Keira hanya ingin mengejutkan pacarnya di Italia, tapi justru dialah yang dikejutkan. Dikhianati di negeri asing, Keira nekat melampiaskan rasa sakit dengan cara yang gila memesan seorang gigolo. Sayangnya, ia salah kamar. Dan pria yang menatapnya di ranjang… bukan siapa-siapa, melainkan CEO termuda di Eropa, Dean Alferoz
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 - Gengsi
Beberapa hari berlalu…
Keira sangat senang tinggal di mansion Alferoz. Meski suasananya hangat dan penuh tawa, kadang dia merasa kesepian karena hampir semua orang di rumah itu memiliki kesibukan masing-masing. Dean sibuk dengan pekerjaannya, Dhea tenggelam dalam kasus kasus hukum, Lukas dan Leon hampir setiap hari keluar rumah, sementara para pelayan juga selalu mondar-mandir menyelesaikan tugas. Keira jadi tidak punya banyak teman bicara.
Dua hari yang lalu, mommy dan daddy bahkan pergi melanjutkan tur dunia mereka yang tertunda. Dan bagi Keira, itu terdengar seperti sesuatu yang sangat mewah, mimpi yang bahkan tidak pernah terpikir olehnya. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa keliling dunia begitu mudahnya? Semua itu pasti membutuhkan biaya yang amat sangat besar.
“Aku bosan, tidak ada kafe, tidak ada pelanggan, tidak boleh membantu membersihkan rumah, aku bosan. Aku ingin pulang,”gumam gadis itu sambil duduk di sofa, menatap TV yang sudah tidak menarik lagi karena dia menonton channel yang sama sejak pagi.
Langkah kaki terdengar. Suara pintu utama terbuka, dan aroma parfum pria yang sangat familiar ikut masuk bersama angin.
“Sedang apa kau cebol,”tanya seorang pria yang baru masuk dan tentu saja itu adalah Dean.
“Dean kau sudah kembali,”teriak gadis itu spontan dengan senang, matanya berbinar seperti anak kecil melihat es krim.
Dean meletakkan kunci mobilnya di meja dan mendekat ke sofa dengan wajah datar khas dirinya.
“Sudah aku katakan jangan panggil aku nama, panggil aku sayang, suami, hubby, atau apapun itu. Kau bocah cebol masih kecil tidak sopan,”kesal pria itu duduk di samping Keira sambil menepuk kepala gadis itu seenaknya.
Dan ternyata bukan hanya Dean yang pulang. Mathew ikut masuk di belakangnya, membawa beberapa berkas dan ponsel. Melihat itu, Keira langsung tahu bahwa suaminya akan kembali sibuk lagi setelah ini.
“Dean aku ingin pulang,”ucap gadis itu tiba-tiba, dengan suara kecil namun penuh perasaan.
Dean melirik sebentar. “Rumah suami mu di sini Roma, Italia. Apa kau ada keluarga di sana hingga kau ingin pulang?”
Keira menggigit bibir bawahnya, menatap kedua tangannya. “Aku merindukan teman teman ku, bahkan aku belum sempat mengatakan apapun ketika akan menikah. Aku bosan menonton TV, membuka hp, hanya makan tidur. Aku ingin bermain keluar tapi aku tidak punya teman.”
Dean menghela napas. “Bermain bersama Dhea.”
Kalimat itu membuat Keira langsung melipat tangan di dada. Andai Dean sedikit lebih peka pasti dia mengerti Dhea sibuk setengah mati. Bahkan lebih sibuk dari Dean sendiri. Wanita itu seorang Lawyer di lembaga hukum terkenal di Roma. Keira tidak mungkin mengganggu Dhea terus-menerus.
“Aku ingin bekerja! Aku ingin bekerja saja!”kesal Keira sambil memandang suaminya dengan mata berkaca.
Dean menaikkan alis. “Bekerja? Kau berkuliah kan jurusan apa?”
“Aku manajemen,”jawab Keira.
Dean langsung mengangguk. “Yasudah besok kau bekerja bagian digital marketing perusahaan, kau urus itu Mathew kau dengar?”
“Langsung besok? Apakah seorang karyawan boleh melakukan itu? Apakah pemilik nya tidak akan marah?”tanya Keira polos.
Dean menatapnya lama. “Kau benar benar bodoh cebol, setelah kau lihat semuanya. Sudahlah ayo Mathew.” Ia berdiri dan berjalan naik bersama asistennya menuju ruang kerja.
“Terimakasih sayangg!!”teriak Keira dengan suara melengking bahagia.
Mathew yang berjalan di belakang Dean tampak bingung. “Tuan, apakah nona Keira tidak tau kalau anda CEO perusahaan? Apakah tidak ada yang membahas?”
