"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02 [ Mengandung Anak Majikan ]
SATU BULAN KEMUDIAN
"Tidak! Ini tidak mungkin? Ini pasti salah aku tidak mungkin hamil? Ini tidak mungkin!"
Ia seketika berlutut simpuh, sambil mengelus-elus perutnya, Anaya tidak tau apa yang akan ia lakukan setelah hadirnya janin dalam rahimnya yang jelas-jelas bisa dikatakan 4nak yang tidak diinginkan, berfikir memiliki niat akan menggugurkan sebelum kandungannya membesar, tapi ia tidak bisa egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
"Aku tidak mungkin menggugurkan janin ini ... biarpun janin ini anak yang tidak diinginkan aku tidak bisa melenyapkannya ...aku tidak bisa."
*****
"Apa! Hamil? Bagimana mungkin?"seru Reno.
Reno, Ayah dari darah daging sang 4nak itupun ikut menunjukkan reaksi tak percaya, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Pokoknya aku tidak mau tau janin itu harus dilenyapkan, tidak peduli berapapun kamu meminta imbalannya asal janin itu tiada itu harus!"
Plak
Satu tamparan melayang bebas mengenai pipi lelaki egois itu, belum sepenuhnya hilang rasa frustasinya ia sudah menerima tamparan, apalagi dari seseorang yang martabatnya jelas dibawahnya.
"Aku tidak salah kau berani menampar anak majikanmu?"tegas Reno dengan raut wajahnya yang menegang.
"Iya! Aku berani, kau! Tuan Reno Anjasmara segitu egois kah anda dengan pencapaian dan kekayaan yang kau miliki sampai-sampai hati nuranimu tertutup rapat?"
"Jika iya! Anda bisa apa? Sekarang aku tanya jika aku tidak mau bertanggung jawab apa anda akan bisa memenjarakan ku? Tidak lupakah dengan siapa anda berhadapan saat ini?"seru Reno berbangga diri.
"Aku tidak pernah lupa dengan siapa aku berhadapan sekarang! Yang jelas kalaupun kau tidak mau bertanggung jawab aku tidak peduli! Kalaupun hidupku terlunta-lunta aku juga tidak akan peduli, satu hal! Aku tidak akan membiarkan seorang pun bisa mencelakai anakku, termasuk itu anda! Ayah kandungnya sendiri kau paham! Aku memutuskan mengundurkan diri."
Anaya membalikkan badan, ia sudah memikirkan keputusan yang pas yaitu keluar dari pekerjaan yaitu menjadi asisten rumah tangga, namun ...
"Yakin anda bisa menjaga 4nak yang tidak diinginkan itu?" Masih dalam ruangan yang sama, akan melangkah selangkah, ucapan Reno kembali menghentikannya.
"Kau percaya jika janin itu akan aman biarpun masih berada dalam dekapan Ibu kandungnya sekalipun? Ya ...aku akui kau sangat percaya diri, tapi mungkinkah kau bisa mengalahkan seseorang yang memiliki kekuasaan terbesar seperti keluarga dari Tuan Richard Anjasmara Rahadi?"
"Aku tidak takut! Aku yakin keadilan dan bantuan Tuhan akan memihak ku."
"Sungguh?"
Ting
Ting
Bunyi pesan terdengar masuk dalam gawainya, bergegas memeriksa nampak ekpresi Reno berubah, entah pesan apa yang ia dapat, kali ini wajahnya berubah mencurigakan, sesekali ia menampakkan senyum liciknya.
"Sepertinya bakal ada kejutan besar yang akan kau dapat jika kau masih kekeh mempertahankan janin itu,"ujar Reno.
"Apa maksudmu?"
"Kesalahan terbesarmu ialah, memilih mempertahankan yang salah dan malah melepaskan kebahagiaan yang jelas sudah ada didepan matamu."
"Katakan! Sesuatu tidak akan kau lakukan kan?"
"Mumpung aku baik, aku beri kau kesempatan satu hari untuk memilih antara mempertahankan calon anak haram itu, atau keluarga kamu?!"
"Apa hatimu begitu sangat kejam sampai-sampai kau berniat melenyapkan darah dagingmu sendiri?"
"Cepat putuskan!"
"Tidak! Sekalipun kau mengancamku aku tidak akan pernah takut! Aku tau ini hanya akal-akalan kamu kan?"
"Sungguh jadi kau menantang ku?"
"Iya!"
"Sangat-sangat disayangkan, ini pilihanmu jadi kau sendiri yang memilih! Besok! Lihat saja apa yang akan aku lakukan pada keluarga kamu!"
"Besok pukul 18:00 malam mungkin akan terjadi sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau lupakan! Aku sarankan kau pulanglah cepat aku rasa Papa dan Mamamu sudah menantikan akan kehadiran putri tercintanya ini, mungkin pula ini pertemuan untuk yang terakhir kalinya."
Kata-kata yang barusan diucapkan lelaki berumur 30 tahun itu seketika menusuk ulu hati Anaya dalam sekejap, sikap tegar yang tadinya masih bisa mendukungnya untuk kuat, kini hitungan detik telah lenyap, yang ada hanya sebuah ketakutan dan kecemasan yang tidak bisa ia artikan.
" Apa setelah berhasil menghancurkan hidupku hingga hancur lebur, kau masih punya kejutan lain untuk keluargaku?" Anaya menggelengkan kepalanya tak mampu memercayai ada seseorang se'licik Reno.
"Percuma aku mengatakan karena pada akhirnya kamu sendiri juga akan mengetahui apa maksud dari perkataan yang aku maksudkan ini. Salamku ...aku titip salam pada kedua orang tuamu jika kau masih sempat bertemu, ucapkan maaf jika aku telah tega menghancurkan kebahagiaan putri kesayangannya ini, sekaligus merebut kehormatan Putrinya yang sejak dulu mereka jaga."
Hati Anaya seketika kacau tak tau apa maksud yang dikatakan pria yang kini malah menunjukkan sebuah kebanggaan, jelas ini sudah menunjukkan pada firasat yang ia pikirkan.
Hatinya yang merasakan akan firasat tidak tenang berharap perasaan ini hanyalah perasaan biasa.
BERSAMBUNG
lanjut 🙏