Trauma masa lalu mengenai seorang pria membuat gadis yang awalnya lemah lembut berubah menjadi liar dan susah diatur. Moza menjadi gadis yang hidup dengan pergaulan bebas, apalagi setelah ibunya meninggal.
Adakah pria yang bisa mengobati trauma yang dialami Moza?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Kepulangan Bagas
3 tahun kemudian....
Di sebuah rumah megah, seorang pria tampan berjalan dengan gagahnya. Dia baru saja pulang dari luar kota karena dia dipindah tugaskan ke Jakarta. Pria gagah itu adalah Bagas, tidak lain dan tidak bukan adalah crush Moza waktu di SMA.
Lulus SMA, Bagas langsung daftar AKPOL dan dia lumayan lama dinas di Magelang. Tapi sekarang, dia dipindah tugaskan ke Jakarta membuat dia bahagia karena bisa kembali kumpul bersama keluarganya. Bagas memang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi Polisi, walaupun Papanya pengusaha tapi dia tidak tertarik untuk menjadi pengusaha.
"Ma, Pa," panggil Bagas.
Kedua orang tua Bagas bergegas turun saat mendengar suara anak kesayangannya itu. "Masya Allah, Bagas. Kamu sudah pulang?" seru Mama Reni sembari memeluk putra sulungnya itu.
"Iya, Ma. Mulai besok, Bagas dipindah dinaskan di sini," sahut Bagas.
"Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berkumpul kembali," ucap Papa Heru.
Bagas melepaskan pelukan Mamanya, lalu beralih memeluk Papanya. "Bella mana?" tanya Bagas.
"Bella masih sekolah, belum pulang," sahut Mama Reni.
Bella adalah adik Bagas, dan saat ini Bella baru duduk di bangku kelas dua SMA. "Ya, sudah sekarang Bagas mau istirahat dulu soalnya capek," ucap Bagas.
"Baiklah, sana istirahat nanti Mama bakalan masakin kamu makanan kesukaan kamu," seru Mama Reni.
"Asyik, sudah lama gak dimasakin sama Mama, kangen juga sama masakan Mama," sahut Bagas.
Reni tersenyum, Bagas pun menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Dia memperhatikan kamarnya masih tetap sama seperti dulu bahkan Mamanya setiap hari selalu membersihkan kamar itu. Bagas pun menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia menatap langit-langit kamarnya.
"Ah, akhirnya aku kembali lagi ke kamarku sendiri rasanya rindu sekali," gumam Bagas.
Bagas saat ini sudah berpangkat IPTU alias Inspektur Polisi Satu. Kerja Bagas sangat bagus sehingga dia cepat sekali bisa naik pangkat. Walaupun karirnya cemerlang, tapi Bagas memiliki kisah cinta yang tidak cemerlang.
Lulus SMA, dia masih berhubungan dengan Lula tapi setelah dia tahu Bagas akan melanjutkan ke AKPOL maka Lula langsung memutuskan Bagas karena dia tidak mau LDR-an. Selang 1 tahun, Bagas kembali menjalin hubungan dengan salah satu wanita bahkan dengan wanita ini dia hampir saja menikah tapi ternyata wanita ini ketahuan selingkuh. Wanita itu lebih memilih pengusaha dibandingkan Polisi, karena menurut dia Polisi uangnya sedikit padahal wanita itu tidak tahu jika Bagas bukan anak sembarangan melainkan anak orang kaya.
Malam pun tiba....
Semakin hari penampilan Moza semakin mempesona, banyak pria yang tergila-gila kepada Moza tapi Moza sama sekali tidak tertarik. Bahkan ada beberapa pengusaha muda yang nekad melamar Moza tapi Moza tetap tidak tidak tertarik. Trauma masa lalu, masih membekas di hatinya dan dia sama sekali tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun.
"Moz, ada bunga lagi nih buat kamu," ucap Una ketika masuk ke kamar ganti Moza.
"Bunga dari siapa?" tanya Moza.
"Biasa dari si Luthfi, pengusaha batu bara itu," sahut Una.
"Astaga, dia gak bosan apa setiap hari kasih aku bunga? sudah jelas-jelas aku gak suka," gerutu Moza.
"Jadi bunganya buang aja nih?" tanya Una.
