Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1.Ketenangan itu Hilang
"Ambu.. Ambu.. " Ujar Abah berteriak-teriak memanggil Ambu sang Istri.
Sang Istri yang merasa di panggil dia pun datang menghampiri Abah, Ambu merasa heran kenapa Abah teriak-teriak karna biasanya Abah tidak begitu.
"Aya naon Abah? Naha make gogorowokan cigah budak teu di bere jajan? " (Ada apa Abah? Kenapa pake teriak-teriak kaya anak gak di kasih jajan?) Ujar Ambu menjawab sbil bertanya kepada Abah.
Abah terlihat seperti orang yang di kejar-kejar wajah nya pucat pasi keringat bercucuran membasahi wajah dan badan nya. melihat itu Ambu merasa kaget karna Abah biasanya juga tak seperti itu, Abah adalah orang yang sangat tenang dia sama sekali bukan lah orang yang panikan seperti itu.
"Aduh Ambu, cilaka.. Kumaha geura ayeuna? Urang kabeh bakal cilaka" (Aduh Ambu, celaka.. Gimana coba sekarang? Kita semua bakal celaka) Ujar Abah, dia tampak ketakutan.
"Abah, ngomong lalaunan sok caritakeun aya naon? Lain kalah ujug-ujug ngomong bakal cilaka" (Abah ngomong pelan-pelan sok ceritain ada apa? Bukan malah langsung ngomong bakal celaka) Ujar Ambu yang menggerutu kepada Abah, Ambu meminta Abah untuk bercerita.
Abah terlihat menghela napas panjang, Abah terlihat seperti kebingungan mau menceritakan nya dari mana. Abah takut Ambu juga akan merasakan perasaan takut seperti yang dirinya rasakan karna kalau masalah ini di ceritakan bukan hanya Ambu, tapi satu kampung itu akan merasakan ketakutan yang sama.
Kita sebut saja nama Abah adalah Abah Kohar dan Ambu bernama Ambu Iti, mereka menghuni kampung Legok (kita sebut aja itu nama kampung nya) salah satu. kampung yaang berada di Jawa Barat, Abah Kohar adalah sesepuh di kampung itu dia adalah petugas Desa (tapi bukan pak lurah😅) jadi Abah tau semua informasi kampung itu
.
.
.
Meski Abah ragu dia mulai bercerita tentang apa yang dia tau pada Ambu, Abah menceritakan kepada Ambu bahwa di kampung mereka tepat nya di hutan yang tak pernah terjamah oleh orang akan di dirikan sebuah perusahaan. Dan benar saja hal itu mampu membuat Ambu kaget bukan main.
"Deg".
" Astaghfirullah.. Aduh, Abah.. Kumaha? Kumaha engkena lembur urang? Kumaha lamun Mahluk nu aya di leuweng eta ngamuk? "(Astaghfirullah.. Aduh, Abah.. gimana? Gimana nanti kampung kita? Gimana kalau Mahluk yang ada di hutan itu ngamuk?) Ujar Ambu bertanya kepada abah, Ambu benar-benar kaget dengan berita itu dia bingung juga merasa takut kalo sampai benar akan ada pembangunan perusahaan di hutan itu.
Terlihat Abah yang kebingungan, ternyata benar apa yang Abah pikirkan bahwa Ambu akan merasa kaget dengan cerita nya. Dan benar apa yang Abah pikirkan kalau Ambu akan merasa takut pasti nya semua orang yang ada di kampung itu akan merasakan ketakutan yang sama.
" Ceuk Abah geu naon? Sieun cilaka Abah geu. Teu kabayang ke cigah kumaha ngambek na nu aya di leuweng eta"(Kata Abah juga apa? Takut celaka Abah juga. Gak kebayang nanti seperti apa kemarahan nya yang ada di hutan itu) Ujar Abah menjawab Ambu sambil dia juga merasakan rasa takut nya.
Abah tak sampai pikir bahwa di kampung Legok akan ada pembangunan perusahaan, di kampung nya itu sangatlah Asri dan damai. dan mulai sekarang semuanya akan berubah, Abah takut akan kemarahan Mahluk penghuni hutan itu.
BERSAMBUNG
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..