NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

Happy reading

"Tapi pangeran tidak perlu sedih, aku janji nanti akan mengajarkan bagaimana caranya, oke!" Membuat simbol oke di jemarinya.

"Apa itu? Maksudnya?" Caspian tidak mengerti dengan tanda yang dilakukan Aluna.

"Ini?" Menunjuk jarinya.

"Hm."

"Masa oke saja tidak tahu, itu artinya baik atau setuju." Menjelaskan.

"Hhmm..." Kembali melangkah.

"Eh, tunggu pangeran." Mengikuti.

...

Aluna dan Caspian tiba di tempat saat rombongan akan mencari mereka berdua, Robert berlari menghampiri.

"Pangeran dan Aluna dari mana?" Tanya pria itu serius, melihat baju Caspian dan Aluna yang basah kuyup. Caspian tak menjawab hingga tiba ditengah-tengah semua orang.

"Kita harus memperketat penjagaan, ku rasa apa yang dikatakan kepala desa memang benar, bukan hanya kita yang berada di tempat ini." Caspian serius, semua saling memandang satu sama lain, mencari tahu ada apa.

"Maksud pangeran ada orang lain di tempat ini?" Hugo bertanya.

"Dua orang pria tadi mencoba untuk melukai Aluna di tepi danau. Aku tidak tahu motif mereka, bisa jadi mereka adalah musuh kerajaan atau..."

"Seseorang juga ingin mendapatkan apa yang kita cari saat ini pangeran." Hugo memotong.

Caspian tampak berpikir, kemungkinan itu memang sangat bisa terjadi.

"Jika begitu kita harus memperketat penjagaan untuk Aluna pangeran. Mereka mungkin akan mencoba untuk melukainya." Robert ikut berpendapat.

"Apa kau terluka?" Bertanya pada Aluna.

Aluna menggeleng, ia hanya kedinginan sekarang.

"Jika memang mereka musuh kerajaan, mereka pasti akan mengincar pangeran dan nona Aluna. Namun jika mereka ingin mendapatkan air keabadian maka mereka membutuhkan peta dan nona Aluna, kemungkinan mereka berencana untuk menculiknya." Spekulasi Hugo.

'Tapi pria yang menyerangku tadi berkata matilah kau itu berarti mereka ingin membunuhku.' Pikir Aluna dalam hati.

Aluna yang ingin bersuara akhirnya menahan dirinya, saat Caspian menyuruhnya untuk membersihkan diri, mereka semua akan beristirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari. Beberapa orang akan saling bergantian untuk berjaga agar semuanya tetap aman.

...***...

"Bodoh! Membunuh gadis yang tidak berdaya saja kalian tidak bisa!" Wanita itu sangat marah, ia mulai mencaci maki lelaki yang ada di depannya. Sementara pria di sampingnya yang tidak lain adalah adiknya itu hanya diam, ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Lelaki yang tidak lain adalah salah seorang yang menyerang Aluna di tepi danau itu tertunduk, tubuhnya gemetar. Yah, Aluna hanya membuatnya pingsan, setelah terbangun ia segera melarikan diri dan kembali pada wanita yang menyuruhnya itu.

Wanita yang memakai pakaian serba hitam Dangan hiasan wajah yang mencolok itu berjalan mendekat pada lelaki suruhannya tersebut, menatapnya tajam.

"Maafkan sa..."

"Huusstt...." Menempelkan telunjuknya di bibir. Diam-diam wanita itu mengeluarkan sebilah pisau dari balik gaunnya, lalu...

Aarrgghh

Erangan kesakitan itu tertahan di kerongkongan. Darah mengalir deras dari perutnya, hingga ia terjatuh dan menutup mata untuk selamanya.

"Kerahkan kembali orang-orang kita untuk mencegah mereka semua, bunuh mereka semua!" Berteriak. Melemparkan pisau yang ia pegang, tepat tertancap di tembok.

Adiknya hanya diam, sepertinya memikirkan sesuatu.

"Ada apa? Kau tidak mendengar perintahku?"

"Ma... maaf kak, aku hanya sedang berpikir. Bagaimana jika air keabadian itu memang benar-benar ada? Apa kau tidak ingin mendapatkannya?"

"Kau tahu itu semua hanyalah dongeng belaka. Peta yang mereka bawa pun hanya peta tua yang di dapat tabib gadungan itu dari seorang pedagang di pasar, lalu bagaimana mungkin air itu benar-benar ada?" Tak percaya.

