NovelToon NovelToon
Nikah Sat Set

Nikah Sat Set

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Time Travel / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:318
Nilai: 5
Nama Author: Alrumi

Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Alasan

Beberapa menit setelah Misel selesai melaksanakan shalat. Ia pun kini mulai kembali ke Resa.

Ceklek...

Terdengar suara pintu terbuka, Resa yang masih menikmati makanan, kini mulai melihat ke arah pintu yang terbuka. Dengan cepat ia pun tersenyum kepada Misel.

Sementara Misel yang mendapat senyum dari Resa, tak merespon senyum itu melainkan ia langsung berbicara dengan penuh tekanan.

"Ck... aku kira kamu sudah selesai makan dan sudah bersiap untuk shalat. Ternyata aku salah, mau kapan kamu terus makan dan duduk di situ?" ucap Misel sambil melipat tangannya di depan dada dan tak lupa wajah tegasnya.

"Hm... maaf kak, aku masih lapar. Tapi.... tapi... ah.... aku sekarang mau bersiap-siap untuk shalat dulu. Aku pergi dulu kak." ucap Resa yang langsung bergegas melangkah kan kaki ke kamar mandi.

Detak jantungnya begitu tak menentu saat ini. Karena detak itu begitu sangat cepat dan tak normal.

"Huh... nyeri sekali liat mata kakak. Sepertinya ia benar-benar marah pada ku. Kakak barusan sudah seperti ibu tiri saja. Sangat tajam tatapannya itu, apalagi ucapan nya barusan begitu mengintimidasi. Benar-benar nyeri. Untung saja aku langsung ke kamar mandi. Kalau nggak, sudah ku pastikan aku akan mati kutu di buatnya. Ditambah mendengar ocehannya yang memekakan telinga.

"Sudahlah, lebih baik aku bergegas bersiap-siap untuk shalat. Kalau berlama-lama, bisa-bisa kakak singa itu akan mengeluarkan suara memekakan nya. Sungguh nyeri membayangkannya saja pun, apalagi sampai itu terjadi. Ah... ya ampun aku tak sanggup untuk mendengarnya." ucap Resa lagi bukannya segera bersiap, ia malah sibuk berkata pada dirinya sendiri.

Namun, akhirnya di detik itu juga. Ia mulai bersiap.

Beberapa menit kemudian, Resa mulai membuka pintu kamar mandi. Dilihatnya ke sekeliling rumah. Ia tak menemukan Misel disana.

Maka sudah di pastikan bahwa Misel pasti kini sudah berada di kamar.

"Loh ko kakak nggak ada ya. Ah... apa kakak berada di kamar ya. Takut banget kalau sampai itu terjadi, tapi kalau aku tak ke sana aku harus kemana? di sana kan aku mau melaksanakan shalat. Ya, sudahlah aku hadapi aja resikonya." ucap Resa setelah melihat Misel yang tak ada di sekeliling rumahnya.

Tap... Tap...

Suara langkah kaki itu perlahan demi perlahan mulai sampai ke depan pintu kamar Misel.

Di bukannya secara perlahan pintu itu, di lihat dengan teliti untuk memastikan ada atau tidaknya Misel di sana.

Yang awalnya ia kira Misel ada di kamar nyatanya kamar tersebut kosong.

"Loh, kok di kamar juga kosong. Kakak ke mana?" ucap Resa.

Disaat Resa mulai menerka-nerka ia pun dikagetkan mendengar suara Misel di belakang tubuhnya.

"Masuk saja tak perlu mengintip seperti itu. Tempat shalat dan mukena sudah di siapkan. Jangan menunda-nunda lagi." suara Misel yang mengagetkan Resa.

"Eh, ya ampun hampir mau copot nih jantung. Bisa-bisa nya kakak ada di belakang. Mana ketahuan lagi aku ngintip. Ck... tak beruntungnya aku." ucap Resa yang bisa ia katakan dalam hati.

Berbalik badan lah ia untuk menjawab ucapan Misel barusan.

"Ah... iya kak, aku mau bergegas. Aku masuk terlebih dahulu ya kak." ucap Resa yang kemudian langsung masuk ke kamar.

