NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12 Julia dan Matt

"Bisakah kita berbicara dan menghabiskan waktu sebentar?" Matt kembali mencoba peruntungannya.

Senyuman Julia yang tadi ia berikan langsung hilang. Ia menatap Matt yang masih tersenyum di hadapannya.

Suasana seketikan hening dan canggung di antara keduanya. Sera mengangkat sebelah alis menunggu reaksi Julia.

Sudah jelas sekali ada niat lain di balik ajakan itu. Seperti dugaan Sera, jika lelaki ini tidak sebaik yang mereka lihat saat di panti asuhan.

Dan sepertinya Julia berpikiran sama. Terbukti dari senyumannya yang lenyap, dan tatapannya yang muali menajam.

"Maafkan saya. Tapi saya harus kembali." Julia langsung bersikap dingin.

Sedikit kecewa karena telah menyukai lelaki yang sepertinya lain dengan ekspektasinya. Ia menoleh pada Sera yang mengangguk paham.

"Oke. Tapi bisakah kita bertemu di tempat ini besok?" Matt seolah tidak kehabisan akal untuk bertemu dengan Julia kembali.

"Maafkan saya Tuan. Tapi saya tidak berkeliaran di klub malam seperti orang lain. Saya hanya bekerja sebagai penyanyi di sini. Dan saya tidak menerima tawaran untuk mengobrol dengan siapapun." Julia menjawab dengan tajam.

Pandangan awalnya yang mengagumi lelaki ini seketika luntur. Berganti muak karena nyatanya lelaki ini adalah seorang pemain. Terbukti dari caranya untuk mendekat.

"Saya mengerti nona Julia. Saya juga bukan orang yang suka berkeliaran di klub malam." Matt dengan cepat meralat maksudnya melihat emosi Julia.

'Damn it!'

'Wanita ini jelas bukan wanita yang gampang ia taklukkan! Seharusnya ia tahu dari cara Xander memperingatkannya!'

"Terus kenapa anda bisa berada di klub malam selarut ini Tuan?" Julia kembali bersuara.

"Saya datang kemari menjemput teman saya, karena ia belum pulang selarut ini. Dan orang tua saya meminta bantuan saya untuk itu." Matt berusaha menjelaskan.

Julia membuka mulut hendak bersuara. Tapi kedatangan seseorang yang terlihat terburu - buru mengalihkan perhatian mereka.

"Matt! Kenapa meninggalkanku Bro?" Theo datang dan langsung berseru melihat Matt yang membelakanginya.

"Nah ini dia temanku!" Matt langsung berseru dan menarik lengan Theo mendekat padanya.

"Aku malah berusaha meninggalkannya, karena ia tidak mau pulang bersamaku." Matt mencengkeram lengan Theo sedikit kuat, berharap agar lelaki itu bisa menjaga mulutnya.

"Kamu tahu klub malam bukan duniaku. Aku tidak suka berada di tempat ini." Dengan lihai ia meyakinkan.

Theo melirik Matt dengan tatapan bertanya. Mendapati kode yang di lemparkan Matt membuatnya paham seketika.

Sepertinya Matthew Burmann memerlukan tameng saat ini. Dan tentu saja seperti biasa, ia adalah orang yang bisa di manfaatkan.

"Hai aku Theo." Theo mengulurkan tangannya pada Julia.

"Jangan bersikap kurang ajar Theo. Tidak semua wanita bisa kamu mainkan di klub." Matt melirik Theo tajam.

"Aku sudah berusaha keras menarikmu keluar dari klub ini. Tapi jika kamu tidak mau, maka kamu bisa menghadapi orangtuamu sendirian." Matt kembali bersuara.

Theo seketika mengangguk paham. Ia jadi anak durhaka yang hobi ke klub begitu? Sedangkan Matt akan menjadi lelaki baik yang bersedia menjemput temannya, atas permintaan orangtuanya?

Skenario yang sangat bagus! Ia yakin jika wanita ini pasti akan terkecoh oleh akting buruk Matt.

"Jangan marah seperti itu Matt. Baiklah aku akan pulang denganmu. Jangan sampai kamu digoda oleh wanita di klub ini." Theo mengangguk dan mengikuti akting Matt.

Interaksi Matt dan Theo tidak luput dari perhatian Julia. Ia rasanya sulit percaya dengan pembicaraan mereka.

Tapi ia juga tidak mencium bau alkohol dari Matt. Dan alkohol tercium banyak dari lelaki yang memgaku bernama Theo. Membuat ia sedikit percaya.