"Tapi..."

"Aku tak mau mendengar ocehan mu lagi, lakukan saja perintahku sekarang. Tujuan utama kita adalah untuk membunuh Caspian dan juga gadis asing itu."

"Baiklah." Segera pergi melaksanakan perintah kakaknya.

...

Keesokan harinya, Aluna dan yang lainnya melanjutkan perjalanan. Terlihat Caspian yang tidak lagi berada di atas kudanya. Pangeran itu memilih untuk berjalan kaki bersama yang lain. Sesekali ia melirik ke arah Aluna yang sedang asyik mengobrol dengan Robert, ada rasa tak suka saat melihat mereka tertawa bersama.

"Robert!"

"Ada apa pangeran?"

"Berjalanlah di sampingku." Perintahnya.

"Baik."

Aluna lagi-lagi memanyunkan bibirnya. Ia yang sedang asyik-asyiknya bergosip dengan Robert harus di ganggu oleh pangeran yang suka marah-marah itu.

Teriknya sinar mentari menusuk kulit. Mereka sudah berjalan hingga setengah hari. Tak ada yang begitu memperhatikan Aluna. Rupanya pagi tadi Aluna sudah merasa tak enak badan, hingga sekarang langkah kakinya semakin melemah.

Aluna masih memaksakan dirinya untuk terus berjalan mengikuti rombongan. Yah, atas perintah diam-diam dari Caspian, Robert sempat menawarkannya untuk naik ke atas kuda. Namun ia yang bisa mendengar ucapan Caspian itu mendadak merasa gengsi sendiri untuk menerima tawaran tersebut, belum lagi tadi ia sempat kesal pada pria itu.

Aluna kembali memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia melihat ke arah langit, cahaya yang begitu terik membuatnya semakin pusing. Pandangan matanya mendadak menggelap, suara-suara di sekitar hilang, tak terdengar lagi, seakan dunia ini begitu sunyi, Aluna pun ambruk tak sadarkan diri.

"Aluna!" Caspian segera menghampiri Aluna yang sudah terbaring di tanah, menepuk-nepuk pelan pipinya. Caspian menyadari jika Aluna saat ini tengah demam, segera menghentikan perjalanan dan memerintahkan para prajurit untuk membuat tenda.

...

"Apa yang harus kita lakukan pangeran? Kita sudah sangat jauh meninggalkan desa, setengah hari lagi kita akan tiba di hutan larangan. Butuh waktu lama jika harus membawa seorang tabib untuk menyembuhkan Aluna. Mengapa Aluna bisa tiba-tiba sakit?" Robert khawatir.

Caspian terpikir kejadian kemarin, ia menduga Aluna demam karena terjatuh dari sungai. Sekarang suhu tubuhnya begitu panas, ia pun juga sama khawatirnya. Namun, dia sudah memiliki solusinya.

"Benar, kita tidak memiliki banyak waktu untuk kembali, pergilah dan jelajahi tempat ini. Aku yakin, ada banyak tanaman obat di tempat ini."

"Ah, benar pangeran, aku sampai melupakannya. Alam bisa sangat membantu kita di saat terdesak seperti ini." Robert kembali bersemangat, atas perintah Caspian ia dan beberapa prajurit lainnya mencari tanaman obat dan rempah-rempah lain, untuk dijadikan ramuan.

...

Aluna melihat sekelilingnya, tempat itu sangat asing, entah di mana ia sekarang.

Ia menatap langit-langit bebatuan di atasnya, cukup gelap di sana, tapi beruntung ia masih bisa melihat sedikit benda-benda di sekitarnya.

"Tempat ini... seperti sebuah gua."

"Pangeran! Pangeran! Robert! Di mana kalian?" Berteriak.

Suara Aluna menggema dengan sangat keras, gadis itu menutup telinganya.

"Di mana mereka semua? Mengapa aku tiba-tiba berada di sini? Apa mereka meninggalkan ku?" Mulai takut.

"Panger..." Terhenti.

Aluna melihat cahaya di ujung gua itu. Agak ragu, namun ia tetap melangkah, mendekat, berpikir itu adalah jalan keluar dari tempat tersebut.

"Semoga itu adalah jalan keluar." Lirihnya.

Terima kasih sudah mampir, janga lupa tinggalkan jejak yah...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!