NovelToon NovelToon
My Love Friend

My Love Friend

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Bad Boy / Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Idola sekolah / Cinta Murni
Popularitas:698
Nilai: 5
Nama Author: LoveHR23

Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.

Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.

Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dihukum

Melihat sikap Papahnya, Fahrul tersentak dan tanpa sadar ia membalas tatapan tajam Papahnya.

"INI SEMUA KARENA FAHRA!!" tukasnya tajam sembari membunyikan rahangnya.

"FAHRA! FAHRA! FAHRA! Kenapa kamu selalu menyalahkan gadis itu? Mamah kamu sudah pernah membicarakan ini. Bukan Fahra yang menyebabkan kematian kakak kamu. Andin meninggal karena sakit, Fahrul." ucap Pak Bram penuh penekanan.

"Enggak Pah, enggak!  Aku liat pake mata kepala aku sendiri. Aku liat bagaimana kak Andin terbaring lemah didekat Fahra."

"Kamu salah Fahrul. Jangan benci gadis itu atas kesalahan yang sama sekali gak pernah dia lakukan. Fahra itu sahabat kamu, bukan pembunuh." Pak Bram memegang kedua bahu Fahrul dengan tatapan sendu.

Fahrul melepaskan tangan Pak Bram yang memegang bahunya. Ia menghela nafas berat, mencoba untuk mengendalikan diri.

"Udahlah, Pah. Fahrul gak mau bahas ini." pria itu bergegas pergi dari hadapan Pak Bram.

Lagi-lagi Pak Bram menghela nafasnya berat. Ia merasa gagal jadi orangtua yang baik untuk Fahrul. Pria itu menyesal karena rasa sayangnya terhadap Fahrul, telah membuatnya tak bisa bersikap tegas pada anak itu.

~>>•<<~

Suasana kelas sebelas IPA 2 begitu sepi dan senyap. Bukan karena tidak ada orang, tapi karena sudah ada guru. Terlihat seorang guru elegant nan pintar yang tengah sibuk mengajar.

Ridho dan Beni yang baru saja kembali dari kantin terkejut saat melihat guru itu.

"B-bu Sara?" ujar Beni membesarkan matanya.

"Mampus!" sahut Ridho menepuk dahinya.

Bu Sara adalah salah satu guru killer di SMU Pancasila. Ia tak segan-segan menghukum siswa yang melakukan kesalahan didepannya.

"Assalamualaikum" ucap Beni dan Ridho serempak. Semua mata tertuju pada mereka berdua yang tengah berdiri di depan pintu.

"Wa'alaikumussalam, masuk." jawab Bu Sara datar. Wanita paruh baya itu melirik ke arah Ridho dan Beni sinis.

"Kenapa terlambat?" tanya wanita itu saat Ridho dan Beni berada dihadapannya.

"Itu Bu, kita abis dari toilet." ucap Beni beralasan.

"Tetap saja kalian terlambat!" tukas Bu Sara.

"Maaf, Bu" sahut Ridho lirih sembari menundukkan kepalanya.

"Fahrul mana? Masih di toilet?" tanya Bu Sara tegas.

"Anu Bu, itu, Fahrul... Fahrul, itu Bu, anu." jawab Ridho terbata-bata.

"Anak TK aja ngomongnya udah lancar, masa kamu anak SMA ngomongnya tidak jelas seperti anak bayi." ucap Bu Sara, geram.

"Fahrul sakit, Bu." sahut Beni dengan cepat.

"Oh yaudah. Walau kalian tidak lengkap, ibu tetap akan menghukum kalian berdua. Sekarang kalian berdiri didepan kelas sambil mengucapkan 'saya tidak akan terlambat lagi' sebanyak 50 kali."

"HAAAA???!!" teriak keduanya terkejut.

"Diskonin dikit dong, Bu. Belanjaan aja punya harga spesial, masa hukuman nggak." ceplos Beni mencoba menawar.

"Berani ya kamu ngelawan saya! Mau hukumannya saya tambahin?"

