mengambil alih perusahaan dan hotel. Keluargaku memiliki hotel terbesar juga di daerah ini namanya hotel Sheraton. Bu Diana, maaf jika aku baru mengatakannya sekarang. Tapi aku masuk ke hotel ini bukan untuk mencari tahu tentang bisnis hotel. Aku benar benar ingin menjadi chef. Jika papa tahu aku bekerja disini, ia pasti akan murka." ujar Amora sedih.

Diana sangat terkejut mendengar pengakuan dari Amora. Ternyata wanita ini anak baik dan berasal dari keluarga berada. Diana pikir Amora hanya wanita biasa. "Tunggu, tadi kau bilang hotel apa?" tanya Diana.

"Hotel Sheraton bu." jawab Amora.

Diana tertawa, ini memang sudah takdir menurutnya. Putranya bekerja sama dengan hotel Sheraton yang akan membantunya lepas dari Grace dan pemiliknya adalah keluarga Amora.

"Ibu baik baik saja kan?" tanya Amora bingung karena melihat keanehan pada Diana.

Diana mengangguk. "Aku baik baik saja, aku hanya senang kau mau jujur padaku." jawab Diana, ia tak ingin mengatakan rahasia ini pada Amora maupun Dion. Ia yakin keduanya pasti akan bertemu dalam situasi yang beda. "Amora sayang, aku sangat senang sekali. Aku sama sekali tidak marah padamu. Aku tetap menyukaimu walaupun kau terlahir dari keluarga miskin. Perjuangkan cinta kalian, dan mulai sekarang panggil aku mami, mami Diana. Kau sudah seperti putriku sendiri Amora. Aku sangat senang jika bisa menjadi ibumu." sambung Diana.

Amora sangat terkejut, ia tak menyangka akan diterima begitu saja. "Apa ibu mau makan siang?" tanya Amora.

Diana mengangguk. "Tentu saja, aku tak ingin melewatkan masakanmu sayang. Jangan lupa panggil mami bukan ibu." jawab Diana.

Amora mengangguk. "Baik mi, aku akan segera menyiapkan makanannya." ujar Amora.

Diana tersenyum mendengar panggilan itu. "Amor, bisakah aku memelukmu lagi?" tanyanya.

Tentu saja Amora mengangguk dan memeluk Diana. Diana merasakan ada kenyamanan memeluk Amora, sangat berbeda saat Grace bermanja padanya. Amora sangat dewasa dan tentu saja sangat cantik dan berbakat. Sangat cocok dengan putra semata wayangnya.

"Wah.wah... Kalian sangat senang, membuatku sangat iri." ujar Dion tiba tiba.

Amora terkejut, secepat ini ia akan bertemu kekasihnya. Ia masih sangat malu. Amora bangkit dan akan meninggalkan ruangan. Namun tangannya ditahan Dion.

"Apa kau menghindariku?" tanya Dion.

Amora menggeleng. "Mami Diana ingin makan, aku akan menyiapkannya." jawab Amora.

"Mami? Sejak kapan kau memanggil mamiku seperti itu?" tanya Dion lagi.

"Hentikan Dion, jangan terus menggodanya." ujar Diana.

"Jadi sekarang pembelaan berubah. Aku putramu mi." Dion pura pura kesal.

"Dan Amora putriku. Tentu saja aku lebih memilihnya." jawab Diana sambil tertawa.

Amora merasakan kecanggungan diantara mereka. Namun ia terkejut saat Dion memeluknya dengan erat dan mencium puncak kepalanya.

"Pergilah sekarang sebelum aku berbuat lebih di depan mami." goda Dion.

Amora terbelalak lalu segera keluar dari ruangan membuat Dion tertawa.

"Kau suka sekali menggoda Amor." ujar Diana.

"Mami sangat menyukainya?" tanya Dion.

Diana mengangguk. "Amor wanita yang sangat cocok denganmu Dion. Ada apa kau kemari, bukankah kau banyak pekerjaan?" tanyanya.

Dion mengangguk. "Aku mampir sebentar karena penasaran dengan yang kalian lakukan. Aku pergi sekarang mi, tolong jaga kekasihku. Jangan buat ia takut sebelum aku melamarnya." canda Dion.

Diana hanya tertawa menanggapi putranya, Dion meninggalkan Diana dan segera melanjutkan pertemuannya dengan klien di luar perusahaannya.

*****

Happy Reading All...😘