Tak ada percakapan lagi diantara mereka berdua. Kini Misel pun mulai duduk di kursi sambil membuka makanan untuk ia makan sebagai pengganjal lapar.

"Sambil nunggu Resa selesai shalat, aku makan dulu aja. Kebetulan juga perut aku lapar, jadi aku makan dulu aja." ucap Misel sebelum ia memakan makanan tersebut.

Ketika Misel menikmati makanan itu, pintu kamar terbuka. Terlihat disana resa mulai mendekatkan diri ke tempat ia berada saat ini.

Tak lama kemudian, kini Resa telah berada tepat di samping dirinya dan mulai duduk juga. Lalu setelah duduk, Resa mulai berbicara.

"Sepertinya itu enak kak, boleh aku minta." ucap Resa.

"Hm... ambilah." ucap Misel sambil memberikan makanan tersebut untuk Resa ambil.

"Ah... makasih kak, em... ini enak sekali. Oh iya kak, ibu sama ayah kakak kapan pulang? maksud aku jam berapa mereka pulang?" ucap Resa di sela-sela makannya.

"Sepertinya bentar lagi mereka pulang." ucap Misel.

"Oh, kirain sore kak." ucap Resa.

"Nggak." ucap Misel.

"Hm... aku pulang agak siangan aja ya kak. Boleh kan?" ucap Resa.

"Hm... terserah kamu saja. Kalau pun aku suruh pulang pun, aku pastikan kamu akan mencari alasan untuk tetap di sini." ucap Misel yang sudah tahu jelas kebiasaan Resa.

"Hehehe... kakak bisa aja. Tapi, memang itu apa adanya sih. Kalau barusan kakak bilang jangan. Aku sudah pasti akan memutar otak aku buat beralasan tetap di sini. Eh, kakak malah sudah tahu duluan. Kan jadinya aku malu." ucap Resa yang refleks menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu segera membuka nya lagi.

"Ck... masih bisa malu juga ya kamu. Biasanya juga malu-malu in. Hehehe..." ucap Misel yang sedikit bergurau.

"Ah... kakak bisa aja, tapi itu memang benar ko. Hehehe..." ucap Resa bukannya marah, ia malah ikut tertawa juga.

Sehingga saat ini rumah Misel di penuhi dengan tawa mereka berdua. Disaat mereka masih tertawa tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk.

Tok... Tok...

Suara pintu itu terdengar begitu cepat, bergegaslah Misel membuka pintu tersebut. Setelah pintu terbuka, ia pun langsung memeluk orang yang mengetuk pintu itu.

"Ah... ibu sama ayah ko pulangnya lama sih. Aku kan rindu." ucap Misel di pelukan mereka berdua. Karena Misel tak memeluk mereka satu persatu melainkan langsung memeluk mereka berdua secara bersamaan.

"Hm... baru juga dua hari kami tinggal sudah rindu?" ucap ibu Marisa.

"Sudahlah bu, tak apa Misel seperti ini. Karena aku pun rindu pada anak perempuan ku ini." ucap ayah Fandi membela Misel.

Mereka berdua adalah orang tua Misel, sudah terlihat jelas di sana. Bahwa ayah Misel selalu membela Misel, maka sudah di pastikan bahwa Misel merupakan kesayangan ayahnya.

Walau begitu, ibu Misel pun tak kalah sayang sama Misel. Karena walau ia terkesan cuek tapi di balik itu semua. Ia sangatlah sayang pada Misel, namun kesayangannya berbeda ia tunjukkan untuk Misel.

"Hm... kalau sudah mendapat dukungan seperti ini. Ibu sudah tak bisa melawan lagi. Hm... ibu juga rindu kamu. Selama di sana, bahkan ibu kepikiran kamu terus, takut kamu kenapa-kenapa." ucap ibu Marisa.

"Ah... ibu, aku sayang ibu sama ayah. Tetaplah seperti ini pada ku." ucap Misel yang mempererat pelukannya.

"Pasti sayang." ucap mereka berdua bersamaan.

Mereka bertiga pun berpelukan cukup lama sampai lupa bahwa saat ini ada satu orang yang melihat pelukan mereka bertiga. Ya, satu orang itu adalah Resa.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!