"Ng-Ngak, Bu, maaf." ucap Beni gugup.

Dengan terpaksa Ridho dan Beni melakukan apa yang diperintahkan oleh Bu Sara. Mereka berdiri didepan pintu kelas dan berteriak 'saya tidak akan terlambat lagi' sesuai permintaan dari Bu Sara. Sesekali ada seorang siswa yang melewati kelas 11 IPA 2 dan terkekeh saat melihat Ridho dan Beni.

Karena kesal, Beni hampir ingin memukuli siswa itu, namun dihalangi oleh Ridho. Bu Sara yang melihat itu pun langsung bersuara untuk memberi kode. Benar saja, hanya Bu Sara lah yang berani menghukum That Lion dengan terang-terangan. Geng yang terkenal ganas di SMU Pancasila itu, terlihat cupu saat berhadapan dengan Bu Sara.

Pasalnya selain menjadi guru biologi, Bu Sara juga seorang guru taekwondo. Ia sering membawa Fahrul untuk mengikuti kejuaraan bela diri. Dan tentu saja Fahrul tidak pernah mengecewakan Bu Sara saat lomba dan keluar sebagai juara.

Beberapa hari telah berlalu, tanpa terasa masa hukuman Fahrul sudah berlalu selama 6 hari. Pria itu dirumahkan oleh Pak Suripto selama seminggu. Fahra terus bertanya kepada Cinta tentang mengapa Fahrul belum masuk sekolah. Cinta tidak mengetahui alasan pasti dan kapan Fahrul akan masuk sekolah.

Kringgggg.... Kringggg....

Bel istirahat telah berbunyi. Seperti biasa, Cinta selalu makan bekal yang diberikan ibunya. Ia tak suka jajan dikantin karena antriannya yang ramai. Begitu juga Fahra yang hampir setiap hari meminta bekal makanan dari Bundanya agar bisa makan siang bersama Cinta.

"Cin, kenapa sih Fahrul gak pernah masuk-masuk sekolah lagi? Menurut Cinta, apa dia pindah sekolah ya?" tanya Fahra yang sontak membuat Cinta tersedak. Gadis itu terkekeh mendengar pertanyaan sahabatnya itu.

"Lo tuh, ya, kecintaan banget atau gimana sama Fahrul? Tiap hari nanyain diaaa mulu. Kagak ada kosa kata lain selain Fahrul apa?"

"Yaa kan Fahra khawatir. Gak kenapa-napa kan, kalau sayang sama sahabat sendiri?" ucap Fahra kekeh.

"Iya dah iya. Lo sayangi dah tuh si Fahrul manusia hulk yang suka berbuat gak jelas sama kek sahabat-sahabatnya. Sok sangar, padahal menjijikan hahahaha" Cinta berbicara begitu keras, hingga membuat Ridho dan Beni yang baru saja masuk kelas mendengarnya.

"Hust, Cinta ih. Gak boleh gitu Cintaaa. Mereka kan juga manusia bumi yang ingin bahagia. Walaupun dengan cara yang salah, tapi..." omongan Fahra dipotong oleh seorang pria yang berada didepannya.

"Apa maksud lo?!" ucap Beni meninggikan nada bicaranya.

Beni bergegas menghampiri meja Cinta dan Fahra, serta menggebrak meja itu hingga membuat mereka berdua tersentak.

"Kenapa lo ngomong gitu? Udah berani lo sama That Lion?" Beni menatap tajam ke arah Cinta.

"Maaf, Beni. Fahra dan Cinta gak maksud ngomongin Beni dari belakang kok." jawab Fahra lirih.

"Gue gak ngomong sama lo!!" sekali lagi Beni menggebrak meja.

"Gu-gue gak maksud kok" Cinta mulai terbata-bata dan juga menundukkan pandangannya.

Beni menarik tangan Cinta dengan kasar dan mengajak gadis itu untuk berdiri didepan kelas. Walau Cinta sudah merintih kesakitan, Beni tetap tidak memperdulikannya.

