ini karya kelima author, mohong dukungan nya ya....
****************
Namira dan ketiga anak nya merupakan keluarga yang sangat harmonis dan termasuk keluarga berada, namun juga memiliki banyak musuh.
Namira dan Zaidan Alghifari di karuniai tiga orang anak yang sangat kuat dan hebat, namun semua tidak ada yang tau bahwa tiga anak tersebut merupakan anak anak mereka karna mereka tidak ingin musuh mereka mengincar anak anak mereka meskipun itu sangat mustahil dan lambat laun pasti musuh mereka akan mengetahui nya.
Meskipun putri sulung mereka berjarak satu tahun dengan kedua putra mereka, namun mereka meletakkan dalam satu kelas yang sama agar bisa saling menjaga dan melindungi dan itu atas permintaan kedua putra mereka yang ingin selalu berada di dekat sang kakak.
meskipun tanpa suami, Namira dan ketiga anak nya tetap bisa hidup dengan baik hingga namira menikah dengan pria baik.
semoga suka ya, terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AZRA SL 14 ^^Zuna pergi untuk selama nya^^
Hujan rintik rintik membasahi bumi seakan juga ikut berduka atas kepergian nya seseorang yang sangat berharga bagi seorang anak kecil yang masih berusia 4 tahun meskipun baru saja merasakan kasih sayang nya.
Aqizah menggendong Izan yang sangat terpukul akan kepergian mami nya, padahal ia baru saja merasakan kasih sayang seorang ibu tapi malah ibu nya pergi meninggalkan nya untuk selama nya.
Seluruh keluarga berada di sana termasuk keluarga besar Zenandra, mereka juga ikut berbelah sungkawa pada Izan.
Aqizah menangis dalam diam dan sesekali mencium kepala Izan walau izan melihat nya juga yang tidak menangis sama sekali entah air mata nya sudah mengering atau memang tidak ingin menangis di sana Aqizah tidak tau, yang Aqizah tau sorot mata Izan terdapat kesedihan yang sangat dalam.
Aqizah jadi mengingat pesan dan permintaan mami Zuna pada nya tadi malam sebelum pergi untuk selama nya.
FLASHBACK ON.
"Aqizah Izan, mendekatlah kemari, ada yang ingin mami bicarakan pada kalian" pinta mami Zuna.
"ada apa mi?" tanya Aqizah.
"sini sayang peluk mami" ucap mami Zuna pada Izan.
"tapi mami kan lagi sakit" ucap Izan.
"tidak apa apa sayang, sini"
Aqizah pun menurunkan Izan dan membiarkan anak dan ibu itu berpelukan.
"putra mami gimana kondisi nya? Ada yang lecet gak?"
"cuma sedikit mi, tapi Izan gak papa kok"
"maafkan mami ya sayang"
"tidak apa mami, mami jangan minta maaf"
"putra mami memang anak yang kuat dan hebat"
"iya dong, kan kak Aqiz yang ajarin Izan buat jadi anak yang kuat dan hebat"
"terima kasih ya nak sudah menjaga Izan"
"sama sama mi, Izan sudah Aqiz anggap adek sendiri"
"Izan, dengerin mami ya, Izan harus jadi anak yang lebih kuat dan hebat biar besar nanti bisa mimpin perusahaan mami. Kalo mami gak ada, Izan harus ingat kalo mami selalu ada di hati Izan ya"
"Aqiz"
"iya mi"
"maaf kalo permintaan mami ini merepotkan kamu nanti nya, tapi mami sudah gak bisa bertahan lagi"
"mami jangan ngomong gitu, pasti mami bisa sembuh"
"tidak Aqizah, mami memang sudah waktu nya pergi, tolong ya"
"huufh....baiklah, apa permintaan mami?"
"mami punya perusahaan yang sudah mami atas namakan Izan, tapi karna Izan masih kecil jadi bisa kah kamu yang mengurus nya atau suruh orang yang bisa kamu percayai untuk mengurus nya dan di sana sudah ada aspri mami nama nya Raffi"
"baik mami, nanti Aqiz pikirkan lagi"
"oh ya satu lagi, karna Izan sangat dekat denganmu apa bisa kamu mengangkat nya menjadi adekmu? Mami percayakan putra mami padamu"
"bisa mi, Izan akan Aqiz jaga"
"terima kasih, mami bisa tenang sekarang"
Mami Zuna pun menghembuskan nafas terakhir nya dengan posisi masih memeluk putra nya dan senyum tipis terukir di bibir nya.
FLASHBACK OFF.