Julia melirik Sera yang geleng kepala. Tantenya itu sepertinya berusaha melarangnya.

Namun Julia melihat kembali wajah Matt yang tersenyum kecil dan menatapnya dengan jujur.

Lelaki ini sepertinya jujur dengan ucapannya. Lagian bukankah ia sudah bertemu dengan lelaki itu di panti asuhan.

Ia memiliki jiwa sosial yang tinggi. Jadi tidak heran jika ia datang ke tempat ini, demi menjemput temannya ini bukan?

Untuk kali ini Julia ingin percaya dengan pikirannya. Ia akhirnya tersenyum kecil dan meyakinkan Sera.

"Kalau begitu maafkan saya karena telah mengganggu. Saya permisi duku." Matt menarik Theo dan mulai melangkah, berusaha melewati Julia.

"Maaf karena telah bertindak buruk." Matt kembali menambahkan.

Julia semakin merasa bersalah. Ia seharusnya tidak langsung menatapkan, jika Matt adalah lelaki liar seperti yang ia pikirkan barusan.

"Tuan Matthew."

Julia berseru dan langsung membuat langkah Matt berhenti. Lelaki itu menoleh padanya.

"Kita bisa bertemu di lain waktu. Tapi bukan di klub ini. Karena saya hanya bekerja di sini, setiap Rabu dan Sabtu." Julia menjelaskan.

"Julia." Sera mendekat dan berbisik di dekat sang keponakan. Berusaha memperingatkan.

"Tidak apa Sera." Julia menenangkan Sera.

"Kita bisa bertukar nomor ponsel untuk mencari waktu yang tepat bukan?" Julia tersenyum dan kembali berbicara pada Matt.

"Tentu saja."

Matt langsung mendekati Julia kembali. Mengeluarkan ponsel dan mengulurkannya di hadapan Julia.

Julia tersenyum melihat ponsel mahal itu. Ia kembali di sadarkan pada perbedaan mereka. Ia meraih ponsel Matt dan mengetikkan nomor ponselnya.

"Saya akan memberikan kabar kapan kita bisa bertemu " Matt tersenyum dan menyimpan nomor yang baru saja di ketik Julia.

"Saya akan menantikannya." Julia mengangguk dan menjawab perlahan.

"Sekali lagi terimakasih karena tidak menolak niat saya." Matt menatap Julia setelah ia mengantongi ponselnya kembali.

"Senang berkenalan dengan anda Julia. Dan suaramu sangat indah ketik bernyanyi. Aku tulus mengatakannya." Matta berbicara dengan nada yang lebih santai.

"Terimakasih atas pujiannya." Julia membalas dengan tak kalah ramahnya.

Julia melirik Sera dan mengangguk kecil.

"Kami pamit terlebih dahulu. Hati - hati di jalan Tuan Matt." Julia pamit pada Matt yang di balas anggukan oleh lelaki itu.

"Hati - hati di jalan Julia." Matt membalas dengan lembut.

Ia dan Theo mengikuti langkah Julia dan Sera hingga tiba di tempat parkir khusus. Melambaikan tangan pada Julia yang memasuki mobil bersama Sera. Mereka memperhatikan Julia yang mulai keluar dari area klub malam itu.

"Bahkan sampai perjalanan pulang, Xander memerintahkan orang untuk menjaga wanita itu?!" Theo berdecak melihat anak buah Xander yang mengikuti dari belakang.

"Jelas wanita itu sangat penying bagi Xander. Meskipun ia tidak mau mengakuinya." Theo bergumam dengan yakin.

"Itu tidak penting bagiku. Yang panting aku mendapatkan nomor Julia. Hanya tinggal menunggu waktu bagiku melihat wanita itu pasrah dalam kendaliku." Matt menyeringai dalam kegelapan itu.

"Dan kamu mengumpankan aku! Keterlaluan." Theo semakin berdecak melihat reaksi Matthew yang menurutnya menyebalkan.

"Mungkin jika aku sudah mendapatkannya. Kamu bisa berkesempatan mencobanya nanti." Dengan santai Matt menjawab.

"Dan aku tidak suka dengan bekas mainanmu." Theo mendelik tajam.

Matt hanya terkekeh mendengar jawaban itu. Ia hanya perlu melakukan beberapa hal untuk membuat wanita itu tertarik padanya.

Dan itu tidak akan lama lagi. Ia berjanji dalam hati.

......................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!