“Bukan tidak ada, otak dia itu terlalu bodoh dan lamban. Dia mengira aku seorang karyawan biasa. Gadis lucu. Untung dia istri ku, jika dia menikah dengan orang lain, dia akan di tindas,”geleng pria itu sambil berjalan.
Sementara itu Keira sudah melompat-lompat di atas sofa. Perutnya seperti terbalik karena terlalu senang. Dia tidak peduli seberapa mewah rumah itu, baginya bisa bekerja seperti dulu adalah kebahagiaan yang tak tergantikan.
Dengan semangat luar biasa, gadis itu menuju dapur untuk memasak sesuatu. Tangannya bergerak cepat, mengambil bumbu, memotong daging, mengulek rempah, hingga dapur dipenuhi aroma nusantara yang kuat.
“Masak masakan nusantara!”teriak gadis itu sambil menumis bumbu dengan gaya seperti chef di TV.
“Nona anda masak apa ohok ohok aroma nya sangat menyengat,”ucap salah satu pelayan sambil menutupi hidung.
“Ini masakan Indonesia memang banyak menggunakan rempah rempah, apakah kau tidak terbiasa mencium nya. Aku akan memberikan nya untuk mu, ini sangat enak,”jelas Keira riang.
“Pernah tapi jarang karena nyonya juga berasal dari Indonesia,”jawab pelayan itu.
Keira tersenyum lebar. Setelah berjam-jam memasak, dia akhirnya selesai. Dia memasukkan beberapa menu ke dalam wadah, berniat membawanya ke ruangan Dean.
Namun sebelum naik, dia melihat Dhea duduk di ruang keluarga dengan wajah lelah, rambut sedikit acak-acakan.
“Kakak baik baik saja?”tanya Keira khawatir.
“Kei, aku pusing huaaa! Klien sialan seenaknya membentak ku. Dia kira aku berbicara tanpa penjelasan hukum apa? Padahal aku yang lebih mengerti… lupakan soal itu. Apa ini Kei? Sangat wangi?”tanya Dhea menatap wadah masakan.
“Ini kak rendang dengan semur jengkol. Ini bikin nya dari tadi sore loh, bikin nya memang lama tapi enak,”ucap Keira bangga.
“Benarkah? Aku mau coba, boleh?”tanya Dhea polos.
“Tentu! Kakak sudah bekerja keras hari ini, kakak hebat,”puji Keira sambil terkekeh.
“Kei kau ini terlalu memuji aku… aku jadi malu,”gumam Dhea tersipu.
Keira meletakkan satu wadah untuk Dhea lalu membawa sisanya ke lantai atas. Gadis itu tidak mengetuk sama sekali dan langsung membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, sebuah berkas tebal melayang dan jatuh tepat di samping Keira.
“Jangan masuk tanpa izin!”kesal Dean.
“Arghh!”kaget Keira setengah mati memegangi dada.
Dean mendongak. “Kau cebol, aku kira pelayan. Ada apa?”
“Dean!! Untung tidak kena! Aku membawakan mu makanan, ini karena kau mengizinkan aku bekerja. Buat Mathew juga. Ayo makan!”teriaknya penuh semangat sambil membuka wadah dan meletakkannya di meja kecil ruangan itu.
Mathew yang duduk di sofa menatap makanan itu seperti benda misterius. “Nona, apa itu bisa di makan?”
“Bisa! Kau harus coba, enak Memet,”ucap Keira terkikik.
“Nona nama saya Mathew… anda terus memanggil saya Memet,”hela pria itu pasrah.
“Tapi Memet lebih lucu, benarkan Dean?”tanya Keira polos.
Dean langsung berhenti mengetik. “Kenapa kau memiliki nama khusus untuk Mathew sedangkan aku tidak? Aku tidak mau makan.”
“Jangan dong! Aku sudah susah buatin nya tau! kau ini!”kesal Keira memukul bahu Dean.
“Tidak peduli,”jawab Dean datar.
Mathew mengelus wajah. “Apa yang di ributkan sih nama spesial apaan… nama saya yang bagus dipanggil Memet…”
Dean meliriknya tajam. “Kau senangkan Mathew memiliki nama spesial dari istri ku? Kau akan dapat potong gaji 20 persen.”
“Tu tu tuan! Tapi saya tidak salah apa apa!”panik Mathew.
Keira langsung menarik tangan Dean. “Sudahlah, ayo makan. Aku suapin.”
“Aku bukan anak kecil.” Namun pria itu tetap berdiri dan berjalan mendekat, duduk di sisi Keira tanpa protes.
Mathew hanya bisa menghela napas dalam hati. *‘Tuan benar benar seperti anak kecil… tapi ya begitulah kalau sedang jatuh cinta…’*
...----------------...
Hai Reader! Tambahkan cerita ini ke daftar favorit kalian biar nggak ketinggalan update bab terbaru.
lagi manja kepada istri
sadar gak tuch
kalau suaminya CEO...
lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
aku sudah mampir ya🙏