Namira pun mengajak putri sulung dan anak angkat nya untuk pulang karna terus terusan bersedih juga tidak baik. Mereka pun pulang ke kediaman masing masing, barang barang Izan juga sudah di pindahkan oleh anak buah Zafran ke mansion Namira.
Acara tahlil di adakan di rumah kasih sayang. Selesai tahlil nanti, Aqizah meminta Amzi untuk datang ke mansion nya karna ada yang ingin ia bicarakan dengan nya.
...****************...
...****************...
Acara tahlil pun selesai di laksanakan, semua tamu pun pulang ke kediaman masing masing begitu juga dengan Zafran dan ke empat putra nya serta adek ipar nya.
Amzi yang ada janji dengan Aqizah pun izin pada bu Liza untuk ke kamar nya. Amzi sholat isya terlebih dahulu, setelah itu ia berganti pakaian dan bersiap pergi ke mansion Aqizah.
"bu, Amzi pamit ya, mau ke mansion nya Aqiz kata nya ada perlu sama Amzi"
"ya sudah, kamu hati hati ya"
"iya bu, assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Amzi pun pergi dengan mengendarai motor sport yang di belikan oleh Aqizah.
Sesampai nya di mansion Aqizah, ia langsung di sambut oleh Zenkai sambil menggendong Izan dan ia pun di persilahkan masuk serta langsung di arahkan ke ruang kerja karna Aqizah telah menunggu nya di sana.
Tok tok tok
"masuk"
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, duduk bang, Aqiz selesaikan ini sebentar"
Aqizah pun menyelesaikan pekerjaan nya sebentar, sedangkan Amzi menunggu sebentar sambil bermain ponsel. Kala Aqizah membereskan berkas berkas nya, Amzi pun menyimpan ponsel nya.
"abang masih kerja gak di restoran umma nya bang Alva?"
"iya, kenapa?"
"kemarin sebelum mami meninggal, mami kasih amanah buat Aqiz. Amanah kedua sudah Aqiz lakukan yakni mengangkat Izan jadi adek angkat Aqiz, kalo amanah pertama Aqiz di suruh pegang perusahaan nya sampe Izan besar nanti dan bisa pegang perusahaan sendiri"
"abang kan tau kalo Aqiz punya cafe dan cafe gak cuma satu, jadi perusahaan mami Aqiz serahkan pada abang ya"
"kenapa harus abang? Kenapa gak yang aja?"
"karna Aqiz percaya sama abang, dan selama ini Aqiz lihat abang suka bantuin bang Hisyam ngurus perusahaan nya"
"baiklah, akan abang jaga kepercayaan kamu dan mami. Jadi, abang resign nih dari pekerjaan abang?"
"ya kalo abang mau nambah pekerjaan ya gak papa gak usah resign"
"ya udah, di mana alamat dan apa nama perusahaan nya?"
"alamat nya di jalan xxxx, kalo nama perusahan nya 'IZ company'. Nanti Aqiz kasih tau ke om Raffi, jadi besok abang kalo ke perusahaan cari aja om Raffi karna om Raffi aspri nya mami"
"baiklah, kirimkan nomer om Raffi ke abang ya nanti"
"oke"
"kalo gitu abang pulang dulu ya, assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Aqizah dan Amzi pun keluar dari ruang kerja, Amzi juga berpamitan pada keluarga Aqizah dan Izan kemudian ia pulang ke rumah kasih sayang. Izan telah tertidur di pangkuan Zenkai jadi Zenkai meminta pada Aqiz agar membiarkan Izan tidur bersama nya.
Mereka pun pergi ke kamar nya masing masing, tanpa mereka ketahui bahwa hubungan orang tua mereka sedikit renggang.
"daddy minta lagi ya bun" pinta Zafran.
"mas sebenar nya cinta gak sih sama aku?" tanya Namira.
"mas cinta kok sama kamu beneran" jawab Zafran.
"jujur sama aku mas, mas masih cinta kan sama istri pertama mas"
Zafran terdiam dan bingung hendak menjawab apa, tapi jujur saja ia juga masih mencintai istri pertama nya dulu tapi ia juga mencintai istri kedua nya sekarang. Namira yang melihat suami nya diam pun mengerti dan berusaha untuk tersenyum walau itu sakit.
"aku mengerti mas"
"maafkan mas sayang, mas cinta kalian berdua. Tolong jangan tinggalkan mas ya sayang"
"ayo mas, kita ke kamar"
Mereka pun pergi ke kamar dan Namira pun mulai melayani suami nya seperti biasa.
......................