"Buanglah, buat apa aku nyimpan bunga? kaya kurang kerjaan aja," ketus Moza.
Una pun segera melempar bunga itu ke tong sampah. Entah berapa bunga yang Una buang, dia benar-benar tidak mengerti dengan pikiran Moza. Saat ini Moza sedang dandan, sekarang dia sudah pandai sekali dandan dan itu semua Una yang mengajarkan.
Bertahun-tahun berlalu, Moza sudah sangat pro dengan pekerjaannya. Bahkan sekarang penampilan dia sangat seksi, tapi dia tidak merasa takut sama sekali karena Una dan para bodyguard sudah siap untuk menjaga Moza. "Sudah waktunya perform, kamu siap belum?" seru Una.
"Sudah, ayo kita keluar," sahut Moza.
Kedua wanita cantik itu pun keluar dari dalam kamar yang memang disediakan untuk Moza. Di depan kamar, sudah ada beberapa bodyguard yang siap menjaga Moza. Moza berjalan dengan anggunnya, lagi-lagi sorakan pengunjung menggema saat Moza mulai muncul dan naik ke stage.
Satu persatu pengunjung mulai naik ke stage untuk nyawer, tapi mereka tidak ada yang berani macam-macam kepada Moza. Saat ini Moza sudah menjadi DJ papan atas yang patut diperhitungkan. Bahkan ada yang mau nyewa jasa dia pun harus berani bayar mahal, jadi yang berani nyewa Moza hanya bar-bar mewah dan mahal.
Sementara itu di sebuah cafe, Bagas sedang bertemu dengan sahabatnya sejak SMA yaitu Delon.
"Bagaimana kabar kamu? hebat kamu sekarang sudah jadi Polisi, sesuai dengan apa yang kamu cita-citakan sejak dulu," puji Delon.
"Alhamdulillah. Sekarang kamu kerja di mana?" tanya Bagas.
"Kalau aku sekarang kerja di sebuah perusahaan yang lumayan ternama lah, kebetulan aku sudah jadi Manager di sana," sahut Delon.
"Syukurlah."
"Kamu sudah punya calon belum?" tanya Delon dengan senyumannya.
"Calon apaan? aku sekarang mau fokus saja dengan kerjaan aku dulu, pusing mikirin cewek yang ujung-ujungnya hanya bikin sakit hati saja," sahut Bagas.
"Kamu sendiri bagaimana?" tanya Bagas.
"Kamu saja yang tampan belum punya calon, apalagi aku yang punya tampang pas-pasan kaya gini. Lagi nyari ini juga," sahut Delon.
Keduanya ngobrol-ngobrol ringan sembari bercanda. "Eh iya, kamu masih ingat sama Moza gak? cewek yang dulu ngebet banget sama kamu?" tanya Delon.
"Oh dia, memangnya kenapa? dia masih hidup ya?" seru Bagas dengan ledekannya.
"Gila, ya masih hiduplah. Bahkan kalau kamu tahu dia sekarang seperti apa, sudah dipastikan kamu bakalan balik suka sama dia," sahut Delon.
"Jangan ngarang, kalau aku suka sudah dari dulu aja aku terima dia," ucap Bagas dengan cueknya.
Delon terkekeh, dia pun mulai mengotak-atik ponselnya untuk mencari video Moza. "Nih, lihat sendiri," seru Delon sembari memperlihatkan ponselnya.
Seketika Bagas tersedak minumannya dan membelalakkan mata. Dia mengambil ponsel Delon lalu memperhatikan video Moza sedang nge-DJ. "Ini Moza?" tanya Bagas tidak percaya.
"Iya, cantik banget 'kan? mana seksi lagi, sekarang dia itu sudah jadi DJ yang terkenal bahkan dia sudah viral, di mana-mana," sahut Delon.
Bagas masih belum percaya dengan apa yang dia lihat, sampai-sampai Delon mengambil ponselnya kembali. "Kaget 'kan kamu? pasti kamu bakalan gak nyangka kalau Moza akan seberubah itu," ucap Delon.
Bagas terdiam, dia benar-benar kaget dengan apa yang dia lihat. Moza berubah drastis, bahkan dulu Moza terkenal dengan anak yang baik dan pendiam tapi sekarang malah sebaliknya.