"Jangan mentang-mentang Fahrul gak sekolah, lo bisa berani buat ngata-ngatain That Lion. Emang lo udah lebih baik dari kami? Lo bisa ngelawan kami?" ucap Beni dengan penuh penekanan.

"Aww sakit, Ben." Cinta terus merintih kesakitan. Sementara Beni sama sekali tak perduli. Ia terus memegang kuat pergelangan tangan Cinta, hingga gadis itu kehilangan kesabaran.

"Beni, udah" teriak Fahra mencoba menghentikan Beni.

Ridho hanya menggeleng kepala saat melihat sikap Beni. Sebenarnya Ridho ingin melerai, tapi dia tahu apa yang akan terjadi kedepannya jika ia lakukan itu. Akhirnya Ridho memilih diam dan pergi.

Tiba-tiba tangan Cinta memelintir tangan Beni yang tengah memegang tangannya. Karena kehilangan kesabaran, gadis itu mendaratkan pukulan dipipi Beni. Bukan tamparan yang diberikannya, tetapi tinjuan yang membuat Beni sedikit terpental.

"Cukup ya, Ben. Gue diem, bukan berarti gue lemah. Gue cuma gak mau berurusan sama kalian. Gue gak suka cari masalah cuma untuk sensasi. Gue cuma mau hidup tenang, tanpa ada yang gangguin." kali ini tangan Cinta sudah terlepas dari Beni.

Orang-orang yang berada dikelas pun terkejut saat melihat Cinta meninju Beni. Mereka semua takjub, karena seorang Cinta yang terkenal pendiam, akhirnya buka suara.

Beni terus memegang pipinya yang membiru karena dipukul Cinta. Gadis itu berjalan beberapa langkah membelakangi Beni.

"Asal lo tau aja, gue dan Fahrul itu satu perguruan. Kami latihan di dojo yang sama, dan dengan menyandang sabuk yang sama. Kalau lo gak percaya, lo bisa tanyain ke Fahrul."

Perlahan Cinta membalikkan tubuhnya dan menghampiri Beni yang masih terdiam kikuk. Cinta menatap Beni dengan tatapan yang begitu tajam.

"Gue gak suka gunain kekuatan gue untuk menindas orang yang lemah." tukasnya dan bergegas kembali ke meja tempat duduknya.

Beni yang melihat sikap Cinta barusan, seketika tercengang tak percaya. Selama ini gadis itu selalu diam dan tak pernah mencari masalah dengannya atau pun sahabat-sahabatnya. Ia juga baru mengetahui bahwa Cinta adalah teman seperguruan taekwondo Fahrul. Dan bahkan Cinta juga menyandang sabuk yang sama, yaitu hitam.

"Brengsek!!" tukasnya pelan. Pria itu melirik sinis ke arah Cinta, dan bergegas duduk dibangkunya. Fahra yang menyaksikan sikap Cinta pada Beni, masih tercengang takjub.

"Fahra gak nyangka kalau Cinta ternyata hebat banget. Keren ih" ujar Fahra kagum.

"Hahaha biasa aja, gue cuma nonjok dia sekali. Ntar gue tonjok berkali-kali deh, biar lo bisa semakin takjub hohoho."

"Ihh nggak boleh dong Cinta. Kasian dong Beninya."

Selain melihat That Lion yang ganas, sekarang beberapa siswa kelas sebelas IPA 2 juga melihat sisi ganas dari gadis pendiam, Cinta.

1
나연Agus
Prolog yg sangat lucu dan bikin ketawa🤭🤭
LoveHR23
keren dan semangat
LoveHR23
👍💪
LoveHR23
semangattt authorr😍
Anonymous
bagus
Anonymous
Hera kerennn💪
Anonymous
waww
Anonymous
😍😍😍
Anonymous
great💪
Anonymous
😍
Anonymous
💪😍
Anonymous
semangat💪
Anonymous
awww lucu banget😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!